Pernah makan steak segede kapak?
Yep, minggu lalu kita barusan nyobain bukan satu, bukan dua, tapi tiga tempat sekaligus yang menyajikan kapak, eh maksudnya steak segede kapak. Kalo kalian penasaran dengan ceritanya, ikutin sampe akhir ya!
By the way, long time no see!!! Kangen gak sama gue? *pleasejangantimpuktelur* Bagi yang udah lama ngikutin blog MakanMana, kemungkinan besar bakal ingat kalo gue sering nge-blog juga di sini dulu, so here I am back with this humble article! Please jangan nge-gas ya kalo tulisan gue masih kaku atau kurang menarik, lagi pemanasan nih hehe.

Now back to the topic. Let me ask you, can anybody resist the temptation of big, juicy, succulent beef steak? Tau nggak empuknya daging steak bergantung pada potongan bagian daging yang digunakan? Simpelnya, potongan daging yang berasal dari bagian otot sapi yang jarang digerakkan akan terasa lebih empuk dari bagian lainnya.
Maka itulah, kalian mungkin sudah nggak asing dengan istilah populer: tenderloin, sirloin, striploin, t-bone, rib eye, prime ribs, sampai dengan tomahawk. Nah, yang bakal kita bahas sekarang yaitu Tomahawk steak.
What is Tomahawk steak you ask?

Dinamain demikian karena memang bentuknya yang menyerupai kapak Tomahawk. Tomahawk steak ini juga kadang dikenal dengan nama lain bone-in ribeye, karena masih adanya tulang iga di dalam potongan daging, yang nambah bikin rasanya makin juicy.

Tomahawk dipotong berdasarkan ketebalan tulang iga nya, biasanya 5cm/2inch tebalnya. Since ukurannya segede gaban, that’s why beratnya bisa mencapai lebih kurang 1kg.
Langsung aja tiga tempat yang kita kunjungin untuk ber-karnivor ria!
01—The Thirty-Six





First up, The Thirty-Six. Tempat ini sempat mengalami major renovation, yang alhasil sekarang berkesan lebih chic, lebih luas dan pastinya instagram-worthy. Dengan renovasi ini, menu-menu baru juga ikut muncul, salah satunya menu Tomahawk steak ini.



Kali ini kita cobain dua jenis beef steak nya, Angus dan Wagyu. Perbedaan jelas yang nampak dari kedua jenis beef ini tentunya adalah di bagian marbling daging beef masing-masing, yaitu sebaran lemak pada daging sapi yang membentuk pola marmer.



Semakin sempurna pola marbling daging tersebut, maka semakin tinggi juga tingkat lemaknya, yang juga turut membuat daging tersebut semakin empuk. The real proof waktu kita sama-sama nyobain Angus dan Wagyu di sini.


Walau Angus udah kerasa empuk, bahkan Wagyu lebih empuk lagi. The meat is very juicy and succulent. Ya maklum, double the price, double the taste, right?
The Thirty-Six (@thethirtysix)
Jalan Multatuli No. 36
(061) 4530970
No Pork
Lokasi: https://goo.gl/maps/2sy2b21o1Vk
02—Trattoria


Second one, kita berpindah ke Trattoria. Well, seperti yang kita ketahui, resto ini sempat berpindah-pindah lokasi, yang akhirnya setia di dalam Tijili Square sekarang. Suasananya juga masih sama, dengan tema rustic dan woody.

Uniknya di sini, menu Tomahawk steak yang available itu dengan daging pork. Dikenal dengan nama Rosticciana, yang digunakan bagian rusuk depan kemudian dimarinate dengan mustard, thyme, rosemary, garlic, kemudian di-grill.

Disajiin bersama roasted potatoes dan homemade BBQ sauce, tentunya daging pork ini harus dimasak well-done, bukan seperti beef yang dinikmati dalam kondisi medium rare ataupun rare.



Surprisingly, daging setebal gini tetap terasa empuk dan efek marinasi nya ikut sampai ke dalam dagingnya that makes it enjoyable. Ditemeni sama homemade BBQ sauce-nya *bukankalengkaleng*, rasanya makin dapet!
Trattoria (@trattoria_medan)
Tijili Square, Jalan Kapten Pattimura No. 342
(061) 80514811
Non Halal
Lokasi: https://goo.gl/maps/w2BmxbvE4dk
03—DCWagyu Black Glove


Dan the third one as the last one also, tempat ini cukup unik karena konsepnya private dining, yaitu DCWagyu by Franz. Beberapa penikmat beef steak di kota Medan semestinya tahu dengan tempat yang satu ini, karena Franz sendiri sudah menge-host private dining ini sampai ke 700an sesi, bayangkan!


Tempatnya simple, dengan satu meja doang jadi kalian akan benar-benar merasakan privasi sesungguhnya bersama keluarga, teman, kerabat, atau siapapun yang kalian bawa, karena tidak menerima tamu lain lagi tiap sesinya.

Yang kita cobain dari DCWagyu ini, menu Tomahawk Wagyu dengan berat lebih kurang 1,3kg dan tingkat kematangan medium. Dengan racikan salt, pepper dan beberapa secret ingredients selama proses memasak, the taste is like out of this world for real!


Daging yang very juicy, bagian luar daging yang sangat beraroma, dengan marinasi bumbu rahasia Franz membuat Tomahawk steak ini sulit berhenti untuk diganyang. Alhasil dalam beberapa menit, kandas dibuat oleh kami.
DCWagyu Black Glove by Franz (@d.wagyu)
Jalan Brigjend Katamso Dalam (belakang BCA)
RESERVATION ONLY – 08196019400
No Pork
Lokasi: https://goo.gl/maps/b1NP4PZkmv82
So in the end as conclusion,
Menurut kami semua tempat di atas punya keunikan tersendiri dengan menu Tomahawk masing-masing. Kalau kamu pengen suasana cafe, instgrammable, maybe even with coffee, Thirty-Six deh. Kalau pengen nyobain sensasi Tomahawk dengan daging sapi berkaki pendek by Italian way, Trattoria pastinya. Dan yang suka private, capcus booking sama om Franz di DCWagyu, cuma kudu sabar ya karena konon bisa waiting list berbulan-bulan!