Skip to content

Madam Kwok (Closed)

  • by

Bersamaan dengan hadirnya beberapa restoran baru di Cambridge Mall, kami sempat kebingungan untuk memilih giliran untuk direview. Pilihan akhirnya jatuh ke Madam Kwok – restoran yang menyajikan citarasa masakan Peranakan/ Nyonya, yaitu campuran antara masakan Chinese dengan Melayu yang ber-origin dari Malaysia.

Dengan interior yang lumayan luas dan nyaman, tidak perlu lama untuk merasa comfy dengan sentuhan desain modern namun tetap dibumbui dengan detail tradisional Melayu. Dan ternyata pilihan makanan di menu pun sangat menarik untuk dilihat karena cukup bervariasi dan kebanyakan belum terlalu dikenal oleh masyarakat Medan.

Beberapa menu yang akhirnya menjadi pilihan adalah Tahu Goyang Lidah (25k), Sop Buntut Masak Asam Nyonya Kwok (67k), Kacang Panjang Kriuk (25k), Pomfret Chili Balacan (78k), dan Gurame babah Masak Garam (80k). Harga yang ditawarkan memang cukup tinggi, namun kami tetap antusias untuk mencicipi makanan khas Nyonya di sini.

Sebelum main menu kami disajikan, seporsi Kueh Pie Tie (30K) terhidang. Bite Size Snack yang baru pertama kali kami cicipi ini sengaja kami pesan karena bentuk dan presentasinya yang unik. Walau tak murah harganya, rasa yang ditawarkan cukup unik.

Tak berselang lama, masakan yang kami order pun keluar. Presentasi masakan yang disajikan sangat baik, terkesan mewah dan modern walau kami agak kecewa dengan porsinya yang kecil-kecil. Beberapa menu yang menjadi rekomendasi kami antara lain Sop Buntut yang lezat dengan kuah pekat dan sangat beraroma, dan Kacang Panjang Kriuk.

Sementara itu ikan Gurame Masak Garam yang kami order ternyata sangat bau tanah yang menghilangkan selera makan. Sorry to admit, we left it unfinished. Sungguh disayangkan variasi rasa dari beberapa menu yang ditawarkan tidak konsisten. Menu seperti Tahu Goyang Lidah dan Pomfret Chili Balacan masuk dalam kategori “average” versi makanmana.net.

Setelah selesai mencicipi main course, orderan dessert Es Kacang Merah (28K) dan Sari Rang Kayo (20K) – sejenis puding manis tradisional yang dihidangkan dengan eskrim vanila – pun terhidang. Berbeda dengan menu lainnya, porsi Es Kacang Merah disini cukup besar, tentu saja dengan harga yang tidak kecil juga untuk segelas Es Kacang Merah. Harus diingat sekali lagi bahwa dengan tarif harga restoran mewah dan lokasi yang bergengsi, this restaurant didn’t impress us much. Bagaimana menurut kalian?

16 thoughts on “Madam Kwok (Closed)”

  1. Kami menampung lokasi tempat makan di Kota Medan dengan review objektif dan apa-adanya, foto lokasi maupun makanan-nya. Jika sebuah restoran mendapatkan review positif, you know they deserve it. Demikian juga sebaliknya, hanya dengan review yang jujur ​​sebuah restoran dapat belajar dan bertambah baik. Kami mencoba untuk menulis setiap aspek yang baik dan buruk dalam ulasan yang konstruktif.

    Disclaimer: Kami bukan ahli kuliner. Review dalam blog ini hanya merupakan opini pribadi berdasarkan kunjungan dalam kurun waktu tersebut.

  2. Akhirnya rest malay ini ada di Indonesia. Kapan buka di Jakarta ? Sukses selalu untuk resto ini dan ditunggu deh tim makanmana.net mampir ke Ayam Maknyus

    Ayam bakar no 1 melekat di hati konsumennya. Ada p bondan undah pernah rasakan dan Maknyus katanya

    Mhn bantuannya untuk dipromo ya kawan-kawan

  3. Saya tukang makan, itu bisa diliat dari bentuk badan saya dan perut saya yang rata, rata-rata buncit hahaha. Saya punya cara sendiri untuk menentukan satu restoran ini mao saya coba atau tidak. Harus dicoba atau tidak. Caranya:

    Waktu Madam Kwok baru buka bbrp bulan yang lalu, saya rencana mao membawa teman kencan saya makan enak. Lalu saya bawalah doi ke Madam Kwok, saya berdiri depan restaurant nya, saya buka menu nya, dan saya amati….”WHAT??? Kangkung XXan ribu? WHAT tumis kacang panjang XXan ribu? WHAT?? Kari nya XXan ribu?” tapi di dalam hati donk kan malu ada doi….

