Kota Medan terus dimeriahkan dengan tempat makan yang menyediakan hidangan asal Asia Selatan dan Timur Tengah, dan Nasi Biryani pastinya tidak asing lagi di telinga maupun lidah orang Medan.
Kerap dikenal dengan aromanya dan penggunaan rempah-rempah yang khas, bukan suatu hal yang mengherankan apabila masakan dari India dan Pakistan ini digemari banyak orang.

Nasi Biryani biasanya dimasak dengan rempah-rempah seperti jintan, cengkeh, kapulaga, kayu manis, dan ketumbar. Warna kuning atau oranye yang memang sudah menjadi trademark Nasi Biryani sendiri datang dari safron.
Jenis beras yang digunakan untuk Nasi Biryani juga berbeda dengan beras putih yang kita kenal. Disebut beras Basmati, beras yang berasal dari wilayah India dan Pakistan ini memiliki bentuk yang panjang dan ramping, tidak lengket setelah dimasak, dan memiliki indeks glikemik yang rendah sehingga cocok untuk menjaga berat badan dan kadar gula darah.


Nasi Biryani dari Basnul Cafe sendiri sudah diatur rasanya agar lebih cocok di lidah orang lokal. Harum khas dari rempah-rempah yang digunakan langsung menggugah selera. Rasa gurih dari karinya menari indah di dalam mulut bersama dengan rasa manis dari kismis yang ditambahkan sebagai garnis pada nasinya. Sedikit fun fact, jintan dan beberapa rempah-rempah lainnya yang mereka gunakan diambil langsung dari Madina!
Nasi Biryani juga biasanya disajikan dengan daging ayam, sapi, kambing, ikan atau udang serta sayur-sayuran. Di Basnul Cafe, pilihan daging yang bisa kalian temukan ada ayam dan kambing. Kami sendiri memilih daging ayam untuk mendampingi Nasi Biryani yang kami pesan pada hari itu.

Sebelum dipanggang, ayamnya diungkep terlebih dahulu sampai bumbunya meresap dengan sempurna dan dagingnya empuk. Ayamnya juga diberi bumbu sekali lagi ketika dipanggang, meningkatkan cita rasa dari ayamnya.
Untuk porsi nasinya terdiri dari porsi perorangan, berdua, dan berempat.
Star of the Day: Nasi Bukhari
Selain Nasi Biryani, kalian juga bisa menemukan masakan yang berasal dari Arab Saudi ini pada menu Basnul Cafe. Memiliki aroma dan rasa yang cenderung strong, Nasi Bukhari bisa dibilang masih underrated di Medan, apalagi kalau dibandingkan dengan Nasi Biryani atau Nasi Mandhi yang sudah terkenal.

Untuk Nasi Bukhari (di sini sebutannya Bukhory), kami memesan yang porsi berempat dengan kari paha kambing sebagai pilihan lauknya. Nasi Biryani juga kembali hadir di piring kami bersama dengan acar, sambal, dan extra kuah kari.
Rempah-rempah yang digunakan pada Nasi Bukhari memang lebih nendang dan menonjol, berbeda dengan Nasi Biryani yang lebih gentle. Meskipun begitu, rasanya tetap sopan di lidah dan aromanya juga tidak terlalu menyengat karena sudah dimodifikasi dan dicocokkan dengan taste orang Medan. Terdapat juga hint dari tomat yang bersemayam di mulut setelah setiap gigitan.

Tekstur paha kambingnya empuk dan lembut, dan dagingnya juga mudah rontok dari tulangnya. Bukan dipresto, daging kambingnya justru dimasak dengan teknik slow cook dalam suhu rendah selama tiga sampai empat jam sampai bumbunya meresap perlahan. Dipakaikan dengan kuah karinya yang sedikit pedas, gurihnya nggak ada tanding!
Seperti Nasi Biryani (dan nasi khas Asia Selatan atau Timur Tengah pada umumnya), hidangan yang satu ini juga menggunakan beras Basmati. Jenis porsi yang bisa dipilih juga sama.
Coffee or Tea, anyone?
Karena hari itu kebetulan cuacanya cukup terik, kami juga memesan dua minuman untuk cool off: Thai Tea yang diberikan tambahan cincau dan Kopi Gula Aren yang manis dan menyegarkan.


Pilihan teh dan kopi-kopian di Basnul Cafe cukup beragam, cocok buat nemenin kalian nongkrong bareng temen. Di sini, kalian juga bisa menikmati suasana dine in indoor maupun outdoor.




Ngiler? Cus dicobain, bisa pesen online kok!


Basnul Cafe
Alamat: Jl. Ring Road no. 100, Tj. Sari, Medan
Jam Buka: 06.30 – 23.00 (Senin – Kamis, Sabtu & Minggu), 08.00 – 23.00 (Jumat)
No Telp: 081260389042
Maps: https://goo.gl/maps/qSbsyhHwyJYXHmHL7
jadi ngiler nih, kapan ke medan bisa kesana makan bukhari dan biryani <3
makasih infonya min