The word ‘hidden’ is really what I mean hidden. Some recommended me to this place, but since I couldn’t find it I thought it was closed. But, magic swing its wand and I‘ve been here eating at this place.

Jadi, ceritanya gue nemuin tempat ini secara gak sengaja setelah gue kira tempat ini sudah tutup. Memang sedikit sulit menemukan tempat ini untuk orang yang pertama kali mau berkunjung kemari. So, tanpa basa-basi lagi gue langsung singgah aja. Selegendaris apa sih makanan si Babeh? Layaknya cafe-cafe atau dining room diluaran sana, Warung Babeh juga terbagi atas indoor dan outdoor meski sama-sama tidak ber-AC.


Bang Udin, yang sepertinya cukup akrab dengan pelanggan Warung Babeh, menawarkan makanan favorit disini karena melihat gue yang celingak-celinguk daritadi. Akhirnya sambal cumi dan/atau kerang favorit Warung Babeh pun gue pilih. To be honest, gue juga pesan kikil. Always. Ended with two toppings.
Oke. Kenapa gue tulis “dan/atau” di atas? Kamu boleh milih antara sambel cumi, sambel kerang atau kombinasi keduanya. Harganya sama kok. Kalo yang dicampur hanya dikurangi porsinya dari masing-masing jenis. I chose to mix them.

Personally, gue suka sama cuminya ketimbang kerangnya. Cuminya empuk dan tidak alot, rasanya juga menurut gue cukup blended in dengan bumbu sambelnya. Kalo kerangnya sih menurut gue tidak kalah nendang, hanya saja masih sedikit terasa berpasir. Nah, dari sambelnya sendiri kalo dibandingkan dengan sambal pada umumnya, lebih terasa asamnya daripada rasa asinnya. This is the reason why I said the squid blend well with the chili sauce.
Berikutnya yang tidak kalah nendang di lidah gue adalah kikilnya. Perlu digaris bawahi kalo kikil disini tidak sealot jika dibandingkan kikil di warung nasi lain. Langsung putus dan hancur ketika dipotong atau dikunyah. Guilty pleasure. Rasa bersalah bercampur dengan rasa puas setelah menghabiskan seporsi kikil yang gue suka. T_T

Nah, jangan heran kalo kamu makan disini, kamu akan disajikan sepiring kuah cair yang berwarna coklat dengan irisan bawang putih mendampingi kuah gulai kamu. Itu adalah kuah cabe kecap yang lebih terasa asamnya daripada rasa asinnya. Kalo gue sih cabe kecapnya tidak dituang langsung ke nasi and I suggest you to not too. Nasinya sendiri sih sudah basah dengan kuah gulainya. Dan tampilannya sederhana beserta isiannya yang juga sederhana.

Well, sudah kebiasaan kalo setiap makan itu gue kepoin abang pemiliknya atau anak palungnya (palung=pembungkus nasi). Jadi saat ini Warung Babeh dikelola oleh Bang Udin, tak lain dan tak bukan anaknya si Babeh itu sendiri.

Cerita punya cerita, Warung Babeh ini awalnya berjualan di jalan Waja atau yang biasa disebut Angsapura selama 21 tahun. Berpindah ke jalan Emas dikarenakan tempat yang digunakan akan dimanfaatkan oleh pihak pemilik tanah. Dan ternyata awalnya bukan bernama ‘Warung Babeh’.
…tiba-tiba saja orang tua diseberang meja gue melanjutkan, kalo nama Babeh diberikan kepadanya karena yang makan di warung itu dulunya kebanyakan orang Jakarta yang merupakan pemain basket luar kota lawan dari tim basket Angsapura dulu. Saat ini masih banyak yang panggil Babeh dengan sebutan Bang atau Pak. Disitu gue masih shock kalo ternyata yang ngomong sama gue itu sosok si Babeh yang sebenernya.

Sampai sekarang sih masih banyak tamu Babeh dari Jakarta dan Australia yang mengunjungi tempat Babeh. Kebanyakan merupakan pemain basket yang dulunya tamu Babeh saat masih di jalan Waja. It’s kinda hard to gather more information from him since he can’t listen very well.
Untuk menemukan Warung Babeh ini agak sedikit tricky. Sederhananya sih jalan dari Sabaruddin lebih gampang. Kalo dari Jalan Asia belok ke Jalan Emas yang mengarah ke Jalan Sabaruddin, setelah persimpangan jalan Sabaruddin lurus aja lagi dikit. Warung Babeh adalah gedung ketiga di sebelah kiri. Untuk lengkapnya boleh klik link Google Maps di bawah ya.
Warung Babeh
Jalan Emas, simpang Jalan Sabaruddin
Buka: 10.00–17.00 (Minggu tutup)
#halal
Lokasi: https://goo.gl/maps/BH31Sc5kzEu
Edited by: Leo (@elte)
Dulu di jl waja makan pake cumi tamboh nasi 7x, sekali tamboh cuma gopek, minumnya jos susu tahun 2007, dan rasanya mantab, skrang jauh la rasanya, harganya juga jadi “waw” jos susu pun ga tau buat lagi yg jual minum nya. dah jarang mampir lagi.
Comments are closed.