
Asan memulai karirnya (ceileh…) di kawasan jalan Semarang beberapa tahun lalu. Disamping masakannya yang enak, dia juga menjadi tenant pertama yang menjual masakan khas Batak. (CMIIW)
Tidak berhenti disitu, beliau pun melakukan ekspansi—membuka rumah makan dengan nama besarnya sendiri. (not to be mistaken with Chasio Asan yang sudah melegenda ya).

Masih tetap menjual makanan khas Batak, Asan menambah variasi menu di rumah makan ini. Dari luas rumah makan yang hanya 1 ruko ini, memang agak sempit ruang makannya.
1/3 bagian depan ruko ini sudah habis dijadikan tempat panggang dan kasir. Bagian tengah diberi sekat dan dilengkapi dengan AC.

Untuk suasananya sih terasa sedikit kurang nyaman. Penerangan yang agak redup gitu ditambah hiasan daun-daunan di langit-langit bikin semak, belum lagi asap panggangan dari luar yang ga jarang masuk ke ruangan karena masuk keluarnya staf dan pengunjung.
Belum lagi paduan wallpaper di dinding yang kombinasinya ngejreng dan out of place. Let’s forget about branding & design and jump to the foods.

Berhubung kami udah sering nyicipin samcan goreng yang dijual di jalan Semarang, untuk menu tersebut kami skip, diganti dengan samcan panggang instead.


Potongan yang lebih tipis, dengan marinasi yang baik tentu saja bikin rasanya warbiasaaa setelah dipanggang. Recommended!

Nah, untuk pork belly goreng, kita mesannya dikombinasi dengan sambel ijo. Menu ini mungkin fusion dari ayam cabe ijo yang populer di kalangan rumah makan khas Indonesia.
Cabenya nendang, pedas dan ditambah panasnya daging babi yang baru siap digoreng, crunchy dan pecah di mulut lumernya!
Klimaks? Belum…sante dulu. Nih intermeso sebelum kita lanjut lagi.


Oke, selanjutnya untuk hidangan main course yang ditunggu tunggu pun tiba.

Paikut/Iga/Ribs Babi panggang khas bumbu Bali. Sebenarnya saya kurang mengerti apa komposisi bumbu di iga ini sehingga menjadi khas Bali (mungkin terinspirasi dari Nuri kali ye).
Untuk platingnya sih rada menyedihkan. Porsi yang saya yakini 4 rack of ribs ini dihidangkan ke piring putih dengan french fries dan daun sop. Mungkin karena faktor harganya, daun sop menjadi alternatif garnish yang lebih murah.
However, the taste will make you forget the plating. It’s tender and juicy, daging iganya ga melekat ke tulang. It’s marinated well and makes you crave again few days afterward.

Masih dalam kategori yang sama, paikut panggang ini dihidangkan tanpa french fries. Untuk rasanya sih sebenarnya beti (beda tipis).

Kangkung belacan nya ga special-special amat lah. The only reason you order this is when you need something green on your table…is that clear?

Keterbatasan ruangan menjadi salah satu kelemahan rumah makan, ditambah design interior yang could be better.
Kendati demikian, rumah makan Asan ini menawarkan citarasa yang epic, dan kelemahan sebelumnya ditutup dengan harga makanan yang cukup bersahabat.

“Asan” Rumah Makan khas Batak
Jalan Asia no 99K
061-76561010
0821-6800-0282
0820-6638-3458
Buka: 09.00-21.00
Jaya tetap bossku yg baik…….
I like
Semoga sukses.
Comments are closed.