Skip to content

Seafood Bang Agam

  • by
Panggangan Agam

Seafood Bang Agam ini tempatnya tidak sulit ditemukan karena lumayan eye-catchy dan terlihat rame dikunjungi oleh para penikmat kuliner, tepatnya di pojokan antara Jl. Kapten Jumhana dan Jl. Asia, sesaat sebelum memasuki area Komplek Asia Mega Mas. Sayangnya kami agak kesusahan mencari tempat parkir karena berada tepat pada persimpangan yang trafik-nya padat.

Banner Agam
Indoor Agam

Seafood bang Agam ini walau lokasinya terbatas tidak menutup kemungkinan untuk berjualan seafood sahaja. Selain berbagai jenis kerang rebus dan makanan laut, juga tersedia Lontong Sayur dan Nasi Soto.

Panggangan Agam

Pada kesempatan kali ini, berhubung personelnya sedikit, jadi kami hanya mencoba makanan lautnya. Mungkin di lain waktu, kami akan kembali untuk mencicipi kerang rebusnya yang kelihatan segar dan banyak pilihannya.

Nasi Gurih Agam

Nasi Uduk (Rp 5.000) ditempat ini gurih dan nikmat, dengan aroma yang memikat. Rasa gurih nasinya tidak terlalu berat.

Sayur Asam Agam

Seporsi Sayur Asam (Rp 10.000) dihidangkan beberapa saat kemudian, sayur asamnya agak kurang nendang sih, tekstur kuahnya nggak terasa bahkan terkesan agak encer.

Kepah Tauco

Kemudian kami juga memesan Kepah Tauco (Rp 27.000), walaupun nggak bisa dibilang nikmat, namun masih bisa ditolerir. Perpaduan rasa manis, asin dan pedasnya lumayan pas, namun kuahnya agak berminyak.

Ayam Bakar bang Agam

Masuk ke menu highlightnya…

Nah, selera makan kami akhirnya sedikit terobati dengan hadirnya Ayam Bakar (Rp 11.000). Bumbunya nikmat dengan daging ayamnya yang lembut, apalagi kalau dicocol dengan sambal kecapnya yang menggoyang lidah.

Gurami Bakar Bang Agam

Last but not least, Gurami Bakar (Rp 40.000) juga direkomendasikan. Olesan bumbunya merata dan sangat terasa meresap ke dalam daging.

Untuk panggangan sih, seafood Agam ini boleh direkomendasikan…walau ga semuanya mantrap. Yang udah nyoba nasi sota ama nasi gurih, bagi-bagi yah reviewnya hehe…

17 thoughts on “Seafood Bang Agam”

  1. “Seafood Bang Agam ini tempatnya tidak sulit ditemukan karena lumayan eye-catchy dan terlihat rame dikunjungi oleh para penikmat kuliner, tepatnya di pojokan antara Jl. Kapten Jumhana dan Jl. Asia, sesaat sebelum memasuki area Komplek Asia Mega Mas. “

  2. Horeyyy Bang Agam dilipuutttt….
    Kerangrebusnya juaraaaa nyamnyamnyam..
    kalo kesini cuma makan kerang rebus aja gak ada yg lain :))

  3. Ya saya setuju, kebersihannya kurang, pernah makan sekali. Nasinya sudah dingin, mungkin karena sedang ramai. Dan yang paling tidak mengesankan adalah dari segi kebersihan, pernah lihat orangnya bersihkan ikannya? Perhatikan saja, ga bakal akan nongkrong disana lagi.

    ( maaf hanya memberikan opini berupa kritikan)

  4. Pengalaman saya tidak begitu kok. Mungkin kejadian terisolir kali yah?

    Dari segi kebersihan, mungkin agak kurang, tapi sudah di priced-in dari harganya. Kalau mau lbh bersih, banyak restoran seafood lain seperti Hawaii di dekat Medan Plaza.

  5. scallop nya enak.. biasanya order scallop trus di masak sambal balado or tauco..

  6. Kerang Batu nya MAKNYOS. Must try deh. kalo ikan bakar kemarin kena nya agak amis yah. tapi untuk kerang rebus, disini recommend banget.

  7. Menurut saya sih saos nenasnya enakan yg agam , dulunya juga suka papa kerang , tapi setelah nyoba agam , jd prefer ke agam, campuran saos nya lebih nendang dan pas komposisi nya

  8. “Pada kesempatan kali ini, berhubung personelnya sedikit, jadi kami hanya mencoba makanan lautnya…”

    Sapa suruh ga ngajak gw….?

  9. bro @Medanfoodhunter: gimana dengan Papa Kerang, persimpangan Jl. Sutomo ujung dan Bambu 2? disana terdapat scallop, kerang bambu favorit saya juga. hahaha…

  10. Sejak menemukan tempat ini tahun lalu, saya hampir setiap bulan nongkrong di tempat ini. Alasan? Kerang dan siput! ^.^” Paling favorit adalah siput macan dan kerang tapak kuda. Namun, untuk tapak kudanya tidak selalu ada. Mungkin review lanjutannya bisa dibahas tentang kerang2an nya? 😀 Dimasak rebus doank ama bumbu nenas.

Comments are closed.

Discover more from Makanmana

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading