Well, sebelum berangkat ke tempat ini, kami sudah menjelajahi beberapa tempat kulineran yang sejujurnya sudah bikin kenyang. Tapi rasa haus akan pengalaman kuliner yang berbeda mendorong kami untuk singgah ke lokasi terakhir malam itu, Kuliner Rumah Jogja.

Sebelum singgah, ada salah satu anak MaMa yang sepertinya sudah aware akan tempat ini. Kami kira dia hanya bercanda saat menyebutkan tempatnya yang sempit (bahkan kalaupun jujur, kami rasa itu hal yang wajar). Tapi ternyata, kami justru terkejut bukan kepalang melihat lokasi yang sebenarnya. Hanya berukuran lebar 2 METER saja. Biar kuperjelas kalau kamu takut gue salah ketik, 2 (DUA) METER SAJA.

Ruangan utamanya juga hanya muat sebarisan meja, which is quite unusual dibanding sama rumah makan lainnya yang biasa 2 barisan meja atau lebih. Despite the size, kami cukup nyaman melewatkan makan malam di sana. Kami lebih milih duduk di outdoor karena kami rasa akan lebih sejuk dibanding indoor. Sayangnya, serangga-serangga yang cukup banyak anak saudaranya mengepung kaki-kaki manis kami.


Sekilas memandang, kamu akan menemukan tiga menu (yang sepertinya dijagokan mereka) terpampang di spanduk di bagian atas ruangan. Hal yang kami rasa bagus, karena itu membantu kami memutuskan makanan apa yang dipesan tanpa perlu membolak-balikkan menu terlalu lama. Gudeg Jogja Komplit, Tongseng Kambing, dan tambahan Krecek dan Opor Ayam yang kami temukan dari menu menjadi pesanan kami.

Okedeh, kita coba jalan-jalan dulu ke dapur sambil menunggu proses pembuatan makanannya. Nggak kalah terkejutnya kami saat tahu ternyata di tempat ini juga, di gedung ini, ada dapur utama dari Kuliner Rumah Jogja.
Kesan sempit dan gelap sulit terlepas dari penampakan ruangan ini. Tapi, kami cukup salut sama kerapiannya menata dapur. Peralatan yang digunakan (atau tidak) juga disusun rapi. Sampah dan piring bekas langsung dibawa ke bagian belakang. Oke, lulus sensor lah setidaknya.

Mari kembali ke outdoor. Tidak lama kami duduk, makanan pesanan kami mulai diantar. Gudeg Jogja Komplit datang menghampiri meja kami dengan isiannya yang lengkap—gudeg, krecek, tahu bacem, kerupuk, nasi dan cabai rawit. Plus plugin-nya yaitu opor ayam dan telur pindang. Yang kami rasain dulu pertama kalinya sudah pasti adalah si gudeg, main hero dari Kuliner Rumah Jogja.
Personally, gue cocok sama gudeg di sini, meski gue belum pernah mencoba gudeg aslinya di tanah Jawa. Tapi ada salah satu anak MaMa yang pernah mencoba gudeg asli Jawa, katanya lebih memuaskan yang di Jawa. Well, this is fully base on your own preference.



Lalu disusul dengan menu Krecek. Jangan sebut “kecrek” ya! Jangan mengulangi kesalahan bodoh kami :D. Krecek ini adalah sejenis kulit sapi yang dimasak dengan rempah racikan sendiri hingga lunak dan aromanya menyatu dengan kulit. Nah, yang ini, bener-bener bikin gue gagal move-on, setidaknya sampai artikel ini ditulis. Tambahan kacang merahnya yang masih utuh menambah kesan garing di setiap suapan krecek.

Salah satu yang tidak kalah mencuri perhatian adalah Tongseng Kambing. Bahkan ada salah satu anak MaMa yang sampai nge-fans berat dengan makanan ini. But, still. Everyone got their own taste preferences. Ada yang merasa kalau Tongseng yang di Warung Tegal masih lebih nendang.
Buat gue, sensasi yang kurasakan dari tongseng kambing ini tidak setinggi saat gue menikmati kreceknya tadi. Meski begitu, rasa gurih nan manis dan daging kambingnya yang lembut membuat makanan ini tidak bisa dilupakan dengan mudah.


Untuk menemukan lokasi ini sebenarnya cukup mudah karena berada tepat di jalan utama. Tetapi karena posisinya yang cukup kecil dan tersembunyi, maka kamu harus ekstra hati-hati saat mencarinya. Lokasinya berada di Jalan Iskandar Muda, di seberang Ramayana, simpang Jalan Sawi.
Setidaknya sekarang, terjawab sudah kan kalo ditanya ‘Ma, nyari gudeg di Medan dimana sih?
Kuliner Rumah Jogja
Jalan Iskandar Muda, simpang Jalan Sawi, seberang Ramayana.
#halal
Lokasi: https://goo.gl/maps/g7fL7gCWuSo
keliatannya makanannya enak,itu daerah mana ya?
Comments are closed.