Skip to content

Bakso WR (Aan), where the legend begin

  • by

Bakso bulet seperti bola ping pong, kalo lewat membikin perut kosong…

Sepenggal lirikan lagu masa kecil yang tak jarang menggelitik hati ini bisa menjadi saksi akan ketenaran hidangan bakso dalam kuliner Indonesia. Bentuk penyajian bakso di kota medan ini ada 2 mainstreamnya. Ada bakso nusantara yang pada umumnya kita dapati pada penjual bakso keliling, bakso sinarmas, bakso yang bisa kita nikmati bersama cocolan kecap manis, sambal, tomat dan cuka.

Nah yang kedua adalah bakso yang lebih terkenal dengan nama “Gu Bak Kwetiau”. Sesuai dengan namanya yang dapat diartikan kwetiau daging sapi, bakso ini lebih sering ditemani oleh kwetiau walau tidak tertutup kemungkinan dapat dinikmati dengan nasi, bihun maupun mie.

On our quest looking for a good Gu Bak Kwetiau, kita mendapati salah satu cabang bakso sapi AAN yang terdapat di Jalan Asia. Sebenarnya gerai ini hadir terlebih dahulu dari gerai bakso utama AAN di Jalan Singa. Gerai ini di bawah kendali ibunya AAN yang telah setia beroperasi selama lebih dari 30 tahun. Dulunya lebih dikenal sebagai “Bakso Sapi WR” karena letaknya yang memang persis di sebelah sekolah WR Supratman.

Gerai yang berdampingan dengan penjual mie ayam, soto, babi panggang dan masakan chinese dalam satu kedai kopi ini kerap ramai dikunjungi sewaktu jam makan siang. Bakso sapi yang mereka tawarkan berbeda dengan bakso sapi pada umumnya. Daging sapi yang digunakan dipilih secara selektif untuk menghindari bau yang berlebihan yang biasa terdapat pada daging sapi, kuah yang disajikan juga amatlah jernih, dengan pilihan bakso kasar dan halus sebagai senjata andalannya.

Dengan harga 20rb semangkuk (+5 rb utk porsi Jumbo), maka tak heran dagangannya sering laris. Dan bahkan menurut penuturan ibu ini sendiri mereka sehari menghabiskan 20 kg daging sapi untuk pembuatan bakso saja. It’s worth to try.

5 thoughts on “Bakso WR (Aan), where the legend begin”

  1. Sip, itu juga salah satu favorit, dagingnya ga gitu manis dan kuahnya ada cita rasa tersendiri. Pasti bakal direview, thanks Frendrick!

  2. Gua sih prefer gubakwan surabaya. Dagingnya lebih oke, karna bukan dicincang, melainkan potongan2 langsung. Sebagian besar gubakwan kan menggunakan daging yang dicincang. Kasi review donk yg surabaya…

Comments are closed.

Discover more from Makanmana

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading