Skip to content

Tip Top Restaurant, Lunch room, Bakery and Cake Shop

  • by
tip top cover

Tip Top Restaurant, Lunch room, Bakery and Cake Shop pertama kali berdiri pada tahun 1929 di Jalan Pandu dengan nama Restoran Jangkie, sesuai dengan nama pemiliknya. Kemudian pada tahun 1934 pindah ke Jalan Kesawan dan berganti nama menjadi Tip Top Restaurant. Dulu hingga sekarang, kawasan Kesawan merupakan pusat bisnis dimana banyak kantor pemerintahan perusahaan asing yang berlokasi disini. Pengaruh penjajahan Belanda berdampak pada konstruksi dan gaya interior yang masih dikonservasi hingga saat ini.

Suasana gathering tempo dulu
Suasana gathering tempo dulu

Anno 1934

Awalnya resto ini menjadi tempat berkumpulnya orang Belanda dari perkebunan maupun pemerintahan untuk menikmati breakfast atau sekedar menghabiskan secangkir kopi Robusta lokal dari Sidikalang yang terkenal di sore hari. Resto ini juga menjadi saksi bisu kemerdekaan Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, Tip Top perlahan mulai dikunjungi penduduk lokal terutama di kalangan menengah dan atas. Menu-menu baru pun bermunculan untuk beradaptasi dengan demand lokal seperti Indonesian dan Chinese Food.

kesawan
Jalan Kesawan tempo dulu
tip top exterior
Exterior Tip Top saat ini
tip top interior ruang AC
Bagian dalam ruangan AC

The building and menu didn’t changed much

Tip Top yang sekarang masih tetap konsisten, walaupun dikelilingi oleh bangunan-bangunan modern. Resto yang hanya terletak beberapa meter dari Tjong A Fie Mansion ini masih mewarisi gaya cafe gaya Eropa, dimana terdapat beberapa meja di bagian outdoor lounge. Spot ini banyak digemari turis, karena selain santai, mereka juga dapat menikmati sebotol bir sambil menghabisi beberapa batang rokok sebelum melanjutkan perjalanan mereka. Selain lounge outdoor, masih terdapat lagi 2 ruangan di dalam, yang satu non-AC (smoking area) dan satunya lagi di bagian paling belakang (non-smoking area) dengan ruangan tertutup dan ber-AC.

tungku kayu api zaman belanda
Tungku kayu api traditional dari zaman penjajahan Belanda

Famous for its traditional cakes and gateau

Terkenal dengan kue-kue olahan sendiri yang masih menggunakan oven batu sebagai pemanggangnya sejak taon 1934 (bayangkan udah berapa lama tuh), tak heran kue disini masih banyak peminatnya, walau boleh dibilang jenis jenis cake dan kue tradisional ini sudah tidak gampang dicari di kota Medan, terutama belakangan ini yang banyak terpengaruh oleh budaya Prancis.

kue roti coklat mini sampan meses
Kue roti coklat mini sampan meses – Rp 4000
cake coklat irish
Cake coklat irish – Rp 4500

Kue sampan meses mini dan cake coklat Irish ini hanya merupakan segelintir dari kue dan cake yang Tip Top sediakan setiap hari. Kami lumayan terkejut akan ragam dan variasi menu disini, dari seleksi hidangan Indonesian food, chinese food, sampai steak dan kue, belum lagi cake. Ga heran juga karena boleh dibilang resto ini tidak pernah sepi pengunjung.

bitterballen
Bitterballen

Sambil menunggu pesanan datang, kami anggap kedua kue tersebut sebagai hidangan pembuka, sekaligus bersamaan dengan Bitterballen, yang mana merupakan snack ala Belanda. Bitterballen ini sekilas mirip dengan kroket yang bentuknya lebih panjang dan oval dan berisi daging.

ayam rendang
Ayam rendang
nasi campur
Nasi campur

Western food is champ here, chinese food…not so much

Disalah satu sisi restoran, terdapat styling yang berisi sajian khas Indonesia, seperti rendang, kari, ikan goreng, beberapa jenis sayur dan kuah. Selayaknya seperti nasi Minang/Padang, hanya saja disini disebut nasi campur. Beberapa pengunjung menggemari cita rasa masakan Tip Top ini, tetapi urusan nasi campur, kami lebih menyukai rumah makan minang yang memang udah spesialis di bidangnya, seperti RM Pondok Gurih dan RM Gumarang.

nasi goreng special tip top medan
Nasi goreng special Tip Top

Nah, kalau nasi goreng spesial ini memang menu yang tak pernah dilewatkan. Tidak seperti nasi goreng yang biasanya keliatan pucat, Nasi goreng spesial ini kelihatan lebih coklat/gelap dikarenakan pemakaian kecap manis hitam. Beberapa potong ayam goreng kecap, emping, dan telur mata sapi sebagai pelengkap. Inilah nasi goreng Indonesia, classic.

nasi goreng kacang buncis
Nasi goreng kacang buncis

Sedangkan nasi goreng kacang buncis ini rasanya lebih flat. Asumsi kami, pihak restoran awalnya menyediakan supply nasi goreng polos dengan jumlah yang banyak, yang kemudian baru dikreasikan kembali, seperti nasi goreng ini contohnya sehingga dari cita rasa pun tidak jauh berbeda. Faktor efisiensi kah?

bistik steak amerika tip top
Bistik Amerika

Steak or Bistik?

Tip Top sepertinya menjadi pionir dalam penggunaan ‘bistik’ dalam menu makanannya. Berbeda dengan steak, Bistik adalah sepotong daging (biasanya fully cooked) yang dihidangkan di atas Hot Plate gambar sapi dan memilki Saus siramnya (biasanya brown sauce atau black pepper). Seiring perkembangan zaman dan maraknya cafe baru yang menghadirkan menu steak atau bistik, tetap saja ada alasan tersendiri kenapa kami balik lagi ke Tip Top untuk menikmati makanan yang satu ini. Anda juga kan tentunya?

Cumi goreng mentega
cumi goreng mentega

Cumi goreng kita pesan sebagai cemilan sampingan. Potongan cuminya lumayan besar, walau tidak begitu crunchy, rasa menteganya kerasa pada beberapa gigitan. Rasanya sederhana, dan sepertinya lebih cocok dimakan bersamaan dengan nasi dan menu ala carte lainnya.

es johor
Es johor

Es Johor, dessert yang dibuat dari ice dengan campuran sirup dan lengkong/cincau (grass jelly) serta beberapa lauk lainnya seperti kolang kaling, nangka, dan taburan sirup coklat ini melepas dahaga. Resep tradisional ini masih terasa vintage tanpa pemakaian sirup artifisial seperti yang banyak digunakan cafe modern.

moorkop tip top
Moorkop

And here is Tip Top signature dessert, Moorkop. Resep yang berasal dari Belanda ini kalau dibanding dengan gambar yang beredar di internet sih sepertinya sudah mengalami perombakan. Lapisan tengah Moorkop biasanya berisi ini digantikan oleh single scoop vanilla ice cream yang kemudian diapit oleh cream puff, kemudian dilumuri coklat cair yang meleleh. Nonetheless it’s still unique dan merupakan menu yang tak terlewatkan juga.

Rich cultural history and conservative menus

Overall, apabila anda berencana datang ke Medan, jangan lewatkan tempat ini, terlebih lagi karena lokasinya yang dekat dengan Tjong A Fie mansion yang juga merupakan salah satu cultural heritage kota Medan. Nilai sejarah dan menu yang masih konservatif dari Tip Top serasa membawa anda kembali ke suasana kolonial. Dan jikalau ada satu restoran yang bisa mewakili kota Medan, tentu Tip Top masuk dalam nominasi kami.

classic hand dryer
hand dryer tempoe doeloe, still functional!

Tip Top Restaurant, Lunch room, Bakery and Cake Shop
Jalan Jendral Ahmad Yani no 92 (Jalan Kesawan) [Foursquare map]
061-4532042 / 061-4514442
www.tiptop-medan.com

This article was first published in Apr 27, 2008

40 thoughts on “Tip Top Restaurant, Lunch room, Bakery and Cake Shop”

  1. Lodewyk van Arnhem

    Sama-sama, ayah saya dari Medan dan pas kami pergi ke Indonesia restaurant ini selalu dikunjungi kami. Sudah jarang restaurant gaya Indische di Medan dan ini satu yang masih ada 🙂 walau rasa makanan tentu diadapteer ke lidah orang Indonesia. Tetap menulis kuliner Medan ya :). .

