Skip to content

Dr. Owl Coffee Shop

  • by
Penataan interior Dr

Bila diibaratkan, perkembangan bisnis kedai kopi di Medan sungguh bak jamur di musim hujan. Buktinya, kini ada satu lagi pemain baru yang hadir untuk ikut meramaikan jajaran tempat hang out di Medan yaitu Dr. Owl Coffee Shop yang berlokasi di Jl. Pemuda Baru II no.11.

Suatu sore selepas kerja iseng-iseng saya mampir ke Jl. Pemuda Baru II yang tak jauh dari kantor saya. Saat melihat-lihat bangunan di sekitar, secara kebetulan saya menemukan sebuah kedai kopi dengan tulisan besar Dr. Owl Coffee Shop di kaca jendelanya. Mungkin karena cuaca sore itu berawan dan beberapa sepeda motor terlihat parkir di depannya, kedai kopi itu tidak terlihat mencolok. Sebuah papan tulis kecil yang diletakkan di depan coffee shop memaparkan beberapa menu pilihan hari itu.

Wallpaper lucu di Dr

Untuk menjawab rasa penasaran, esoknya saya berkunjung ke Dr. Owl pada jam yang sama. Bunyi gemerincing lonceng angin di atas pintu seolah memberitahu kedatangan saya hari itu. Suasana masih sepi, bahkan tak terlihat seorang pun pramusaji yang siaga. Tapi saya terlanjur dibuat terkesima oleh penataan dekorasi interiornya yang apik. Ilustrasi burung hantu yang artistik di sepanjang dinding juga sangat menyita perhatian. Berbagai ornamen kayu dan bantal warna-warni di kursi semakin menambah kesan playful terhadap konsep ngopi di Dr. Owl. Meski ruangan tidak begitu luas, namun rasanya cukup nyaman sebagai tempat berkumpul bersama beberapa orang teman.

Setelah menunggu beberapa saat, seorang waiter kemudian muncul dan membawakan buku menu. Variasi hidangan yang tertera tidak banyak dengan pilihan makanan ringan ala kedai kopi umumnya, seperti pancake, kaya toast, dan wafel, beserta beberapa hidangan main course “wajib” seperti nasi goreng dan kwetiau.

Roti Bakar Unyil

Karena di rumah sudah tersedia masakan ibu, saya pun memutuskan untuk memesan makanan yang tak terlalu berat sore itu, yakni Roti Bakar Unyil seharga 13 ribu dengan varian rasa coklat keju atau strawberry. Saat disajikan, penampilan pertamanya cukup tempting. Meski ukuran rotinya mungil, rasanya gurih karena filling coklat dan kejunya yang melimpah, sehingga mirip tokoh si Unyil yang bertubuh kecil tapi banyak akalnya.

Mungkin dengan melihat isi roti bakar ditambah selai coklat dan strawberry di luar, porsinya kelihatan banyak dan menguntungkan. Tapi sampai pada potongan ketiga, rasa eneg pun muncul. Belum lagi tekstur roti tawarnya yang berminyak cukup membuat saya berhenti dan memilih membungkus sisa satunya lagi untuk dibawa pulang.

Cappuccino

Next, sesuai namanya, tentu saja baik buruknya sebuah coffee shop sangat ditentukan dengan kualitas kopinya. Hanya dengan harga 15.000 rupiah, pesanan Cappuccino saya disajikan dalam porsi yang cukup besar. Dari ilustrasi burung hantu di permukaan cangkir kopi yang senada dengan wallpaper, Dr. Owl tampaknya cukup cermat dalam mengaplikasikan konsep burung hantu hingga ke bagian-bagian yang mendetail.

Bagi yang suka kopi dengan kadar susu yang tinggi, maka Cappuccino olahan Dr. Owl termasuk pilihan yang cocok. Menurut saya, meski tampilannya tidak semenarik latte art, rasa Cappuccino yang disajikan cukup manis dan creamy dengan foam yang lembut di atasnya.

Selain kualitas hidangan, pelayanan juga merupakan aspek penting dari sebuah bisnis kuliner dan ini merupakan salah satu hal yang perlu ditingkatkan oleh pihak manajemen Dr. Owl, mengingat performa para stafnya yang cenderung malu-malu dan belum memiliki product knowledge yang memadai.

Finally, berbekal konsep yang unik dan tata ruang yang menarik tentu merupakan nilai tambah bagi sebuah usaha kedai kopi. Tapi layaknya tempat makan yang masih seumur jagung pada umumnya, Dr. Owl Coffee Shop setidaknya masih memiliki kesempatan untuk melakukan peningkatan dari segi kualitas makanan, pelayanan, serta promosi agar publik lebih familiar dengan keberadaannya.

P.S.: Bagi yang suka ngopi sambil internetan, free Wi-Fi juga tersedia.

Artikel ini merupakan kontribusi Elvy Tan, seorang penulis lepas, penyuka traveling dan photography. Sehari-harinya bekerja sebagai graphic designer di salah satu perusahaan di Medan. Find out more about her at @Elvy_Tan

20 thoughts on “Dr. Owl Coffee Shop”

  1. Cozy but small. Cappuccino really damn sweet. It was like 70% of sugar inside. Yucks! Would like to try the toast bread but no stock?? Wifi error ! Not recommended place.

  2. Owl coffee hari minggu buka? Dan bukanya jam brp min? Sl nya pas dtng jam 11 blm buka jg

  3. Wuihhhh jd kangen nie ke tempat itu,menu favirite gw nasgor ikan asin wiuhh mantap nyesel klw g coba itu heheheheheeh. Palagi karyawannya imoet imoet ya walw ada sikit ndut ndut sich tp tak maslh pelayannay lumayan baik kok ;p.

    Sukses ya buat 511 n coffe shoopnya 🙂

  4. Design Interior yang cukup menarik. Hampir seluruh sudut bahkan gelas juga pakai burung hantu.. Konsep yang cukup berani nurut saya.. Sepertinya mau test untuk mencicipi kopi olahan Dr. Owl.. Anyway, boleh info buka dan tutup jam berapa?

    Thanks in advance..

    Cheers

  5. seblm miramar ad bank mayapada nah msk jl sblh bank itu cafenua sblh kiri. sy k sana lg kmaren. mereka ad buat menu baru nasi goreng cetar.agak lucu sich hmpr sm syahrini cetar membahana tp yg ini katanya beda knapa dblg cetar kita bs milih tinggkat kepedasannya mau yg biasa,pedas atw cetar extra pedas. minuman nya owl wosdom tue enak bngt segar rasanya prpaduan trg belanda jerik n straw beri

  6. Aduh lokasinya dimana ya:'( saya sudah carik sampai 4 hari ndk ketemu jugak -_- didekat. Restoran miramar jugak ndk ada huh . Kasi infonya dong mas mbak .

  7. Highly recommend bt tempat ni kalau mau nyantai n mau menyendiri… suasananya nyaman diiringi lagu klasik, sayang ad suara tv yg menganggu… but ttp nyaman. N try pancake dr.owl yg memiliki rasa lime, beda dgn pancake yg slama ni sy makan :p

  8. tempatnya bagus dan harganya juga tidak terlalu mahal cocok buat tongkrongan semua kalangan,,,,

    saya uda datang kesana n ok.

  9. lebih tepatnya diseberang praktek dr.Binarwan Halim,SpOG
    merupakan bagian dari Hotel 511

Comments are closed.

Discover more from Makanmana

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading