
Sebenarnya tempat ini udah buka dari awal Januari 2017, dan after first visit gue memang udah niat pengen nulis di blog tapi asik terabaikan karena disibukkan oleh banyaknya jadwal konferensi pers dan jumpa fans…..di dalam mimpi. Okay moving on…
Walau halangan rintangan membentang, tak jadi masalah dan tak jadi beban pikiran (lirik lagu apakah ini?), akhirnya gue bisa nyiapin artikel ini. Maaf ya anak-anak MaMa kalau ada yang udah lama nungguin tempat ini dibahas, semoga berfaedah 🙂

Rumah Ropang claimed to be the first ropang in town, ya basically ada benar juganya karena mereka hadir dengan menu roti panggang (ropang) kekinian pertama di Medan. Kalau kamu sering ke Jakarta, kamu pasti udah nggak asing lagi sama tempat yang ngehits jualan ropang.
Mungkin kalau idealisnya jualan ropang aja, rasanya kalian bakal setuju nggak akan gitu jalan di Medan. Ya maklumlah, orang Medan kalo nyari tempat nongkrong pasti mau ada yang ‘makanan berat’ istilahnya, biar kenyang. Nggak mau rugi juga biar nggak ke tempat lain makan, mau mesen minum atau menu lain lagi. Ngaku aja pasti kalian ada yang begini, ya kan? :p

So, Rumah Ropang juga hadir dengan makanan lainnya, yaitu makanan sejuta umat di Indonesia, apalagi kalau bukan INDOMIE. Nah, Indomie yang di sini pun nggak mau kalah sama ropang nya, ikut kekinian juga dalam rasa-rasa yang ditawarkan ke kalian.
Lokasi Rumah Ropang gampang-gampang susah dicari. Kalau kalian dari arah Pasar Rame di Jalan Asia, lurus aja terus sampai simpang Jalan Emas, yang kalau kalian belok ke kiri bisa ke Yang Lim Plaza. (Jangan belok kiri) Nah dari simpang itu, kalian pelototin di sebelah kanan kalian, cuma jarak beberapa rumah dari sudut simpang yang kalian lewati.

Luarnya sih simpel aja, dengan papan nama bulat yang nggak mencolok, nah makanya agak susah ditemuin bagi yang pertama kali nyari tempat ini. Sore atau malamnya mungkin bakal sedikit terbantu dengan tanda jejeran lampu kuning di depan pintu masuknya.
Seperti yang dapat dilihat, ruangan tempat nongkrong nggak luas-luas amat, dengan area belakang dimanfaatkan sebagai dapur. Dengan meja dan kursi berdesign sederhana dan jumlah pas-pasan, serta dengan dinding yang dihiasi berbagai ornamen dan mural sederhana.



Beberapa menu yang kami pesan hari itu seperti di bawah.







Personally, setelah beberapa kali gue ke sini mesen menu yang berbeda, gue tetep paling doyan sama Indomie Kuah Telor Asin Special nya. Apalagi kalau udah diaduk bareng cabe hijaunya. Buat yang suka pedas, ask for more cabe hijaunya, you’ll love it! Betewe, yang lain juga suka versi gorengnya yang Kolor (Kornet Telor) Asin.
Sementara untuk ropangnya sendiri, menurut kami kurang stand out ketimbang Indomienya yang lebih cocok untuk di-highlight. Inspite of that, setelah Rumah Ropang buka, memang nggak lama muncul rumah makan yang juga berusaha membawa menu Indomie kekinian sebagai main attraction, but tes sana sini, gue tetep bisa kepikiran untuk mau balik lagi ke sini ketimbang tempat lainnya.

Well, we want to hear from you.In conclusion, kalau kamu nggak keberatan dengan tempat makan yang sempit dan agak bising kalo rame, serta pengen nongkrong santai sekitaran jam-jam sore ataupun malam, tempat ini boleh jadi opsi kalian. Most of the food is quite good and not too pricey, despite the ambiance. And by the way, mereka baru nambah beberapa menu baru nggak lama ini (buat kalian yang pengen revisit).
Rumah Ropang
Jalan Asia №266C
BUKA Selasa-Minggu 16.00–22.45/23.00 (weekend)
Instagram: @rumahropang.id
Lokasi: https://goo.gl/maps/4u25xPnq8MM2