
Kalau bicara tentang kuliner Medan, apalagi jika topiknya tentang bakso, misop, dan kawan-kawannya… nggak akan lengkap rasanya tanpa menyinggung tentang street food yang satu ini, yakni Misop Methodist a.k.a Misop Pak Haji Siran (alm.) yang namanya tak pernah redup meski eksistensinya sudah puluhan tahun.
Nah… kebetulan sekali untuk gerai miesop ini didatangi 2 kali oleh kru makanmana dan kontributor kami Elvy, so it’s a collaborative review, read on π

Entah sudah berapa kali saya melewati warung tenda yang dulunya selalu mangkal di seberang kampus almamater saya (Univ. Methodist Indonesia) tapi karena berbagai faktor, tak pernah sekalipun saya mampir untuk mencobanya. Harum aroma uap kaldu yang mengepul-ngepul dari gerobak mie selalu membekas di benak hingga akhirnya saya diajak beberapa orang teman untuk ngumpul sambil makan siang di sana.

Kalau bukan karena ajakan itu, saya nggak akan tahu bahwa sudah setahun warungnya pindah dari spot lamanya, yaitu di samping pagar sebuah rumah tua. Ternyata setelah bertahun-tahun ditelantarkan, kini di sana berdiri sebuah rumah makan yang megah dan keluarga pak Haji Siran jadi terkena imbasnya. Warung misop mereka akhirnya bermigrasi ke Jl. T. Cik Ditiro, tepatnya di sebelah kiri dari restoran fast food Korea, UFC.

Apabila suatu makanan terkenal akan kelezatannya, ke manapun ia pergi pasti tetap dicari orang. Begitulah fenomena yang kami lihat hari itu. Keramaian di lokasi yang baru masih sama seperti sebelum kepindahannya. Space yang lebih luas juga bisa menampung lebih banyak pengunjung dari berbagai kalangan yang umumnya datang dengan mobil-mobil mewah.

Sebelum memesan, kami lebih dulu βdibombardirβ berbagai pertanyaan, misalnya jenis mie yang diinginkan (mulai dari bihun, mie kuning, dan kwetiau), apakah campur tauge, jeroan, atau dagingnya saja. Meski orderannya banyak, kami tak dibuat menunggu lama. Porsi yang disajikan nggak mengecewakan dengan potongan daging dan kuah yang melimpah hingga ke bibir mangkuk.

Baksonya sendiri hanya 4 butir tapi tekstur dan aroma dagingnya jelas terasa, nggak seperti bakso abal-abal yang kebanyakan tepungnya. Jatah daging sapi yang banyak juga terasa empuk karena direbus lama. Kuah kaldunya lebih kental dan berminyak dari misop yang pernah kami coba. Tapi sayangnya rasa kecap di kuahnya terlalu dominan dan beberapa potongan urat yang keras menjadi poin minus untuk menu hari itu.

Terlepas dari rasa kecap yang dominan, tidak heran dengan asupan daging dan tulang yang bejibun, kuah bakso ini terasa kental dan kaya banget teksturnya. Mengingatkan kembali akan kentalnya kuah Sop Kambing Kumango… Demi alasan kesehatan, kami biasanya tidak menghabiskan kuah tersebut daripada nelen lipitor.

Boleh dibilang sebenarnya kami kenyang bukan karena makan mie, tapi karena kebanyakan asupan daging sapi! Menurut saya, selain service yang cepat dan daging misop yang banyak, tak ada yang begitu spesial dari salah satu street food termahal di Medan yang dibandrol 25 ribu per porsinya. Tapi biar bagaimanapun, beda orang beda selera. Itβs just a matter of taste.


Mie Sop Methodist
Jl. Hang Tuah No.17, Madras Hulu, Medan Polonia, Kota Medan, Sumatera Utara 20151
0822-2607-7398
https://goo.gl/maps/365cMLs1Z7K2
Kasih alamat nya donk.. Katanya da pindah.. Kemna ya π’π’π’
aq akan kembali
jd kangen utk ngumpul2 di depan umi medan
aq pasti akan kembali
Salah di tubuh lu Dut. Gw sering makan, tapi no problem at all. Harus balanced lah, pemasukan harus diimbangi pengeluaran Dut..! Hahahahahaha…
Don’t be too extreme regarding hygiene issues. Have you ever been to a 5-star hotel and visit the kitchen? I’ve been there for several times (sorry, I can’t mention the names of the hotels) and believe me, you don’t want to eat the food if you have seen the process. Sounds ridiculous? That’s the fact.
@Leo iya, agak sibuk beberapa bulan ini, hahaha, yeah it is good to be back too
@Bocah gendut Glad to see you’re back π lipitor sediakan bro lain kali hahaha…
Abis makan ini…URAT LEHER GW LANGSUNG JEGANG!! KOLESTROL GW langsung naek….SADIS!! Sejak itu gw ga pernah makan lagi….ENAK but KILLER!! HAHAHAHAHA
pindah kemana yah? gak di jln Hang Tuah lagi?
coba saja makan pecel lele nusa dua atau nusa jaya lupa namanya, di jalan patimpus, seberang deli plaza, komplek seluar 1 itu… *tepuk jidat* soalnya higienisnya, tapi penikmatnya selalu banyak π
Klo bole tau, jam berapa tutup?
enak banget nih min, udah lama gk kesana.. eh rupanya da pindah..
I believe they do have, but then again… it’s street food, gotta deal with it π
I’m not gonna eat at place without water source
maksudnya?
Btw, koq gak muncul di halaman awal ya ? browser saya yg bermasalahkah ?
Mantap bikin ngiler..uda lama gak mkn disana..jd tau dari info ini kalo uda pindah tempat..tar coba ah..ketempat yg baru..
Ini uda lama banget tuh.
Jd. Ngilerr tar balik medan mau makan ahhhh….
Fotonya menggiurkan kali!!! Dahsyat blognya makanan kaki lima aja bisa difoto sampe beneren ngiler n pngen banget makan.
Maju terus makanmana!
Comments are closed.