    Kemudian saya mencoba menenangkan diri dan think positive, MUNGKIN porsinya lumayan gede, lalu saya liat ke dalam restaurant nya, ke meja orang yang sedang makan. “WHAT??? Porsinya cuma segitu??” Trus kalkulator di dalam otak saya pun berjalan, dengan ukuran badan saya yg sungguh berbentuk begini (Bola juga termasuk bentuk) mao berapa porsi? minimal 4-5 porsi dikalikan rata-rata 40rb ama nasi, minum, tax bisa 200rb dan cuma makan sayur dan daging…

    Trus akhirnya saya memutuskan untuk tidak mencoba makanan disitu. Mungkin saya sendiri mempunyai rumah makan sendiri, jadi saya tau hitung2an modal makanan, dan operational cost, jadi nya saya sedikit “pelit”. Tapi kecuali Madam Kwok has a legendary food yang udah menang kejuaraan, yah its worth it donk. Tapi I don’t know who Madam Kwok is, and for me to pay her premium for Cah Kangkung maybe not.

    Saya pun berdalih ke doi…lagi ga pengen makan nasi….hahahahha akhirnya kita pindah ke cafe belakang Madam Kwok, which is Cosa Nostra, dan having Pasta which is also around 40-50rb-an tapi yah at least bisa kenyang. Untuk rasa pastanya? Yah itu ceritanya nanti untuk lain kali….

  4. Sama seperti umumnya restoran / cafe yang ada di medan yang memiliki interior design yang bagus, namun disertai dengan kualitas makanan yang tidak mengesankan…. suasana dining di Madam Kwok juga santai en mengesankan, but… khusus untuk kualitas makanan nya… have to say… sangat mengecewakan.. Kita pesan Hainamese chicken minta paha atas… dikasih dada… setelah diganti paha atas, ayam yang disajikan pun kelewat masak.. daging nya mengeras.. kulit ayam nya berkeriputan… aroma apa-pun sama sekali tidak ada.. apalagi nasinya…. keras nya sama sekali bukan untuk di konsumsi manusia… 2 menu makanan lain yang kita pesan pun sama juga kualitasnya… sama-sama jelek dan mengecewakan sekali… Kualitas Chef nya sama sekali amatiran atau lebih parah dari Chef nya makanan di jalanan…. namun in all fairness, kualitas manager on-duty nya pada saat itu harus dibilang professional setelah kita komplain kualitas makanan kepada nya….

  5. Personally belum nyoba creme brule sih.. kalo penasaran langsung dicoba aja sis haha..

  6. michael limanto

    menurut saya lihat dari nama nya sich OK, tapi lihat dari ulasannya…beda jauh yg di malaysia setahu saya di malaysia gak terkenal dengan gurami babah masak garam(dalam hal ini gurame indonesia lebih enak(gurame terbang ala lembur kuring atau warung teko) masakan nyonya biasa identik dengan udang asam, laksa,kwetiau penang dll, es kacang yg dihidangkanpun beda jauh… dimana aslinya terdapat ice cream di atasnya lalu di siram gula merah dan sirup merah…serta di dalamnya terdapat kacang tanah,kacang merah,dll

  7. Bandrek mantap

    Aku rasa di kokinya kurang mahir dalam memasak masakan nyonya. dan harus ditraining ke Malaysia 3 hari baru mantap. betul tak ?

  8. Setelah membaca reviewnya, yg menarik perhatian saya hanya Sari Rang Kayo-nya. Tapi tidak terdapat bahasan gimana rasanya, bole diberi bocoran? hahaha… Penasaran apakah mirip creme brule? Pengen nyoba kalo enak… 😀

  9. Yep! Truly agree! With that heavenly price, I didn’t get any impressive food here. To be frank, I’ve tried the Nasi Goreng Buntut Jawa and it’s sucks. Too sticky for ɑ fried rice. Had to add on extra chillies to disguise its akward taste and the fried buntut is just flat at all. The Hainan Chicken rice is not bad anyway and food presentation is good.

Comments are closed.

Discover more from Makanmana

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading