Skip to content

Bakmi Shanghai

  • by

Review ini sebelumnya sudah pernah dipublikasikan tahun 2008, tetapi seiring waktu gerai Bakmi Shanghai yang terletak di daerah Nibung ini nampakanya kian laris. Banyak yang bertanya lokasi gerai ini, memang agak susah dicari pertama kalinya karena terletak di jalanan kecil. Tapi sebagai panduan, ambil dari Jalan Nibung Raya, nah.. nantinya di persimpangan tiga dimana ada Restoran Garuda, masuk dikit aja, terus ada jalan kecil di sebelah kiri, namanya Jalan Dajam Raya. Susur terus dan anda akan menemukan sebuah rumah kecil dengan styling di depan bertuliskan ‘Bakmi Shanghai’.

Tampak dari luar

Rumah makan ini masih dikelola secara sederhana oleh satu keluarga, dimana Acek sebagai tukang masak mie (dan tentunya peracik bumbu dapur), dibantu oleh istrinya yang menyiram bumbu dan daging, serta anak-anaknya yang kerap melayani tamu dan mencatat pesanan. Gerai rumah makan ini tidak berubah sejak terakhir kami review di taon 2008, kecuali partisi bangunan yang dirobohkan, demi areal makan yang lebih luas, tetapi tetap saja ruangan di dalam rumah dengan atap yang rendah membuat anda keringatan selepas makan. Makanya kami lebih prefer duduk di ‘luar’, dekat dengan styling Acek walau hanya tersedia beberapa meja.

Quality control selalu terjaga

Tidak banyak menu yang bisa anda pesan, kecuali yah bakmi Shanghai itu sendiri. Denger-denger asal muasal kenapa diberi nama Bakmi Shanghai, kononnya Acek ini pernah diajari oleh seorang Chef dari Shanghai cara membuat mie ini. Sekilas bakmi Shanghai ini mirip dengan Bakmi Khek, namun sedikit berbeda terutama dari tekstur mienya, lebih halus, licin, dan tidak terlalu kenyal dibanding bakmi Khek yang kami cicipi pada umumnya.

Bakmie Shanghai with a bowl of soup
Close up… u start drooling my friend?

Mie yang diolah dan dibuat sendiri oleh pemilik gerai terasa lebih licin dan lembut. Menurut kami ini yg merupakan specialty dari gerai bakmie ini. Disamping itu, wantannya sangat lezat tidak seperti wantan pada umumnya, rasanya lebih menyerupai wo-tiek *salah satu jenis dumpling, dan kami rasa ini yg merupakan best selling-nya.

“The most visited place for breakfast after morning swimming activity, walaupun kami menyayangkan porsi mie yang sedikit untuk harga yang ditawarkan.” *quote dari review kami di taon 2008 ketika Bobby masih menjabat sebagai Creative director di Aplaus. Still, sampai sekarang porsinya juga tidak berubah. For some, porsinya udah proporsional, but for some others yang udah kebiasa harus makan ampe kenyang, pesanlah yang jumbo. Dan by the way, wantan/pangsit disini juga jangan dilewatkan yah.

Kopi susu

Dan tentunya, segelas kopi susu setelah anda makan akan mencerahkan awal aktivitas anda di pagi hari *lebay*. Seiring waktu, harga makanan selalu berubah. Di tahun 2008, semangkuk mie ini harganya Rp 10.000. Terakhir kalau ga salah 14/15 ribu.

Exclusively designed for Bakmi Shanghai

And btw, setelah beberapa kali mengunjungi rumah makan ini, kami sempat memperhatikan bahwa ternyata anak pemilik Bakmi Shanghai ini merupakan salah satu pembaca makanmana.net. Terbukti dari foto yang dipakai masih terdapat watermark hehe… tapi kami sempat kecewa karena penggunaan foto tersebut tanpa izin… *kalau dikasi tau kan nantinya dikasih foto yang lebih tajam. Anyway, kami ingin berterima kasih karena secara tidak langsung juga sudah mempromosikan blog ini. Oleh karena itu, kami telah men-design poster yang baru untuk anda. Email kami di hello(at)makanmana.net supaya bisa kami kirim yah.

First review photo in 2008

Alamat: Jalan Dajam Raya no 51 (Masuk dari restoran Garuda Nibung lalu belok kiri pada belokan pertama).
Jam operasional: 6.00 – 12.00 (approx)

19 thoughts on “Bakmi Shanghai”

  1. Mie n wantannya enak n mantap. Cuma harga n porsi tidak seimbang.. pdh dulu sblm rame gt hrgnya masi murah meriah… btw tmpt cabenya ud diganti blm y? Ud lama ga mkn d sana krn tmpt cabenya ud usang bgt n diselotip aj.. trus drcselotipnya ud keluar item2 ..jdny beli plg aja dehh…

  2. Memang enak bgt mienya, mgu lalu sya beli yg porsi biasa (13k) dan porsi jumbo (16k). Meskipun sya rasa porsi jumbo serasa porsi normal di gerai mie pangsit lainnya.
    Kemudian, soal rasa mmg teksturnya licin, dn masih enak dikunyah2 lah. 😀

  3. Cage (nama depannya Nicholas bukan? *wink),

    Mie Siantar Biduk juga sudah pernah direview nih. http://www.makanmana.net/mie-siantar-biduk/

    Kalo Bakmi Shanghai melumpuhkanku dengan tekstur mienya, mie siantar biduk itu wantannya nomor satu versi lidah saya. Kulitnya lembuutttt… Kok jadi komentar mie Biduk ya di sini. Hahah….

  4. Menu favorit sarapan! Untung gue tinggalnya dekat jadi bisa sering” makan deh. Tp kalo gue mah ga pernah mesen pangsitnya secara gue jg ga gt suka pangsit, menurut gw malah saosnya yg paling mantabbbb. Buat yg bungkus pulang sebaiknya minta saosnya terpisah aja biar dpt lebih banyak heheh

  5. mie nya bener2 luaarrrr biaaasaaa… tapi rasanya porsinya makin menciut deh ato kita yang makannya kekurangan ya..;)

  6. iya di pan fried gitu, tapi di Medan sebutnya Wo Tiek, bukan Kuo Tiek.

    Kalo wanton (wan than) yang ini direbus.

  7. sudah pernah coba sih bro, boleh lah, tapi yang di biduk juga oke, seperti model mie siantar, oya mau minta bantu nih, ada yang tau dimana bisa dapetin lagi LAMIEN yang dulu buka di PRICESMART / CLUBSTORE.. please, sudah bertahun2 saya hunting ga dapat.. padahal itu mie yang paling enak (menurut saya pribadi)

  8. mie dan pangsitnya memang lembut, tapi cabenya kebanyakan cuka x! Yang perut gk kuat sebaiknya pake cabe potong aja. 7.

  9. Kaga Bram, ini bakmi shanghai di Medan. Sementara kami hanya me-review makanan di daerah Medan sekitarnya… Thanks!

  10. ini bakmi shanghai di jakarta ya?
    dimananya sih? koq ga nemu2… hueheuheuhe
    di pluit kan?

  11. Slurrrppp.. saya kok ga tau ada makanan selezat ini (dari foto dan reviewnya..) ah ke TKP deh

Comments are closed.

Discover more from Makanmana

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading