
Well, here’s the real story. Hee Lai Ton, Franchise yang berasal dari Kuala Lumpur ini pada awal bukanya sempat menggapai sukses, namun seperti kebanyakan chinese restaurant di Medan, it started to charge higher and higher, namun tak sepadan dengan kualitas dan citarasanya.
And then it flopped, manajemen amburadul dan tidak ada head chef. Alhasil, nama baiknya terancam. *Yes, I had unpleasant experience too before*
Hee Lai Ton yang pusatnya berada di daerah Pudu, Kuala Lumpur ini brandnya sendiri termasuk terkenal disana. Rating dari tripadvisor sendiri juga menampilkan 4 bintang. Lalu kenapa koq yang Medan acak kadul?
Melihat situasi yang tak kian membaik, akhirnya pihak pusat turun tangan. Sejak tahun lalu, manajemen kembali dikomandoi personil dari franchisor.
*Disclosure: this is invited lunch, and we’re given total freedom to write. Pihak manajemen menunjukkan itikad dan effort yang baik and ingin membawa sebuah perubahan positif. With that being said, we agreed to the offer.
Masih dengan menu ala carte, hidangan kali ini kebanyakan bernuansa seafood.


Satu potong utuh ikan salju ini diolesi saos teriyaki sebelum dipanggang. Disajikan bareng dengan salad buah saos mayo. Daging ikan salju sendiri merupakan ikan berkategori premium, wajar bila citarasanya juga baik sekali, manis dan gurih.

Di Medan sendiri sebenarnya pengolahan masakan kepiting tidak banyak, populernya saos padang dan lada hitam. Hee Lai Ton kali ini mencoba sesuatu yang baru, yakni Kepiting Saos Cream.
Penyajian dalam claypot ini tergantung dari berat kepiting yang dipilih, tapi biasanya berkisar antara 8ons hingga 1.5kg. Yang special dari hidangan tentunya ialah saos yang creamy, sedikit asin manis dari olahan susu, apalagi dimasak bareng kepitingnya, gurihnya dapet.
Oh ya, kalo pesan menu ini wajib pesan juga manthou goreng buat dicocolin ke saos, ah…mantep!

Menu berikutnya ialah kepiting saos padang, with a little chinese ingredient treatment.

Ada sedikit penambahan ginger sehingga membedakan saos ini dengan outlet-outlet yang menyajikan hidangan sejenisnya, sehingga lebih terkesan ‘chinese style’. Unfortunately Hee Lai Ton was not at its best in Indonesian style, dan kami setuju kepiting saos cream lebih cocok mendapatkan spotlight siang itu.

Another dish worth highlighted is Udang Galah Keju. Soal udang mungkin kembali lagi ke freshness, tapi balutan saus pekat ini memberikan citarasa yang unik.

Now this is old folks favorite. Kombinasi antara Hupio, scallop, haisom ang sio – jamur hioko, bawang putih, diatasnya ditabur katsuobushi ini memang luxurious banget.

This is our 3rd visit semenjak manajemen baru memperbaharui sistem dan pelayanan mereka. Rising up again is tough and take time to endure, but it looks like Hee Lai Ton has learned their lessons. Let’s hope it gets better over time.
Hee Lai Ton
Gedung Yayasan Tio Ciu Lantai 2
Jl. Gandhi No. 123
(061) 7355230