Warung Kak Yus

Udah dari dulu kami pengennnn banget mengunjungi Warung Kak Yus, tapi sayang karena hari minggu dan libur tutup. Ironisnya juga, tempat ini berjualan dalam waktu yang singkat, 2 jam lebih dan semua sold out. Yah—jangan anggap remeh warung sederhana ini, tempat yang walau kurang memadai, setidaknya sudah pernah dikunjungi pak Bondhan dari Wisata Kuliner lho.

Lokasinya sih di Jalan Pandu, kurang visible sebagai tempat makan karena warung ini berada didalam doorsmeer. Biar gampang, warung ini terletak disebelah kiri jika anda baru saja melintasi rel kereta api. Warung Kak Yus ini berseberangan dengan Asean Delight restaurant.

Dan…kedatangan kali ini pun boleh dibilang naas, karena salah satu menu andalan mereka, ikan acar—habis terjual, padahal waktu baru menunjukkan pukul 13.30. Nasib baiknya, acarnya masih tersisa #maksa jadi kami pesan ikan nila panggang (35rb) dan ikan pare, yang bisa dikombinasikan dengan acar dan sambel hijaunya.

Tidak seperti nasi Minang/Padang, customer dihidangkan sepiring nasi sayur , yang kemudian bisa di top-up dengan lauk lainnya seperti sambal jengkol, dendeng sapi, ikan gembung, kakap, dsb.

Soal rasa? Tidak diragukan lagi. Biar lebih nikmat, makan pake tangan. Nasinya diaduk dulu dengan siraman kuah gulai atau kari, lalu diaduk dengan lauk. Hal ini lazim sih kalo kamu orang Medan. Kerap tamu dari luar Medan yang kami bawa makan di restoran sejenis selalu menggunakan sendok garpu. Alhasil? Ga bercampur kuah dan bumbunya…mana sedap!

Dari sekian banyaknya menu yang kami pesan dan habiskan, total biaya yang dikeluarkan kurang lebih 30rb/pax untuk 3 orang. Harga yang relatif jauh lebih murah daripada restoran Padang/Minang berkelas seperti Gumarang dan Garuda.

Dengan harga yang murah tentunya ada aspek yang dikorbankan juga donk. Kebersihan dan kenyamanan menjadi kendala utama. Tempat ini selalu ramai dan kadang kala anda harus duduk berhadapan dengan orang lain. Untunglah ada sebuah spot di samping warung ini, muat untuk kami bertiga.