Skip to content

Prime Steakhouse & Bar – JW Marriott

  • by
interior prime steak house JW Marriot
Long table ala the Godfather

Resto yang terletak di dalam bangunan JW Marriott, sebuah hotel berkelas, pastinya sudah memberikan gambaran yang classy dan exclusive sebelum anda menapakkan kaki di pintu masuk. Prime Steakhouse and Bar ini berlokasi di lantai basement hotel JW Marriott yang dapat diakses dari 2 entrance, entrance via underground parking basement atau via lobby. Resto ini dibagi menjadi 2 lantai, lantai bawah merupakan bar dengan live band stage, sedangkan di lantai atasnya lebih ke fine dining experience, hence the name steakhouse.

interior prime steak house JW Marriot 03
Mix of industrial and classic interior, classy!

Classy interior

Memasuki ruangan ini, suasana interior yang berkelas dengan tatanan lampu yang warm dan penempatan penerangan yang dim namun tidak terlalu gelap memberi rasa nyaman tersendiri. Areal ruangan di lantai atas ini cukup luas, dan yang lumayan impresif ialah sebuah meja panjang yang mungkin cukup untuk 20 orang (gambar paling atas), diterangi oleh light bulb yang menggantung. Kami lalu di welcome dan diescort oleh seorang pelayan dengan outfit yang formal ke meja yang telah kami reserve sebelumnya.

interior prime steak house JW Marriot 02
lower ground – Bar, upper floor – steakhouse
menu book
Menu book

Buku menu yang dibagikan keliatan exclusive dengan leather cover, tapi isinya hanya tulisan…nothing much to see. Sebelumnya kami sudah tahu apa yang akan dipesan melalui menu pdf yang dapat didownload, karena kebetulan pada kesempatan ini kami menggunakan diskon voucher dari SumoSave. Namun ternyata kami baru diberitahu sang kapten bahwa sebenarnya resto ini juga sudah memberikan fasilitas diskon yang sama dengan kartu kredit tertentu di hari senin.

complimentary appetizer
Complimentary appetizer
classic caesar salad
Classic Caesar Salad – Rp 80.000

Karena ini kunjungan kami yang pertama, we went for full course. Sambil menunggu orderan dipersiapkan, hidangan berupa complimentary appetizer dihidangkan. Kemudian dimulai dari Caesar salad, porsinya boleh dibilang sedikit, dengan crouton yang udah masuk angin dan ga crunchy lagi. We’re not impressed with the salad compared to the price we paid.

ginger flavored ox-tail ravioli
Ginger flavored ox-tail Ravioli – Rp 85.000

This particular dish made us surprise. Dengan harga 85 ribu kami sebenarnya mengharapkan sesuatu yang lebih dari sekedar sup dan 2 potong ravioli. Sampai sesapan pertama baru kami sadari, kuah yang begitu simpel namun kaldu yang kaya dan tidak terasa artifisial (bumbu penyedap). Ravioli yang isinya daging sapi pun terasa banget, walaupun pasangan saya merasa sedikit amis.

tasmanian salmon fillet
Tasmanian Salmon fillet – Rp 195.000

Tasmanian salmon fillet, porsinya lumayan, ikan salmonnya fresh, tidak bau amis, dan kalau boleh dibilang saosnya itu… sedikit mirip dengan gulai, hanya lebih creamy. Good taste overall.

wagyu rib eye
220g Wagyu Rib Eye – Rp 485.000

The best steak in town so far

Yang menjadi highlight di malam itu ialah 220g Wagyu Rib Eye steak. Jangan terkejut dengan porsi yang ada di gambar, karena kami request agar setengah porsinya dibuat fully cooked karena pasangan saya tidak dibenarkan untuk mengkomsumsi makanan mentah. They fulfilled our request indeed. Racikan steak oleh chef yang berasal dari Austria ini harus diacungi 2 jempol, restingnya pas sehingga cairan daging (yang biasanya salah diasosiasikan dengan ‘darah’) tidak banyak keluar. It’s so scrumptious, so tender and juicy it melted in your tongue. Dan harus saya akui, dari sekian steak yang saya makan di Medan, inilah yang paling berkesan. Pemesanan 1 porsi steak ini ditemani 2 side dishes, dan kami memilih baked potato dan roasted vegetables, perfect companion. Ada beberapa seleksi saos juga untuk steaknya, but really?! it tasted awesome just the way it is.

traditional apple pie
Traditional Apple Pie – Rp 55.000

Traditional Apple Pie menjadi finale malam itu. Satu potong apple pie dengan presentasi dalam piring panjang yang menggoda ditemani satu scoop vanilla bean ice cream, rasanya lumayan dan memberi rasa kenyang malam itu. Setelah beberapa menit, sang kapten pun menghampiri. Karena tidak banyak tamu malam itu, kami sempet ngobrol dan ternyata sang kapten yang dipanggil mbak Lina ini ternyata sudah berkecimpung di dunia hospitality kurang lebih 8 tahun, yang sebelumnya banyak dihabiskan di kapal pesiar. Ga heran pelayanan malam itu begitu memuaskan.

Kami ditawari teh atau kopi setelah meja dibersihkan. Awalnya kami pikir ini merupakan komplimen, ternyata salah. 2 cangkir Teh Dilmah ini harus kami bayar Rp. 80.000. Oh god why… tapi yah sudahlah, mumpung voucher kami malam itu masih tersisa puluhan ribu.

Just skip to Main Course and dessert

Overall, Prime steakhouse so far memegang title sebagai steakhouse terbaik menurut saya di kota Medan. Penilaian ini bukan hanya sekedar cita rasa, namun dining experience yang berkesan dan servis yang baik dan profesional. Kami akan nabung dulu kembali lagi untuk mencicipi menu lain seperti Braised Spiny Lobster (Rp 598.000) *out of stock malam itu dan Grilled Lamb Spare Ribs (Rp 235.000) yang denger-denger juga merupakan rekomendasi.

Dan tentunya, belajar dari pengalaman sebelumnya, next time we’ll just skip to main course and dessert. Any Tea or coffee for you?

9 thoughts on “Prime Steakhouse & Bar – JW Marriott”

  1. Untah….Ga pernah nanya, but it looks expensive, biasa kan palingan pake kompor Rinnai aja 😛 ini kayaknya keren aja, ada api-apinya keluar dari sampingnya…

    Trus yang bisa masak, tau ga Flame Grilled unik nya dimana? Ini sobat saya si Kurus pengen tau. Ayo sapa yg bisa bantu?

  2. Steak nya enak ya? Iya enak seh, soalnya Flame Grilled.

    Do you ever wonder, Grill nya itu harganya berapa? Then you would figure out why the Steak is damn expensive hahahaha.

  3. Hehe iya nih, tapi kalo pake credit card BCA di hari senin juga dpt 50% *klo ga salah* bagusan ditanya dulu.

Comments are closed.

Discover more from Makanmana

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading