Skip to content

Tok Tok Asek

  • by

Tok Tok sebenarnya bukan sejenis makanan. Berawal dari cara sang penjual yang berkeliling menggunakan becak diiringi ketukan bambu dengan irama “Tok Tok Tok…” Disinilah makanan ini akrab di telinga masyarakat Medan.

Jenis makanan ini banyak dijual di tahun 90an, sayangnya belakangan ini sudah susah menjumpai makanan eksotis ini karena selain yang berjualan kebanyakan tidak menetap *menggunakan becak berkeliling, selain itu minat masyarakat Medan terhadap makanan ini sudah tidak setinggi dulu lagi. Salah satu gerai Tok Tok yang paling populer di Medan dijual oleh Asek di Jalan Kalimantan simpang Jalan Sumatera.

Kami masih ingat ketika dulu ketika sekolah di salah satu perguruan swasta yang dekat di Jalan Kalimantan, nama Asek mungkin saja bukan nama asli sang penjual, melainkan sebuah nickname yang diberikan pembeli, karena acek yang suka dirty jokes ini *that’s what we heard. Dan ternyata setelah hampir 10 tahun semenjak tamat SMA, dan hampir 30 tahun acek ini berjualan, perangai acek ini masih sama! Dengan usianya yang mendekati umur 70 ini, Asek masih tetap humoris, rendah hati, dan friendly.

Anyway, Tok Tok ini ialah sejenis makanan eksotis, karena lauk makanan ini terdiri dari jeroan babi, dari kulit, darah, usus, dan dicampur dengan kangkung dan tauge, serta kerupuk dan akhirnya dilumuri saus pekat kecoklatan dengan rasa yang sedikit manis. Tidak semua menyukai makanan ini, anda bisa saja mencustomize apabila tidak menginginkan darah atau usus dan bisa digantikan ke yang lain. Dan memang apabila anda tidak makan jeroan, cobain aja deh hanya kerupuk dilumuri saos, kerupuk Asek ini memang mantap digabungin dengan saosnya. Sebagai tips, nikmatilah makanan ini seketika disajikan dalam kondisi panas, karena apabila sudah dingin, bau amis akan keluar dan rasanya tidak begitu segar lagi.

Satu porsi makanan ini harganya Rp 15.000. Tetapi tergantung juga, beberapa konsumen hanya membayar Rp 10.000. Mungkin saja langganan tetap atau mungkin saja Acek ini sudah mau pulang.

12 thoughts on “Tok Tok Asek”

  1. Makasih Amir, tar pulang medan musti samperin…dah luaama ga makan tok tok (my fav. street food that still survived)

  2. Br sabtu lalu mkn tok-tok asek, but trully tastenya udh berkurang dibanding dl, price 25rb/porsi

  3. yang jual tok tok di di ujung bundaran enak sekali banyak orng membeli nya bukan itu aja tetapi orng orng itu sangat suka
    makanya kalian tes lah pasti enak
    dan lezat kalu siapa yg belum makan tes lah beli di sebrang bundaran kalian pasti ke tagihan yang jual tok tok di sebrang bundaran adalah

    TOK TOK 888 HUYU INILH KOMEN KU

  4. Tok-tok yang ada di bundaran cemara asri dekat danau udah kena “gusur” oleh para penjual setempat yang tidak menyukai ada yang jualan non halal di sekeliling mereka, juga karna dagangannya paling laris dan banyak peminatnya sehingga membuat yang lain agak gerah. Begitulah yang pernah saya dengar. Tetapi dia tetap berjualan di sekitar sana juga, dekat RM. Jemadi Jakarta dan Indomaret.

  5. ini merupakan salah satu favorit saya, selain karena tempat jualan acek ini berdiam di 1 tempat, jadi pas ngidam bisa langsung mampir saja, daripada harus tunggu tok-tok keliling yang kadang nongol kadang nggak. hehe

    cuman belakangan ini, saya sudah agak mengurangi makan tok-tok, kadang2 aja, soalnya takut kolestrol. 😛

  6. krupuk nda tau yah, tapi gimana gitu enak.. apalagi dicampur kuahnya. Ya emang serem sih kalo blm pernah nyoba.. tapi harus panas2 makannya baru enak.. kalo ga sih bau amis.

  7. btw itu krupuk apa ? kulit biba juga ? heheeee
    g liat darah biba lgs serem deh . yg ini skip aja hahaaaaa

Comments are closed.

Discover more from Makanmana

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading