Pagi ini kita diberikan waktu yang cukup singkat untuk bersiap-siap. Perjalanan hari kedua dimulai pada jam 7.15 waktu setempat dan gue udah harus standby sebelum jam 6.30.
Tempat pertama yang kami tuju saat itu menyediakan jenis makanan yang sebenarnya cukup jarang dinikmati sebagai sarapan. Bahkan untuk penduduk di Medan.
R&H Cafe Satay Maharani memiliki latar belakang cerita yang menarik.
130 Bangunan MARA, Jalan Maharani, Muar (+60166253666)
Konon katanya, Sultan Johor mengunjungi Bandar Muar dan menyempatkan diri untuk singgah di tempat ini. Turned out that Sultan menyukai satenya dan memberinya nama “Satay Maharani” karena dulunya Muar juga dikenal dengan nama Bandar Maharani. Since then, mereka menggunakan nama ini sebagai nama satenya.
Taste was slightly sweeter dan mild. Rasa gurihnya nggak seintens sate di Medan. But untuk urusan daging, Satay Maharani pantas diberi jempol untuk teksturnya yang juicy dan nggak alot.
Selain Satay Maharani, kamu bisa nemuin berbagai jenis pilihan sarapan di R&H Cafe. Beberapa nama menunya yang kedengaran unik memang terinspirasi dari kisah Tim Sepakbola Nasional mereka yang menjuarai kompetisi lewat adu penalti. Makanya kamu akan menjumpai Meehoon Penalty dan Lontong Champion. Sempatkan juga cobain Supersoup yang kebanyakan isinya menggunakan seafood.






Perjalanan pun kemudian dilanjutkan lagi selama 3 jam, sebelum akhirnya tiba di Johor Bahru dan singgah di Sup Tulang ZZ untuk makan siang.
Sup Tulang ZZ ini sesaat memunculkan sensasi ketika berada di pantai sekitaran kota Medan.
Jalan Petri 5/1, Kampung Bahru, Johor Bahru (+6072240417)
Pondok-pondok bisa ditemukan berjajar di dalam area komplek Sup Tulang ZZ. Suasananya cukup terbuka dan panas matahari tidak menyengat langsung. Hanya saja beberapa kali terasa silau di mata saat tanah lapang di depan pondok memantulkan cahaya.
Semua hal di atas tadi lantas terbayarkan oleh dua menu utama yang disajikan di sini, Mie Rebus Tulang dan Sup Tulang.
Aksi balas dendam pun gue lancarkan di sini. Secara, sup tulang asal Medan yang uda tenar itu (baca: Sipirok), nggak bisa gue nikmati karena basisnya daging sapi. Seruputan-seruputan ganas pada sumsum tulang kambingnya nggak gue beri ampun, sedot sampai bersih. Hint: tuangkan dulu sedikit sup ke dalam tulang untuk better taste.
Mee Rebus is not really different dari Mie Rebus Medan. Hanya saja, warnanya lebih cerah dan menggunakan potongan cabai besar yang ternyata tidak pedas. Ada yang bilang fungsinya memang untuk garnish saja. Of course, dilengkapi juga dengan tulang kambing. Seruput terosss!
Hampir 3 porsi banyaknya gue kalap. Sampai gue mendadak sadar akan kesehatan tubuh ini. Hmmm.. Susah sekali menarik garis grafik yang berbanding lurus antara variabel “makan enak” dengan “sehat”.
Efek kekenyangan mulai terasa ketika perjalanan ke tempat berikutnya dimulai. Gue sempat menyesali kekalapan yang secara sadar terjadi tadi. Atau mungkin efek ini muncul karena mengingat tempat berikutnya akan sedikit memakan tenaga.
Kami diajak untuk membuat Kompang di Kompleks Kraf Johor.
Jalan Cenderasari, Off Jalan Datin Halimah, Johor Bahru (+6072350433)
Kompleks Kraf Johor ini merupakan pusat kebudayaan dan kesenian Johor. Turis-turis yang berkunjung memang diberikan kesempatan untuk mengikuti berbagai program keseniannya, misalnya mencoba alat musik, permainan tradisional, dan workshop pembuatan Kompang. Anyway, Kompang itu sejenis gendang/rebana asal Johor.





Selesai menjelajahi setiap sudut ruangan, kami diajak ke ruangan utama yang tampak seperti bengkel pembuatan Kompang. Benar saja, kami dipersilahkan untuk memakai celemek dan sarung tangan dalam rangka membuat Kompang versi kita sendiri.


Let’s skip it and move on karena Kompang buatan kami baru akan selesai 2 hari lagi (proses pengeringan cat pelapis).
Jadwal hari itu tidak begitu padat. Kami melanjutkan perjalanan ke hotel dan check in di Trove Hotel Johor Bahru.
Jalan Dato Abdullah Tahir, Johor Bahru (+6072728888)
Makan malam akan dimulai pada jam 7 dan kami tiba di hotel sekitar jam 4 sore. Ada waktu 3 jam untuk selonjoran di kasur dan beristirahat sebelum mengajak lidah kami mengeksplorasi berbagai rempah khas Indian dari Spice Villa.
Official Tourism Malaysia Johor Bahru yang merekomendasikan Spice Villa sebagai salah satu daftar kunjungan kami.
232-250 Jalan Dato Sulaiman, Taman Abad, Johor Bahru (+6072660971)



Surprisingly, almost all of the menu sesuai untuk lidah gue. Indeed, beberapa menunya justru menjadi favorit gue saat itu juga. Mutton curry, Fish Head Curry, dll. Gue sempat trauma dengan masakan authentic India yang pada dasarnya memiliki aroma rempah yang sangat kuat. Meski gue tipe manusia yang sangat suka makanan dengan rempah-rempah yang strong, tapi entah kenapa ketika dihadapkan dengan ramuan rempah-rempah khas India, gue bakalan angkat tangan.
But, Spice Villa is different. Gue seakan menemukan cinta baru di tengah-tengah rasa keputus-asaan akibat dikhianati pengalaman masa lalu. This is personally recommended!
Well, let’s call this an end to Day 2 as we started to head back to our hotel. Baca Page 3