
Alunan komposisi trumpet dari Miles Davis baru saja habis begitu kami masuk dan duduk di salah satu meja di Warkop Mamak. Musik pun dilanjutkan dengan suara merdu Etta James dengan tembang “At Last”. Kepala kami julurkan kembali keluar warkop, ini nga salah masuk kan? Ini bukan bar kan?

Sebelum kamu salah sangka, ini bukan warkop usaha MaMa. Kebetulan mungkin sesama emak-emak jadi namanya warkop Mamak (spekulasi). Tapi beneran warkop disini melantunkan musik-musik jazz legendaris (setidaknya saat kunjungan MaMa beberapa waktu lalu).

Berlokasi di Jalan Merak Jingga tepatnya disebelah Matador Coffee, lokasi ini hampir MaMa lewati tiap hari. Jadi bakalan sering jadi tempat nongkrong atau quick meal. Apalagi harga makanan dimulai dari ceban alias sepuluh ribu rupiah.

Warkop model gini udah ketahuan dong apa jualannya, Mie Aceh, Indomie Goreng, Nasi Goreng, standard sih… Tapi di saat kamu bingung mau makan apa yang cepet, murah dan nga murahan – warkop begini jagoannya.

Bukan hanya makanan, berbagai kreasi minuman bisa disulap dan dihidangkan di meja. Dari Nutri Sari sampe Cappuccino, dari Pocari Sweat sampai Milo semuanya ada.

Untuk rasa makanan menurut MaMa sih standar, sebagian terasa flat dan kurang nendang. Tapi higienitas dan sekali lagi ambience-nya patut diacungi jempol karena berhasil mengangkat image warkop yang nga nyaman dan less hygiene menjadi berstandar tinggi. Salute!


Dengan harga mulai dari ceban, lokasi strategis, tingkat kebersihan dan musik jazz yang bikin adem, MaMa bakal sering bolak-balik nongkrong disini. Semoga saja kualitas makanan bisa lebih ditingkatkan kedepannya.
Warkop Mamak
Jalan Merak Jingga (Sebelah Matador Coffee)
Senin-Sabtu (10.00-23.00)
Minggu (16.00-23.00)