  2. Lodewyk van Arnhem

    Halo, informasi saja; steak adalah kata Inggris yang diadopsi dalam bahasa Indonesia sedangkan bistik adalah adaptasi dari kata Belanda biefstuk (potongan daging dalam Indonesisch).

  3. hmmm,,, kalau ngomongin tip top mah enak banget cake nya , kecuali muka judes pelayannya semua bt malas ksana, blm lg nyari parkir susah amet Zzzzz. mau beli cake gede sambil mikir mau yg mana aja si pelayan da muka nya mcm mau telan org sembari tny mau yg mn ? gk pake blg bu / mbak. kalau mmg gk mau beli silakan minggir ke samping #Tepokjidat #waitresskurangajar #PelayananJELEK

  4. Pelayanan sangat lamban. Minuman perlu waktu hampir 40 menit baru dihidangkan. Terjadi dalam 2 kali kunjugan saya dalam waktu 2 hari berturut turut.Jangankan kata maaf,sewaktu menghidangkan pelayan dengan expresi spt orang depresi meletakan minuman kami dgn kasar.

    Ovaltine salah satu minuman yg kami pesan sangat encer alias tidak berasa.

  5. Ga nyesal lh makan di Tip Top..
    Ice cream ny pn muaknyus..
    Mantab dn maju terus Tip Top..
    Yg suka kuliner, mari ke Tip Top..
    Biar Tip Top nya ga tutup/bangkrut..
    Biar kita bisa menikmati hidangan Tip Top..
    🙂

  6. pertama liat tiptop d acra tv kuliner. Sbg turis lokal sy lgsung bgegas cri tempat unik ini apalagi lokasinya dkt museum tjong afie yg dicari2 pake se-ma-ngat. Smpai disana sangat2 me-nge-ce-wa-kan. Pelayanya melayani pake muka cemberut (1x sabar). Mgkin perbedaan adat sunda ke batak (pikirku). Kmudian tnya2 menu malah diketusin (2x mulai emosi) . Makanan dtg smbil saling icip2 makanan temen+foto lokasi lumayan ilangin emosi. Tapi ga tahan diliatin. . Hampir smua plynya liatin tapi disenyumin gak ada yg bales malah cemberut. Trahir makanan kmi sisihin minta bill dn pen cpet2 pergi dri situ! Syang bgt tempat seunik dn lumayan enak itu hrus dpet sambutan buruk. Itu pengalaman pertama dan mungkin terahirrr kali

  7. its a good place for relax and enjoy the dinner with your partner.. saya bawa teman bule saya kemari dan dia menyukai tempat ini..

  8. Kalau di Jakarta ada Cafe Batavia…
    di Malang & Semarang adaToko Oen…
    di Surabaya ada Zangrandi..
    Medan punya Tip Top 🙂
    baru sekali kesini,cobain Kwetiauw dan aneka cake nya.Pas weekend penuh banget, dan customernya berasal dari segala macam usia & daerah. Mulai dari opa oma yang bernostalgia,sepasang remaja yang pdkt,keluarga,turis,dan masyarakat Medan.
    In my personal opinion,this place is one of the jewelry in Medan.This place brings all of the glory and the memories.

  9. Makanannya Bagus yang perlu ditambahkan senyum dan kehangatan dari workers khususnya waitressnya saat menyambut tamu layaknya basa-basi profesionalitas bumbu kehidupan lah saya ada mau kasih tips buat workersnya : sepertinya perlu dirangkul dan diberi sugesti yang positif supaya atmosfer ruangan serasi dan dikasih training + bukan ++ .

  10. This was my favorite bakery as a child. I still have very fond memories of this place. I left Medan in 1973 and still think of my favorite bakery very often.

  11. Setuju dengan CHRISTINA, akhir-akhir ini sepertinya pegawainya jadi ngikut trend EGP (Emang Gue Pikirin), tamu yang datang tidak lagi disambut atau setidaknya dipersilahkan duduk (ini terjadi pada kunjungan akhir-akhir ini).
    Bahkan sampai setelah kita duduk dan manggil-manggil pegawainya, baru ada yang datang dan samperin “Mau pesan apa?”
    Sepertinya perlu diadakan penataran atau training khusus buat para pegawainya, biar jangan malas – jangan EGP – lebih peduli…
    Coz what?? It’s the guests whom made TIP TOP RESTAURANT – LUNCH ROOM bisa eksis. Coba ngebayangin saja, sehebat gimanapun citarasa dan keunikan suatu restoran, tanpa servis yang bagus, yang menjadikan tamu-tamu pada males buat dateng, tentunya menjadikan restoran itu tidak akan mampu bertahan lama.

    Overall, untuk rasa dan suasana masih cukup dapat dipertimbangkan, selain atmosphere berbau Belanda juga juga cukup kental…

    Love TIP TOP RESTAURANT – LUNCH ROOM!!!
    Mudah-mudahan dapat terus eksis dan bertahan hingga anak cucu…

  12. Pelayanan waktu terakhir w datang, kurang dech kayakny… Waktu datang, gk ada yg persilahkan duduk.. Padahal waktu itu resto lgi sepi, jadi gk mungkin dijadikan alasan kalau pegawainya sibuk. Udah gitu waktu mau order dibilang tunggu sebentar ya, tapi gak ada yang datang padahal banyak pegawai lagi santai ngobrol”.. Tapi diluar masalah servicenya, makanannya tetap TOP 🙂

  13. Tip Top is not only a restaurant, it is part of our life, part of Medan history. Please preserve it

  14. yg harus dicoba disni tuh nasi goreng kombinasi YANG CHOU nya yg menurut gw nasgor terenak di medan. Stik lidah nya jg mantap.

  15. kami suka es krimnya, dan suasananya yang mirip2 di braga permai bandung, love it !

  16. wkt kecil pnh dibawa almarhum bokap kesini. makan steak yg rasanya juara bngt deh. mudah2an bs ke medan lagi bernostalgia masa kecil. makasiiii tulisannya bikin saya terkenang wkt jalan2 ke medan nemenin papi saya tugas.

  17. Oya, sekedar informasi, tiap rabu malam dan sabtu malam alias malam minggu ada digelar Live Band dari jam 19.00-23.00 wib. 🙂

  18. Saya juga ngefans berat dengan Tiptop! Nasgor specialnya, kue tart irish black forest, sup jagung kepiting, kue tart ultahnya pun enak, bistiknya juga enak, cuman rada mahal dibandingkan dengan menu lainnya.. besok ato lusa nongkrong ahh disana… hahahaha

  19. Kemarin saya bawa teman dari Jakarta makan ke Tip Top.
    Dia ngakunya tertarik dengan atmosfir historikalnya.
    Namun sayangnya, katanya terkesan kurang terawat – harusnya bisa di”pugar” supaya nampak lebih apik, namun tetap orisinil suasananya.
    Mudah-mudahan Tip Top memperhatikan hal ini…..

  20. TIPTOP YANG PALING ENAK ITU KUE SUS BERUT NYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

  21. Wah…terimakasih bnget atas masukan2 nya, gw kalau ke Tip Top cuma pesan Nasi Goreng.
    Steak dan Terakhir kali cuma makan Nasi sayur nya doank
    Berarti sperti Sotong goreng Mentega, ice cream, cakee nya harus juga di coba
    Dan Croket ala belanda nya

  22. Sorry Nelly I lost the receipt tetapi rata2 makanan disini di bawah 50rb, kecuali untuk steak dari harga 50-60rb.

  23. biasanya ada review harganya juga, kali ini kenapa tidak ada? Please diberi harganya untuk semua menunya yg menarik bangettt karena saya sangat amat penasaran n pengen pergi mencoba (tidak pernah makan di TipTop cuma sering beli cakenya) tapi pas lagi bokek.. hahahhaa.. 😀

  24. Kalo gw rasa seh mungkin perasaan nostalgia dan trend saja, selebihnya untuk makanan terasa biasa saja.
    Tapi memang untuk urusan cake dan ice cream tetap TIP TOP paling unik.

  25. makanan di restoran tiptop emank top,terutama chicken steak,risoles n pastry nya…tapi tolong donk kepada pemilik tiptop utk merenovasi sedikit interiornya…terasa agak kotor rasanya…saya ngerti kalo tiptop tetep pengen mempertahankan konsep tempo doeloenya tapi ga ada salahnya donk kalo gedungnya direnovasi sedikit namun ttp mpertahankan konsepnya. baik meja,kursi,dinding dan kamar mandi sudah terlalu tua deh..
    contohlah konsep restoran waknoer misalnya..tetep ada konsep kuno tapi bersih dan enak dipndang..thanks..

  26. Doeloe, waktu saya masih kecil, saya masih ingat saya pertama sekali makan yang namanya bistik itu di sebuah restoran namanya Cafe Borobodur. Kalau anda tidak tau Cafe Borobodur yah ga apa-apa. Trus apa hubungannya ama Tip Top? Seingat saya dulu, waktu saya masih kecil yang namanya Cafe itu belom banyak, kalo dengar yang namanya Cafe exclusive sekali, pasti ada jual nya Bistik.

    Jaman doeloe waktu saya masih kecil saya tidak tau istilah “Steak” tau nya yah “Bistik” dan Bistik itu adalah hidangan sepotong daging yang dihidangkan di atas Hot Plate gambar sapi. Dan bistik itu juga ada keharusan memilki Saus siram nya.

    Setelah beberapa lamanya, akhirnya cafe Borobodur tutup, karena masa kadaluwarsanya, tergulung oleh ombak (Mulai lebay nya) Cafe-cafe di kota Medan yang mulai bermunculan, dimulai dari cafe-cafe seperti cafe franchise dari Bandung, Kintamani, yaitu Music Cafe. Sejak itu revolusi Cafe di Medan. Semua mal-mal mulai bermunculan dengan konsep2 cafe nya, dan tidak sedikit juga yang sudah tenggelam cafe-cafe nya, just look at where Music Cafe now? Kalau anda tidak tau yang namanya Music Cafe, you make me feel so old!! hahahaha. If you don’t know Borobodur Cafe I can’t blame you, itu uda tutup lama sekali, even waktu saya terakhir makan itu saya masih umur 12-an I think. Namun masih banyak juga yang masih berjaya hingga sekarang seperti, seperti salah satu nya adalah Fountain Cafe. Nah loh kok jadi ngomongin Fountain Cafe, sabar ya pembaca, I will get to Tip Top in a while. You need to know posisi Tip Tip dibanding dengan Cafe-cafe modern sekarang ini, so you can appreciate Tip Top. Hahahahahha

    Sadar atau tidak sadar, gaya makan Bistik, atau bahasa kerennya Steak, orang Medan itu sungguh amat sangat dipengaruhi oleh cafe-cafe pioneer seperti Cafe Borobodur dan Tip Top Cafe. Since there’s no more Cafe Borobodur, saya tidak akan membahas Borobodur lagi, but Tip Top Cafe.

    Saya tidak akan membicarakan sisi sejarah Tip Top Cafe, tentang pendirinya, atau yang punya, dan anak cucu nya bla bla bla bla, itu pelajaran sejarah. Hahahaha, tapi yang mao saya bicarakan adalah How Tip Top Cafe yang membentuk kebiasaan makan bistik orang Medan. How important this Tip Top Restaurant bagi orang Medan.

    Cafe-cafe di kota Medan bole come and go, dengan gebrakan gebrakan menu terbaru nya, dan dengan daging-daging import wagyu, kobe, dan segala jenisnya, tetap aja banyak cafe-cafe tersebut yang come and go. But look at Tip Top, dari resep jaman Belanda, resep jaman dulu, tidak pernah ada gebrakan apa apa, tidak pernah ada promosi bank manapun, ga pernah renovasi dengan tema apa pun, masih aja survive ampe sekarang. Canggih ga tuh? Pernah mikir ga kenapa bisa?

    Okay, lemme put you into a perspective. Doeloe, iya doeloe, kalo ngomongin Tip Top harus selalu dimulai dengan kata doeloe hahhaha. Doeloe waktu kecil, saya pernah dikirim buat nimbah ilmu di negeri kangguru, disana saya mulai belajar yang namanya makanan bule itu kayak apa. Saya masih ingat, saya dibawa oleh guru pembimbing kita ke sebuah peternakan sapi, dan disana lah saya pertama sekali makan yang namanya “STEAK”

    Talk about freshness, disitu sapi dipotong, disitu pula lah kita makan dagingnya, hahahaha. Trus ada satu kejadian eye opener, menambah wawasan, waktu disuguhin steak nya, saya langsung potong, dan makan sepotong, trus loh kok rasanya tawar, cuma sedikit asin, dalam hati bilang “Mana enak?” dan dengan lugu nya saya bertanya ke pelayannya, bole minta saus nya gak? Dia liat gw sambil bengong, dan ga ngerti gw minta apa hahaha. Kenapa dia tidak ngerti? karena emang mereka ga punya saus nya. Jadi mereka makan Steak nya PURE wangi dan rasa daging sapi asli, cuma ditabur garam dan lada merica hitam. (Emang ga semua restaurant ga pake sauce, cuma kebetulan this is a Restaurant Peternakan Sapi, mereka makannya original taste)

    Cuma kita orang Asia lah, yang kalau makan sesuatu itu harus menggunakan bahan tambahan, seperti: Sambal (Sounds familliar?), Saus Tomat, Saus Mushroom, Black Pepper Sauce, Saus Asam Manis utk ikan, Saus Tiram utk Sayur, Kecap Manis, Kecap Asin, Mirin, and things like those.

    Kalau anda suka makan Wagyu or Kobe, anda pasti tidak mao citarasa daging sapi nya ketutup bau Mushroom Sauce or Blackpepper Sauce rite? Kenapa orang suka pakai saus? First it is because of habit, kebiasaan, atau Second karena itu daging sapi murahan lokal bau nya ga enak, jadi yah pakai saus buat nutupin kekurangannya.

    Jadi harus dimengerti, bahwa Tip Top lah yang mengajarkan kita (Kita itu bisa nenek, kakek, papa, mama, paman, tante, elo dan gw) pertama sekali budaya makan bistik pakai saus. Makanya kenapa Tip Top ga bisa tergulung jaman? Karena sadar tidak sadar Tip-Top telah melatih lidah kita untuk terbiasa dengan bistik, dan no matter how, kita masih akan teringat terus akan cita rasanya. Just like First Love, itu susah dilupakan.

    Cafe-cafe yang bermunculan zamannya seangkatan dengan Music Cafe itu, sebagian juga menu nya mirip-mirip dengan Tip Top, terutama hidangan bistik nya. I’m not saying bahwa cafe-cafe itu curi resep Tip Top, ga juga lah itu kan resep jaman Belanda dulu, sapa aja juga bisa masak, ga susah kok, cuma saja just because Tip Top duluan yang menjualnya jadinya semua cafe-cafe yang bermunculan setelahnya hanya membantu memperkuat posisi Tip-Top sebagai Pioneer, yang laen cuma ikut-ikutan doank.

    Also please put it mind, saya tidak lagi membicarakan Cafe upscale seperti Traders, BelMondo, Brothers dll yang menjual daging import. I’m comparing apple to apple, TipTop dan cafe-cafe yang punya menu more or less mirip TipTop yang sedang kita bahas.

    Banyak cafe di Medan, yang lata, yang suka ikut-ikutan trend. Kalau mao dibilang, they called themselves Cafe tapi yang mereka jual bukan Coffee nya tapi makanannya. Yah can’t really blame them juga, soalnya yah kalo kasih nama contoh: Kerenan mana Apple Cafe atau Restaurant Apple atau Rumah Makan Apple? Hahahaha sebagai konsumen yang hipster, keren, dan trendy anda pilih masuk ke mana? Jujur aja.

    Look at Tip Top, ga pake embel-embel CAFE, dia pake TIP TOP RESTAURANT – LUNCHROOM gede-gede, ga pake cafe-cafe-an. But yet people still come in. So I hope now you understand how important Tip Top Restaurant di kota Medan.

    Oh ya, kita baru ngomongin menu Bistik nya doank loh, belum nasi gorengnya, ice cream nya, dan bakery nya hahahaha. But for now I think it is enough for you to understand posisi nya Tip Top Restaurant di zaman yang serba modern ini.

Comments are closed.

Discover more from Makanmana

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading