Say Hi to Kedai Apin, salah satu breakfast spot #nonhalal di Medan yang memiliki banyak opsi menu untuk dipilih.

Terletak di salah satu jalan kecil di dekat tengah kota tidak membuat Kedai Apin yang mungil ini menjadi “terkenal”. Justru, banyak yang tidak tau tentang keberadaan tempat ini, tertipu oleh tampilan tempatnya yang sederhana.
Tapi buat warga sekitar, tempat ini merupakan hot place yang selalu rame di pagi hari, apalagi oleh ai-ai dan acek-acek yang pergi ke pasar atau hanya buat sekedar ngopi.
Suasana tradisional yang tidak pernah berubah sejak 40 tahun yang lalu

Kedai Apin berdiri sejak 41 tahun yang lalu, hanya berusaha sebagai Kedai Minum. Lokasinya yang dekat dengan Pajak Hongkong membuat tempat ini merupakan salah satu dari banyaknya Kopitiam lain di area sekitar. Tepatnya di Jalan Barus, jalan kecil dan pendek yang bisa diakses dari Jalan Bogor dan Jalan Jember.
Di Kedai Apin, pemilik kedai yang merupakan sepasang suami istri saling bahu membahu di bagian depan, menyambut dan menyajikan makanan dengan hanya dibekali satu sterling, satu kuali, satu panci, dan beberapa alat dapur lainnya. Meja dan kursi kayu menjadi opsi tempat duduk buat kalian yang ingin dine-in.
Kedai Apin baru mulai berjualan makanan sekitar 10 tahun yang lalu, ketika sang istri berhenti bekerja di luar dan mulai membantu sang suami dalam mengurus Kedai Apin.

Varian menu yang ditawarkan sangat banyak; dimulai dari Kwetiau dan Bihun goreng yang klasik, Mie Rebus, hingga menu Cap Chai. Selain itu, ada juga Popia yang hanya bisa ditemui di hari Selasa dan Jumat. Kata Ayie Siu Fong, supaya pelanggannya tidak bosan dan punya banyak pilihan.
Kalian bisa sarapan, makan siang, ataupun beli early dinner di sini. Soalnya, Kedai Apin buka dari jam 8 pagi sampai 17.30 sore.
Kenali dulu menu Signaturenya, Mie Rebus

Kuah berwarna cokelatnya berkilau dan memiliki tekstur kental. Rasanya gurih, asin, dan sedikit manis, apalagi ketika ditambah potongan Ebi yang garing. Meskipun tenggelam di kuah kental, ebi-nya masih garing sampai suapan terakhir!
Jangan lupa tambahkan perasan limau dan cabe supaya lebih nge-kick dan kuahnya yang pekat terasa lebih ringan disantap.
Tapi kalau Mie Rebus isn’t your favorite menu, dan mau seenak apapun, tetap yang namanya Mie Rebus ga cocok di lidah kamu… It’s okay! Untuk yang lebih universal, kalian bisa cobain Char Kwetiau, Bihun, Ifumie, dan Nasi Goreng yang bisa kalian pesen.
Varian menu dari Bihun Goreng, Bubur, sampai Cap Chai membuat Kedai Apin selalu ramai pelanggan

Ketika memesan ‘cha-cha’ di Kedai Apin, bersiaplah untuk menghirup aroma ‘smokey‘ yang menguar dari kuali panas. Minyak babi yang menjadi minyak andalan Kedai Apin pun langsung memastikan pelanggannya menunggu dengan tidak sabar layaknya anak kecil melihat permen.
Bihun Goreng yang disajikan lebih kering dan berminyak, tapi tetap nikmat ketika disantap. Untuk sarapan mungkin bisa lebih berat buat beberapa orang, tapi dilihat dari kebiasaan orang Medan yang sering menikmati cha-cha di pagi hari, Bihun Goreng Kedai Apin bisa dijadikan pilihan.
Jangan lupa tambahkan Acar Bawangnya agar lebih segar dan membuat Bihun Gorengnya tidak terlalu berminyak.

Kalian bisa pesen yang versi lengkap, isinya pakai Lap Cheong, yang dikenal juga sebagai Chinese Sausage, Bakso, Tauge dan Udang. Harganya sekitar 29rb-an. Buat yang demen Ikan Asin, bisa di-request juga lho! Aromanya makin buat lapar!
Bukan hanya menu spesial yang membuat Kedai Apin dinikmati, tapi menu spesial dan menu by request-nya juga!

Salah satu menu spesial Kedai Apin yang sempat merajarela di arena komen Instagram Feed MaMa ialah menu Popiah Kedai Apin.
Pertama kalinya MaMa ke Kedai Apin, MaMa ga sempat mencicipi menu spesial ini (dan tidak tahu akan keberadaannya 🤣) karena kebetulan bukan hari di mana menu ini ditawarkan. Jadi, setelah di-posting menu Mie Rebus Kedai Apin di Instagram Feed, para penggemar setia Kedai Apin buru-buru menghidupi comment section MaMa dan rekomendasiin MaMa buat cobain menu ini.

Alhasil, kembalilah MaMa di hari Jumat, karena popiahnya ini hanya ready tiap Selasa dan Jumat.
Popiah merupakan lumpia basah khas Fujian/Teochew yang umum ditemui di Taiwan, Singapura, Malaysia, dan Thailand. Popiah diisi dengan daging babi, udang, bengkuang, wortel, bawang goreng dan ebi kemudia dibalut oleh kulit tipis mirip lapisan Crêpe (pancake yang sangat, sangat tipis). Teksturnya sangat lembut ketika digigit. Umumnya dinikmati dengan saus-saus yang manis, gurih, atau pedas (tergantung kedai yang menjual).
Kalian bisa menikmati langsung popiahnya Kedai Apin, tapi bisa request dikukus dulu supaya lebih panas atau digoreng supaya kulitnya jadi garing.
Sambil menunggu Popia ini digoreng, MaMa melihat seorang pelanggan datang, kemudian berdiri depan Ai yang sibuk memasak. Di depan Ayie Siu Fong, sebuah kuali yang bertugas menjadi tempat cha-cha dan mengukus tidak berhentinya menguarkan hawa panas. Disampingnya, terletak sebuah pan kecil berisi minyak panas khusus untuk menggoreng.

Pelanggan tersebut memberikan Ai sebuah plastik berisi daging, kemudian dengan senyuman me-request untuk dibuatkan masakan dengan daging tersebut. Ah…ternyata di Kedai Apin, pelanggan bisa memesan makanan yang tidak ada di menu, asalkan pesannya sehari/beberapa hari sebelum hari-H. Dan bawa bahan sendiri 😆
Selain makanannya yang mantul di hati, keramahan dan fleksibilitas Kedai Apin dalam melayani pelangannya merupakan salah satu alasan kenapa mereka bisa memiliki fanbase loyal yang tak goyah.
Kedai Apin
Alamat: Jalan Barus (Google Maps Link)
Jam Buka: 08.00 AM—17.30 PM
Harga: ±13K-60K (menu lauk seperti Stim Ikan)
Non-Halal
Lokasi: https://maps.app.goo.gl/82c6FBv1TAdBTQ8b9
uda. Namanya Warkop Sun Lai. yg di sana juga oke, cuma lebih variatif yg Kedai Kopi Apin. Kalau yg di seberangnya, bisa cha2 aja kalau ga salah. dua-duanya tempat nongkrong 😀
Pas di sebrangnya ada yg jual makan juga, apakah sudah pernah mencobanya?