
Rumah tua dengan arsitektur campuran minimalis dan klasik ini selalu mengundang perhatian pelewat jalan Dr. Mansyur. Kami pun kagum oleh interior yang ditawarkan kedai ini. Beberapa foto kuno dan benda tradisional terpampang di dinding, begitu pula dengan meja dan bangkunya yang terbuat dari kayu dan berdaun meja marmer, sebuah karakter kopitiam klasik. Kami lalu ditawarkan menu, bedanya kedai ini menawarkan ragam menu, semuanya ditulis ala tempo doeloe, lucu juga…

Kebanyakan dari kami hanya memesan menu minuman yang notabene terbuat dari kopi tentunya dan beberapa snack untuk mengisi perut di sore hari. Kopi moka, kopi ala vietnam drip, kopi durian float, kopi alpokat kotjok, salah satu dari beragam menu kopi yang ditawarkan kedai ini, sedangkan untuk snack kami memesan selat popiah, roti bakar isi kaya, dan pisang bakar. Sayangnya roti salju habis dipesan, kabarnya sih merupakan menu favorit, Oh well…

Makanan yang dipesan agak lama datangnya, sedangkan salah satu teman kami menggerutu menunggu tetesan dari drip coffee, tetapi suasana sore itu begitu santai ditemani lagu tempo doeloe dan… wifi?! Ya.. sempat terkejut sekaligus terkesan dgn fasilitas dari sebuah kopitiam hehe…

mayoritas kopi yang dipesan terlalu manis walaupun tetap memberikan aroma yang baik. Harga yang ditawarkan cukup memadai, apalagi ditambah fasilitas wifi sehingga anda bisa berlama-lama di kedai ini. Masalahnya, seberapa lamakah anda sanggup duduk di bangku sambil ber-internet-an ria?




Kopi Luwaknya mantap punnya Bro 1/4 baru dihargai 125.000,- kalo minum ditempat secangkirnya hanya 35.000,- murah banget..kopi tiam ong is the best…
saya juga punya 1 set drip coffee dari vietnam tuh, dah lama di pajangkan di lemari kaca pembatas ruang tamu dan keluarga. Lum pernah dipake sih, tepatnya tak tahu pakainya. hahahaha…. rupanya mesti tunggu tetesan jatuh dari atas dan tata letaknya seperti itu.. entar saya cobain deh. 😀
….????
iyank,,,
ya cos owner nya very** Familiar
Nasi goreng kampung dan es kopi kocoknya the best di sini.
Hehe tapi kopi vietnam disini masi kalah ama yang ori lho…
waduh, saya jadi pengen minum kopi tetes ala vietnam…. nanti malam nangkring di warung kopi ah…
untuk kopi di bawah 30rb, utk makan juga seharga demikian.
brapa budgetnya??
bkn di jl. dr mansur, tepatnya jl. setia budi, deket universitas medan area (UMA)
jalan dr.mansur dekat mananya ya, kan panjang bgtt tu jln dr mansur
Duduk kelamaan pinggangnya ga tahan dra hehe…
Memang boleh tuh jadi salah satu tempat utk nongkrong 🙂 kekeke..aku juga sering nongkrong disini. 🙂
Nice post! I like the idea using historic building then create a different yet unique style of shop. It’s like living in zaman belandaan gitu hehehe
kapan2 saya cobain nih 😀
Comments are closed.