K-Pot Korean Cuisine (Closed)

Like K-Pop, the Korean craze hit Medan recently. Mulai dari musik, budaya, dan akhirnya…kuliner. Sebelum kehadiran restoran yang baru ini sih udah ada juga restoran Korean yang menyediakan BBQ, yaitu Angry Korean BBQ. Kehadiran K-Pot tentunya meramaikan varian kuliner Korea yang boleh dibilang langka di Medan.

Beralamat di kompleks Multatuli, langsung satu hal yang bikin stress…cari parkir! Restoran ini buka mulai pukul 5 sore, so guys… no lunch yah. Ruko 1 pintu itu terletak pas disebelah Food Print Cafe. Perlu diakui, ruangan 1 ruko itu kurang maksimal untuk mengakomodasi pengunjung yang datang, terlebih lagi ketika menu makanan seperti BBQ dan Haemul Jjigae yang dihidangkan ke meja disajikan dalam wadah yang cukup besar.

Lantai 2 pun tersedia dan terdapat ventilasi, cocok buat yang pengen barbeque-an. Di lantai ini, jarak antar meja lebih leluasa namun siap-siaplah dengan kepulan asap bbq dan aroma daging yang dipanggang.

Banchan (Korean Side Dish) selalu menemani setiap hidangan BBQ ala Korea. Kimchi is one of them for sure, namun herannya hanya 4 jenis yang dihidangkan malam itu, berbeda sekali dengan pengalaman makan di tempat lain yang biasanya lebih dari 5 jenis. It’s free refill tetapi seperti biasanya, setelah 3-4 kali request it’s ‘sold out’, namun ironisnya kemudian nampak dihidangkan di meja sebelah.

Salah satu menu yang hampir ditemukan disetiap meja ialah Haemul Jjigae (180 rb). Menu dengan harga fantastis ini bisa dibilang porsinya untuk bertiga. Seafood, beberapa sayuran seperti enoki, sawi, kol, dll dan direbus dengan bumbu khas lalu instant noodle dicelupin ke kuah. Setelah masak, langsung siap dihidangkan diatas meja. Untunglah harga yang dibayar sesuai dengan ekspektasi. Udang yang dipakai juga ukurannya lumayan besar, berikut juga porsinya.

Dolsot Bibimbap (75 rb), salah satu Korean signature dish. Boleh dibilang menu ini seperti nasi campur. Presentasi awalnya bagus, nasi ditanak diatas hotpot lalu digarnish dengan daging, wortel, sawi, jamur, jagung, seaweed lalu diceplokin kuning telur mentah. Setelah itu, mulailah proses mengaduk hingga semua bahan tersebut bercampur.

Pork Japchae (60 rb), atau lazim disebut tumis tang hoon. Tentunya resep disini berbau Korean. Porsinya sih lumayan juga dan rasa yang ditawarkan juga not bad.

Sam Gyeop Sal (90 rb). Nah daging pork belly ini seharusnya digrilled diatas wadah BBQ dengan corong, namun apa daya karena keterbatasan tempat di lantai 1 daging tersebut akhirnya dihidangkan di meja dalam kondisi siap makan. Tentu saja demi kemudahan ini menguntungkan, tetapi justru Korean BBQ ini yang enak adalah suasana dan experiencenya toh? Dari sekian menu yang enak dinikmati, sayangnya menu yang satu ini sedikit miss. Ntahlah karena memang penyajiannya yang menurut kami kurang atau memang rasanya masih perlu improvement.

Secara keseluruhan sih, makanan yang dihidangkan malam itu above average. Walau harus dibayar mahal, kualitas makanan yang disajikan tidak mengecewakan. Service was quite prompt too walaupun traffic pengunjung malam itu tinggi. Sedikit hal yang kami kecewakan ialah pembatasan Banchan setelah beberapa kali refill. Dengan porsi sekecil itu dan jumlah diner melebihi 5 orang seharusnya lumrah apabila kami request refill beberapa kali dalam batas wajar dan akhirnya kami merasa malu sendiri karena sudah ditolak halus bahwa side-dishnya habis namun masih disajikan ke meja lain.

On the other hand, if there’s one restaurant serving Korean Cuisine closest to being authentic, we’d vote for K-Pot.

K-Pot Korean Cuisine
Kompleks Multatuli Blok AA no 40
061-77900011
Senin Libur
Selasa-Jumat: 17.00-22.00
Weekend/Public Holiday: 11.00-15.00 / 18.00-22.00

Nb. Buat kamu yang pengen nyobain Korean BBQ tapi yang pork-free boleh dicoba Dae-Bak di Jl. Timor no T1-T2 Komp. Jati Junction. (We will review soon)