Skip to content

Tea & Cake Cafe (Closed)

  • by
Azumi matcha cake and Red velvet

Dari sekian banyak cafe yang kononnya menjual kopi sebagai menu andalan, Tea & Cake Cafe goes out of stream dengan menghadirkan sebuah cafe yang menyajikan teh dan cake. Resto yang hadir belum lama ini menyajikan konsep yang sedikit berbeda dengan cafe lainnya.

A competitor's look :p
The look of a competitor

Kami hadir di minggu hari ketika break photo shooting Savorsnap untuk klien yang kebetulan berada tak jauh dari cafe yang berada di Jalan S. Parman simpang Jalan Karo. Sebuah rumah yang berada tepat di simpang ini kemudian didesign dengan pemakaian warna pastel yang dominan biru dan wallpaper serta didukung furniture classic ini membuat overall cafe ini keliatan… feminim. Terus terang aja kalo yang datang kesini laki semua pasti ngerasa out of place.

Boleh dibilang kami lumayan beruntung karena awal datangnya, setengah jam kemudian tempat ini ramai dikunjungi. Setelah melihat menu yang semuanya berupa tulisan, langsung bingung karena ga ada gambaran, lalu ditanyalah ke pelayannya dan berikut yang kami pesan.

Fettucini Chicken - IDR 45.5
Fettucini Chicken – IDR 45.5

Fettucini chicken mengawali makan siang kami yang dibandrol dengan harga 45.5 ribu, sebuah harga yang tidak murah, namun tidak sebanding dengan rasa yang ditawarkan, sedikit flat dan kering, namun potongan ayamnya memang generous.

Spaghetti Aglio Olio - IDR 33,5
Spaghetti Aglio Olio – IDR 33,5

Pedas, aglio olio disini pedas. It’s less oily. Porsinya lumayan cukup untuk bikin kenyang, setelah anda meneguk minum untuk menutup rasa pedasnya. Tekstur mienya lembut dengan taburan cheese flakes, something we never imagine dari presentasi Aglio Olio yang biasanya light and simple.

Signature Beef Curry - IDR 45.5
Signature Beef Curry – IDR 45.5

Dari western food kita pindah ke Indonesian food. Ada Signature Beef Curry, yang mana seharusnya kata ‘signature’ menjadi andalan dari sebuah cafe. But wait, a ‘Tea & Cake’ concept tapi menjual Kari? Anyway, kata ‘signature’ mengundang rasa penasaran kami. Tampilan presentasinya memang sederhana namun elegan, dengan dishware yang keliatan berkelas, namun begitu dicicip, kuahnya terlalu asin apabila tidak dicampur dengan nasi. Potongan daging beefnya tidak alot, namun kami sedikit kecewa karena didalam kuahnya hanya ada daging doank, we’re expecting something more dengan harga yang dibayar. It’s different kalo dibanding dengan kari tabona, dimana kari ini lebih berat ke aroma Indian menurut kami, but surely we couldn’t finish the sauce with that level of salinity.

Nasi ayam rica rica - IDR 39,5
Nasi ayam rica rica – IDR 39,5

Nasi ayam rica-rica, menurut kami sih ayam rica-rica khas Manado aslinya tidak seperti ini, lebih keliatan seperti nasi ayam sambal balado. Sayangnya rasanya tidak semenarik penampilannya.

Genmaicha

Now we get into the tea section. Ada banyak jenis teh yang disediakan, saking banyaknya you get no idea, karena seperti sebelumnya tidak ada gambar di menu. Secangkir genmaicha yang dipesan Leo sepertinya jadi satu penyesalan, terutama setelah melahap nasi ayam rica-rica. Genmaicha ini dalamnya hanya merupakan satu sachet tea bag, dengan harga IDR 23, imagine the markup.

Classic Ice Lemon Tea

Classic ice lemon tea, cappucino dipesan, as a safe bet karena dari sekian banyak menu minum yang lumayan tinggi harganya, the staff had hard time explaining the menu with fancy name, seperti Tokyo Fog di bwh ini (yg dibelakang euy warna hijau), which basically is green tea latte.

Cappucino and Tokyo Fog
Tokyo Fog – IDR 33 & Cappucino – IDR 25

The only part yang mengobati kekecewaan kami ialah ketika desserts dihidangkan. Pina Colada, Red velvet, Azumi Matcha Cake, Shacer Torte kesemuanya memiliki citarasa yang baik dengan harga yang lebih bersahabat, IDR 27,5 for each. Ga heran sih, karena semuanya diracik oleh Yuni dari Yunn’s Cakes & Desserts yang menjadi salah satu pemilik cafe.

Pina Colada
interior tea and cakes

Overall, menurut kami sepertinya citra dan jati diri cafe ini masih belum jelas dengan konsep yang mereka tawarkan terutama dalam citarasa dan penambahan tipe makanan yang mana sudah jauh melebihi konsep sebuah tea & cake house yang kami bayangkan pada awalnya sebelum mengunjungi tempat ini. Beautiful interior, high price, good cakes, average drinks, and need to improve foods.

46 thoughts on “Tea & Cake Cafe (Closed)”

  1. Halo, saya pernah makan di tnc. Pernah takeaway jg..bbrp kali. Saya dan suami setuju, kekuatan tnc ada di cake jg teh. Saya sgt menggemari black tea tnc. Jg ragam cakes jg cupcakes. Saya percaya, tidak smua cafe/ resto yg baru buka langsung JEDAR..dgn sluruh menunya unggulan. Saya merasa, warga medan cenderung lekat dgn Chinese, bataknese, melayu foods. No offense, no hard feeling. Bbrp warga yg saya kenal, memang jd seperti tajam, menusuk dll menyangkut perbedaan rasa terutama rasa manis juga teksturs cake. Ada beberapa warga yg memang hanya kenal 1 jenis cake, shg varian-rasa-tekstur cake yg lain dianggap gagal/ tidak jelas/ ga mutu. Mungkin ini hanya perbedaan krn ke-kurang kaya-an perbendaharaan ragam-cita rasa kuliner. Berhubung tnc skrg sdh tdk open kitchen lg. Hanya cakery saja, saya berharap varian, cita rasa cake yg lebih oke lagi. Shg tnc makin maju lg.

  2. kalo udah liat food store di jkt, liat harga tea and cake menurut aku gak kaget lagi, standar aja sih buat tempat makan cantik, soalnya tempatnya aja cantik

  3. Dear Debby,

    Thank you atas komentarnya.

    Boleh tanya kapan dan bagaimana Anda memesan kue ombrenya (Datang langsung atau pesan lewat telepon?) Kami tidak membuat kue Ombre warna peach putih, karena memang tidak ada di list daftar warna. Boleh minta no. kontaknya agar kami bisa infokan setelah kami menyelidiki hal ini? Boleh di smskan ke 0821.6868.3666 saja. Thank you ya.

    Tea & Cake Management

  4. paling kecewa itu dihari ulang taun aku mesen ombre cake wrna peach putih eh mala dibuatin wrna ijo tosca malah aku nya mau pigi lagi jd trhambat semua garagara pelayan yg ga detail

  5. Minggu lalu saya datang untuk take-away cakes. Mengecewakan. None of the cakes tastes good. Azuki matcha: matchanya terasa aneh. Taro: konsepnya bertabrakan. Ombre: buttercreamnya eneg bgt. Waitressnya juga tidak tau nama kue yang saya beli. Melihat bgt lama kuenya sampai saya sendiri yang mengatakan nama kue yang saya beli. servicenya kacau.

  6. Saya juga pernah ke Tea n Cake beberapa bulan sebelumnya ” waktu baru buka ” emank banyak yang sangat tidak sesuai…..tapi harusnya sekarang sudah lebih baik ya….ntar mau coba lagi…..Semangat ya…..Belajar dari pengalaman….Januari ada promo lagi?

  7. Thank you kepada para Customer yang sudah setia datang ke Tea & Cake selama ini.. 🙂 There’s no us without you…

    BIG Thank you juga kepada para pecinta kuliner atas saran, komentar, dan kritik yang membangun untuk Tea & Cake. Kami selalu berusaha meningkatkan mutu makanan dan minuman, dan kualitas pelayanan di petit bistro ini 🙂

    Mari kunjungi Tea & Cake dan nikmatilah suasana yang cozy dan santai, apalagi di siang-siang hari setelah bermacet-macetan di luar. 🙂 Di bulan Desember ini ada promo kartu kredit 50% food only jadi pastinya bagi yang belum pernah mencoba, ini saat yang paling tepat untuk Anda.

    Secangkir teh, sepiring kue, suasana yang nyaman… Keep calm and have a very merry holiday, folks!

    Tea & Cake Management

  8. pas browsing keliatan review ini baru keingat minggu lalu wkend sy ke cafe ini bersama keluarga. lumayan ramai karena ada promo mega kartu kredit diskon 50% food only.

    well, tempatnya menurutku sih santai gak bising2 banget mungkin karena tempatnya juga gak terlalu besar. Kami order truffle fries, salmon, chicken maryland, beberapa cakes dan teh. luar biasa banyaknya macam teh disini, kami coba yg Monk’s Pear, lumayan cocok dan kami minta refill beberapa kali sampe puas deh..

    overall sih makanannya enak, cakes oke cuma variasi di showcase tidak begitu banyak, jadi kurang ada pilihan. mungkin juga karena rame jadi kehabisan…
    harga ekonomis banget apalagi ditambah ada promo 🙂 will come back again.

  9. Baru ke sana tadi malam, sepi bngt. Tapi makanannya enak bener! Yg dipesan utk hidangan utama kalo gk salah ada Grilled Chicken, Spaghetti Aglio Olio, Spaghetti Tom Yam, Beef Stroganof. Untuk kue, yg dipesan hanya Chocolate Devil dan dapet Red Velvet(buy 1 get 1 free untuk promo bulan Oktober saja).

    Aglio olionya pedas. Tapi cocok di lidah. Yang sedihnya tu di keroyok tuh aglio olio gw :'(
    Spaghetti Tom Yum nya boleh-boleh aja. Rasanya ada sedikit asam2 kyk lemon, dan sedikit pedas. Bumbunya close enough dgn tom yum sungguhan
    Beef Stroganof nya lembut dan creamy. Daging sapinya kurang empuk sih. Tapi udah mantap.

    Red Velvetnya boleh dicoba. Tapi karena udah kenyang, cream cheese nya jd ikut bantu penuhin perut. Not too sweet and not too bitter though.
    Chocolate Devil nya juga harus dicoba soalnya coklatnya lebih tebal dari chocolate fudge. Rasanya very chocolatey!

    Waitress nya kali ini agak berpengalaman. Semuanya dijelaskan dengan baik dan mudah dimengerti.

    Harganya hampir 400rb untuk 4 orng termasuk 2 minuman, 1 cake(soalnya yg satu kan free dri promo), 3 main course.

    Well, this is a great experience for my first-time visit here. Thanks juga untuk makanmana.net buat reviewnya. Hehehe

  10. Aglio olionya lumayan enak, bumbunya terasa & gak hambar…

    Nasi ayam rendangnya juga enak…

    Overall, its worth to try…

  11. Ronny, reviewnya kan udah lama, pastinya dari manajemen resto sudah memperhatikan masukan dan harapannya semoga mereka bisa lebih baik dari sebelumnya. Membandingkan resto lain itu sih nurut gw ga relevan karena masing2 resto memiliki cita rasa tersendiri.

    Monggo dicoba gan, kalo enak sapa tau balik lagi, kalo masih ga enak yah mohon dikomentari lagi disini supaya mrk tau hehe…

  12. dari pertama kali lihat outdoor design dari luarnya aja uda merasa cafe ini pasti mahal-mahal menunya. Eh setelah baca review di atas, rupanya benar insting saya.

    Harga Bintang Lima tapi Rasa Kaki Lima??? . Mantap benar kata-kata ini.

    Ah nga jd lagi deh niat testing menunya. Hehehe bagusan ke Food Print Cafe aja deh, krn byk diskonnya.

  13. Thats why i always love makanmana.net hahaha.. soalnya review nya jujur banget *thumbs up

  14. Had lunch here on several sunday afternoon and ga serame yang dibilang reviewers yang lain.. Mgkn cuman timingnya kali.. And consider a relatively small sized cafe..

    Food wise: ayam rica for me is good.. Fettucine enak.. Porsi yang pas ga terlalu bikin negg..

    Drinks wise: java lychee is choice #1 for me, but generally semua iced tea nya is refreshing and generous portions too..

    Cake wise: lupa nama cakenya.. But yang chocolate semua dhe.. Red velvet is good too..

    Pricing wise: seingatnya bill was abt 300+rb for 3 persons, ordering 3 mains, 3 drinks and 2 cakes to share.. I think its rather reasonable for the portions, considering dining at other venues can easily set u back 150rb and up a person for a main, drink and dessert.. (Talk abt 45rb ice cream in certain restaurants)

    Kalau mau makananya cepat, avoid peak hours, which seemingly for this resto is during late afternoons on weekends.. Otherwise.. Its a unique place to relax to slow music..

  15. design yg cukup bagus n eye catching. lokasi juga not bad, cuman agak susah parkir.

  16. Actually the place and the food is not that bad. Mungkin tergantung target marketnya sih. Yang adopt culture ‘tea time’ pasti mereka2 yg memang bisa afford suasana dan harga segitu. So, murah atau mahalnya relatif. 🙂

  17. Setuju dgn William, utk teh, walo diimpor, mmg lbh wangi yg sachet. Sorry, but honestly, kita ke sana ber5, semua makanannya bukan standard resto. Harga bintang lima makanan kaki lima 🙁

  18. Sama dengan kasus di singapur lah! Ada yang jual kwetiau $35. Di complain sampe ke koran. XD

  19. Yup. Gw ga permasalahkan reviewnya kok. Harus ada review to lift the standard up. 🙂

    Saya cuma harap agar semua orang yang ingin agar kuliner medan maju, to be more forgiving. 🙂

    Sekadar sharing. Kuliner di medan itu ga mudah. Para praktisi restoran tau lah seberapa mahal dan ribet buat masukin barang dari luar. Things such as: hot dog, beef, even mushroom!

    Saya kadang sampe hand carry naik pesawat. :p

    Keep up the good work, makanmana!

    PS: pengecualian pada pemilik restoran yg arogan dan lkasar. Nah, yg ini agak susah dimengerti krn unlike many things, hospitality doesnt need to be imported. 🙂

  20. Memang agak sulit seh untuk berbisnis kuliner di medan, abis makanan2 di kaki lima aja udah enak bgt jd kl udah nyampe tempat berkelas spt cafe gt, ekspetasi jd tinggi terakhirnya ya jd kecewa kl cuma disuguhi makanan biasa.

  21. Yes Chris, gw setuju kalo resto ini baru buka, need a lot of improvement and tweaking, and I see this review as a feedback, though harsh as if it may sound to some of you, trust me none of the review are intended to ruin one’s business.

    Gw senang juga koq kalo di Medan ini banyak tempat baru buat makan dan hangout. I hope Sri and the management took this with a grain of salt. It’s better to write something honest but valuable rather than smile in front of your face but stabbed you in the back, which most of medanese do… if you know what I mean.

  22. Sri is a good friend of mine. As a fellow F&B business owner, I lend my support to her for taking risk to introduce new concept.

    Lihat positifnya aja. It is just opened for a while, so there will be a lot of tweaking. I can feel the same thing in my case. New concept will always be bumpy.

    Kalo ga ada yang mencoba untuk take risk, di medan cuma dipenuhi mie pansit ama sate padang (no offense for those two foods, I like them) 😀

  23. kmaren pernah nyobain ma tmen2 , untuk makanan … baru pertama sekali kami semua serentak tidak menghabiskan makanan …. mungkin hanya menyentuh 1/4-1/2 porsi saja …mi goreng, nasi goreng , spagethi ga ad yg pas…. mungkin chef nya lagi cuti atau apa pd saat itu … untuk teh , rasanya masih enakan beli yg sachet (dilmah tea) … da gitu waiter nya di tny jg ga gitu ngertos … untuk bagian kue … baru bisa di blg oke … and we all agree to say ‘ not for second time ‘

  24. Waited FOREVER to enjoy the food. Makanan dan minumannya biasa saja, ga sepadan dengan harganya 🙁

  25. teh favorite saya adalah houjicha dan 1pot bole utk berdua. pairing dgn cake kesukaan saya Rasberry chocolate cake. main entree favorite saya adalah Aglio Olio Mushroom, memang serasa pedas bikin buat mau tambah 🙂 Overall price klo dibawah 100rb/org saya rasa reasonable aja.
    nice hangout place for weekdays, terasa santai.

  26. nurut gw fair2 aja dech harga teanya. First, itu bisa direfill and second, 1 hidangan bisa untuk berdua..

  27. hahahaha, setujuh bro, cafe di medan yg digemari pasti ada jual mi sop, lontong, nasi prang, kwetiau, klo ga ada, pasti dibilang ga lengkap makanannya 😀

  28. Mgkn mmg lebih condong ke tea and cake nya ya, kalo makanan cuma sampingan kali ya. Di medan kl cafe nya cuma jualan cake dengan teh gk bs survive neh.

  29. Overpriced banget, esp untuk teh yg rasanya hambar&setuju dgn ayam rica2nya: mmg ga recommended. Kecewa banget 🙁 Btw, nunggu sejam utk makanannya. First time ke sana, ga bakalan mau balik lagi..

  30. pernah coba makan cakenya. menurut saya, cake yang enak itu lembut dengan sponge yg tidak terlalu kasar. itu tidak saya dapatkan pada cake di tea and cake. untuk tea nya okay, walaupun harga yang ditawarkan cukup lumayan. tp msh bisa didengar.

  31. Cakenya really tempted..pernah coba red velvetny dan cheese creamny enak..
    Kalau utk cakenya bisa special order untuk low sugar atau sugar free ga ?

  32. Design Cafenya saja yang ok… harganya luar biasa, makanannya biasa aja… Kari ayamnya di permukaan luar hangat, di dalam dingin… atau memang begini sajiannya?

  33. Gw pernah komplain about the food d tnc. Dan gw tidak di charge untuk food tersebut!

  34. New concept cafe in town. Well, maklum2 aja sich dengan kekurangan2 itu, namanya juga baru buka. Sederetan S.Parman itu jualannya makanan chinese dan out of nowhere ada Tea n Cake. Beda sendiri. Nice 😀
    My favourite sich Matcha cake nya. Selalu take away kalo abis facial dari seberang
    hihihihihi

  35. Bbrp teman di mdn ada recommend tea&cake.. Tp sayang karna tinggal di luar kota dan blom sempat visit mdn, jd masi blom sempet nyoba.

    Kalo soal harga, saya rasa harga segitu untuk pasta itu standard2 aja, apalagi untuk cafe/resto di kota2 besar sprti jkt, sby, dan mdn yg berkonsep sperti cafe ini. Kalo tidak salah, pasta di pizza hut saja harganya 30rban. Harga minumannya jg menurut saya standard ya untuk konsep cafe begini.

    Next time kalo ada k mdn pasti bakal coba tea&cake.. Kalo uda coba baru bisa comment taste nya ehehhe 🙂

  36. disppointed with the food!
    ayam rendang atau kari kalau g slh,rada2 g bisa bedain 😐 yg dihidangkan msh terasa dingin seperti baru dikeluarkan dari kulkas..
    tidak sepadan dengan price yg dibyr 🙁

  37. Dear Leo,

    Terima kasih atas tanggapannya.

    Kami tidak bermaksud ‘membohongi’ konsumen, tetapi kami menyadari kurangnya penjelasan akan membuat konsumen salah paham. Untuk kedepannya, kami akan berusaha untuk memberi penjelasan agar konsumen dan pembaca sekalian akan memahami teh dari Tea and Cake, dan alasan kami menyajikan sesuatu dengan cara tertentu.

    Saya lupa menambahkan kalau teh dari Tea and Cake akan dijelaskan secara tulisan saja (with no Visual) karena kami percaya konsumen akan lebih memahami ‘feel’ teh yang kami tawarkan melalui kata-kata. Setelah melakukan market research, kami menyimpulkan bahwa konsumen akan merasa daun teh yang berbeda terlihat lumayan sama dari segi visual. Of course, konsumen boleh request melihat daun teh sebelum memesan 🙂

    Rekomendasi saya: everything is nice! 🙂 Karena selera dan mood orang setiap saat berbeda-beda, jadi alangkah baiknya jikalau pilihan Anda disesuaikan dengan mood dan selera Anda disaat memesan.

    Black Tea for a perfect morning and afternoon tea, Green Tea for a perfect rewinding moment and health-conscious customers, and Herbal Tisanes for those who wants a relaxing moment in the evening as well as for those who seek medicinal benefit. It’s your choice, your moment. 🙂

    See you at Tea and Cake soon!

    Sri

  38. Thanks for your reply Sri, and thanks for explaining the tea bag, mungkin kedepannya agar konsumen tidak merasa ‘dibohongi’ dengan harga yang tinggi, setidaknya perlu dijelaskan melalui menu atau dari waiters.

    Any recommendations on the tea?

  39. Dear makan-mana,

    Saya sebagai perwakilan dari manajemen Tea and Cake sangat berterima kasih atas saran dan pendapat dari Anda. Masih banyak yang perlu kami benahi, dan masukan Anda dan pembaca akan kami tanggapi dengan serius untuk meningkatkan mutu pelayanan kami di kemudian hari.

    Ada beberapa hal yang perlu kami jelaskan kepada Anda dan pembaca seputar teh yang kami sajikan. Teh kami dapatkan dari berbagai tempat di luar negeri dalam bentuk tea leaves (daun teh). Setibanya di Medan, kami masukkan ke dalam individual tea filter bag agar memudahkan proses penyajian dan menjamin takaran yang sama untuk setiap pot of tea. Mutu dan kualitas teh dari Tea and Cake terjamin tinggi karena saya sebagai co-owner memilih sendiri jenis teh yang disajikan, dan harganya juga tidak dimarked up tinggi (memperhitungkan biaya kirim, bea cukai, dsb ).

    Tokyo fog adalah nama populer dari Green Tea Vanilla Latte, dan kami minta maaf atas kurangnya penjelasan dari waiters kami. Akan kami tingkatkan lagi mutu pelayanan.

    Menu yang tersedia adalah untuk sementara, menunggu menu resmi kami selesai dicetak. Kami minta maaf untuk hal ini. Di kemudian hari, please expect menu yang lebih jelas dan menarik.

    Terima kasih dan kami menanti kunjungan berikutnya dari Anda dan pembaca sekalian ke Tea and Cake.

    Sri
    Manajemen
    Tea and Cake

  40. Waitress nya sedikit senyumnya,trs ga boleh milih tempat duduk
    padahal siang bolong tadi masi banyak yg kosong
    Untung cake nya enak,hehe..

  41. Paling kecewa itu tehnya yg sachet tea bag dgn harganya yg mahal. Makanannya mahal dgn porsi yg sedikit. Dessertsnya biasa aja.

Comments are closed.

Discover more from Makanmana

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading