Skip to content

What to Eat: Street Food in Lubuk Pakam

So, it was a short time for me to stay at Pakam City this Lunar New Year’s Celebration. Tapi untungnya, waktu gue cukup untuk menikmati kulineran Lubuk Pakam dan mengembalikan kenangan masa kecil.

Untuk kamu yang berencana ke kota Pakam atau mungkin sedang di Pakam tapi kamu run out of idea untuk kulineran di sini, kamu bisa ikutin beberapa legendary street food guide yang gue rangkum ini.

Kedai Kopi Jengkol

IMG_7174

Kedai kopi yang satu ini umurnya udah sangat-sangat senior. Kalau kamu lahirnya di tahun 1956, nah, umur kamu sama dengan kedai ini. Kedai kopi ini sangat membekas di memori masa kecil gue karena gue yang sering banget iseng ‘ngemis’ Ang Bak atau Char Siew. πŸ˜€

IMG_7173
Mie Pangsit (13rb)

Mie Pangsit Jengkol?

Tidak kalah seniornya adalah Mie Pangsit Jengkol yang dijual di sini. Tipikal mie keriting dan berukuran diameter mie yang lebih besar daripada mie ala Tebing Tinggi adalah favorit pribadi gue.

Dengan jumlah mie, charsiew, daging cincang kecap, bak yiu phok dan pangsitnya yang berjumlah dua biji bener-bener membuktikan ukuran porsinya yang generous. Please take note that Char Siewnya tidak di cincang kecil-kecil seperti di Medan, tetapi diiris lebar dan tebal. Bener-bener sebuah surga buat pecinta Char Siew!

IMG_7169

Jangan lewat jam 11 siang ya kalau kamu mau menikmati mie pangsit Jengkol ini, soalnya mereka mulai berjualan di jam 6 pagi dan sudah diburu oleh pelanggan dari berbagai kota. YES! Berbagai kota, termasuk Medan, Tebing Tinggi dan bahkan masyarakat Siantar rela jauh-jauhan buat nikmatin Mie Pangsit Jengkol ini.

IMG_7176
Kesan hangat dan pembauran antar budaya tidak terasa senjang di kedai kopi ini.

Masa klasik Mata Jengkol

Buat kamu yang hobby fotografi, boleh coba nih dijelajahi seluruh isi kedai kopi, mulai dari interior dan eksteriornya masih original dari tahun 1956.

Plafon dan besi pembatas di atas pintu ini bahkan umurnya lebih tua dari saya“, kata penerus generasi kedua Kedai Kopi Jengkol ini. Oh ya, nama Jengkol itu bukan karena mie-nya terbuat dari jengkol ya. Tapi karena pemiliknya memiliki sebutan “mata jengkol” karena matanya yang besar.

IMG_7185
Teralis besi ini yang katanya lebih tua dari pemilik yang sekarang ini.
IMG_7181

Kedai Kopi Jengkol
Jalan Sutomo simpang Jalan Tengku Cik Ditiro, Lubuk Pakam
Buka: 06.00 – 11.00 WIB
#nonhalal
Lokasi: https://goo.gl/maps/g7zKrXsYJTr

Nasi Ayam Monita

IMG_7208

Sasaran kemurkaan perut gue yang berikutnya adalah ke Nasi Ayam ini. Disebut Monita (mungkin oleh keluarga gue saja sih, but why not we make it viral with this name instead of ‘tanpa nama’) karena dulunya lokasi ini merupakan bekas Salon Monita.

Satu hal yang paling gue inget dari ini tempat: ‘gerah’. Karena dapurnya si Ayi berada tepat di tengah ruangan utama tempat kami makan. Tapi bukan itu intinya. For me, makan sambil panas-panasan itu bikin makin semangat buat ngunyah, How about you?

IMG_7205

Kurang generous apa lagi Nasi Ayam Monita ini?

Sepertinya makanan di kota Pakam pada generous-generous semua. Seporsi besar Nasi Ayam ini luengkaaaap banget. Dari sambel kentang dan udang yang ukurannya cukup besar, char siew yang lebar dan tebal, lap cheong yang juicy dan berlemak, telur kecap, dan si dia yang dijagokan ayam gorengnya yang kalau dibentangkan bisa menutupi seluruh nasinya.

IMG_7203
Nasi Ayam (22rb)

CUMA 22 RIBU, kamu bisa dapatin itu semua di atas. Plus! Makanan-makanan di atas itu tidak dibuat sembarangan dengan dasar pemikiran ‘yang penting murah’. Nasinya bener-bener harum dan telur kecapnya terasa sampai ke dalam, tidak cuma sekedar berwarna kecoklatan doang.

IMG_7198
Maestro dapur kebanggaan nasi ayam monita
IMG_7196

Anw, menurut orang tua gue (CMIIW), Char Siew di pelaku bisnis kuliner di Pakam ini pada dibuat sendiri. Jadi bisa save cost dan pastinya bisa diberikan dalam jumlah yang banyak. Sama seperti Char Siew pada mie pangsit jengkol tadi.

Nasi Ayam Monita
Jalan Sutomo, sebelah Rumah Makan Surya, Lubuk Pakam
Buka: 07.00 – 13.00 WIB
#nonhalal
Lokasi: https://goo.gl/maps/cxQg3kGK41w

Bakso Simpang Ria

IMG_7115

Dulu saat gue masih sering lari-larian di sekitaran Jalan Tengku Fachruddin di Pakam, Bakso Ria ini yang paling sering kusinggahi buat ngisi perut. Without me knowing that this stall has been doing business since the 80’s.

IMG_7127

Personally, what I like about this place is…baksonya. Sebenarnya tidak berbeda jauh dengan bakso-bakso keliling di Medan, which is baksonya terasa lebih kenyal. Tapi memang, gue pribadi suka yang seperti itu.

IMG_7123

Kuahnya…

Kuah yang disuguhkan bersamaan dengan mie juga terasa kuah kaldunya (kadang-kadang ada penjual yang lebih fokus ke baksonya sehingga kuahnya terasa hambar). Gue tipikal orang yang kalo makan bakso meski nyampurin kecap manis, saos sambal, dan cabai hijaunya langsung ke dalam kuah. So for me, it tasted a lot better!

IMG_7119
Indomie Bakso (10rb)
IMG_7125

Untuk kamu yang sering kehabisan tempat duduk

Nah, di sore hari sih biasanya tempat ini bakalan penuh banget dengan fans garis kerasnya Bakso Simpang Ria. Kamu bisa kunjungi ke ‘cabang’nya yang HANYA berjarak 5 kios jualan dari kios tadi. Tempatnya lebih luas dan ada kios rujak yang terkenal tepat di belakang kios bakso ini. Ulasan tentang rujaknya bakalan gue hadirkan lebih lengkap di bawah.

IMG_7130

Warung Bakso dan Mie Ayam Pak Kumis & Bu Gendut
Jalan Tengku Fahruddin, sebarisan sekolah Nusantara, Lubuk Pakam
Buka: sampai habis
#halal
Lokasi: https://goo.gl/maps/YabFpceJVyz

Warung Es Ahua

IMG_7224

Biasanya sih kalau uda masuk jam-jam 3 sore gitu ngidemnya yang dingin-dingin. Di Pakam ini tujuannya kalau nggak di Teng-Teng Achi (ini yang gue bilang tadi dan akan dibahas di bawah) ya di Warung Es Ahua ini.

Kalau kamu tahunya es teler, es campur dan es sikoteng itu disajikannya di dalam mangkuk, maka di Warung Es Ahua, es-es itu disajikan dalam gelas DENGAN BUAH-BUAH YANG SUDAH DIPARUT SAMPAI HALUS. Personally, menurut gue ini ide yang bagus untuk tipe-tipe orang yang malas ngunyah dan tinggal disedotJust like me!

IMG_7220
Es Teler
IMG_7225
‘Es Teler 777’ ya bukan ‘Es Teler 77’

Butuh ketelitian ekstra untuk menemukan lokasi ini

Untuk ke tempat ini kamu harus bener-bener melek. Karena kalau kelewatan, kamu mesti muter balik 1 blok karena jalan tempat Warung Es Ahua ini berada satu arah. Tempatnya berada tepat di depan sekolah Methodist Lubuk Pakam dan tersembunyi di bagian dalam rumah kecil di belakang Mie Sop Ayen.

IMG_7228

Anyway, mie sop Ayen ini boleh kamu coba juga. Menurut gue sih Mie Sop Ayen ini mampu mempresentasikan mie sop dengan oriental taste secara apik. Kalau ada plan ke sini ajak gue ya!

Warung Es Ahua
Jalan Tengku Cikditiro, seberang sekolah Methodist, Lubuk Pakam
Buka:
#halal
Lokasi: https://goo.gl/maps/LtYQX9zhKbk

Teng Teng Achi

IMG_7109

Inget dengan Rujak yang berada di belakang Bakso Ria yang gue sebut di atas? Nah, yang di belakangnya itulah namanya Teng Teng Chi. Tapi yang gue kunjungi ini bukan gerai yang itu, tapi gerainya yang satu lagi di seberang sekolah Methodist Lubuk Pakam. Sekitar satu belokan dari Warung Es Ahua.

Menurut intel sih ini rumahnya yang punya. Is it true?

IMG_7100
2 Nenas + 2 Jambu Air + 2 Jambu Merah + 2 Semangka = 32ribu

Bumbu rujaknya ngangenin

Untuk penutup setelah makan siang yang berat cocoknya memang nge-buah. Kalau soal buah menurut gue pribadi sih semuanya sama, karena enak tidaknya buah itu bukan campur tangan manusia (kecuali pandai tidaknya manusia mensortitr buah). Tapi kalau soal bumbu rujak… Nah! Gue bakalan kembali lagi kemari untuk nyicipi bumbunya yang ngangenin.

IMG_7104
IMG_7097

Bumbu rujaknya cenderung manis daripada pedes. Menurut gue sih, rasanya balance antara manis dan pedas. Jadi, untuk kamu yang suka bumbu rujak tapi nggak bisa makan pedes, bisa habisin banyak porsi buah di sini.

Hint: Jangan lupa minta kacang tumbuknya dibanyakkin.

IMG_7060
IMG_7062

Oh ya, selain buah, di sini juga ada disediakan Es Teler, Es Campur, dsb. Tentunya yang di sini disajikan di dalam mangkuk.

Teng Teng Achi
Jalan Jalan HOS Cokroaminoto dan Jalan Tengku Fachruddin, Lubuk Pakam
Buka:
#halal
Lokasi: https://goo.gl/maps/LQZndbetZXF2

Itu dia beberapa lokasi kunjungan gue saat pulang kampung kemarin. Since gue hunting-nya pas liburan Imlek dan karena alasan lain, nggak semua lokasi kuliner yang ada di list gue bisa gue kunjungi. Masih banyak lokasi kuliner di Pakam yang worth for Makanmana to visit sih. Seperti Pecel Abun, Mie Pangsit Pasar Dua, Mie Pangsit Tang Si, Rumah Makan Deli, dll.

IMG_7229
Bonus: Pecel Abun yang kebetulan sedang tidak berjualan.

Selain yang disebutkan di atas, tempat mana lagi nih yang kamu ingin Makanmana untuk kunjungi? Share comment-mu di bawah ya!^^

6 thoughts on “What to Eat: Street Food in Lubuk Pakam”

  1. Mellia Yunanda

    Jangan lupa jg mampir di ice cream cinta (pakai mobil pick up) sebelah swalayan gunung mas. Rasa ga kalah,gula murni n harga benar2 terjangkau.

  2. Wah ternyata singgah juga ya ke Pakam
    Masih ada Es Juwita, es campur yang nggak kalah enak di kota Pakam
    Next kabarin ya kalau main ke kota Pakam 😎

Comments are closed.

Discover more from Makanmana

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading