
Pahlawan Rakyat…
Mungkin statement di atas adalah cara terbaik untuk menggambarkan tentang Warung Nasi Etek Mawar yang terletak di Jln. Cik Ditiro, persimpangan Jln. Zainul Arifin. Dari penampilannya, mungkin aku akan sering melewatkan warung yang satu ini. Tetapi kalau diperhatikan, pelanggan warung ini terus menerus datang silih berganti seakan sudah memahami urutannya.
Dulunya, kedai nasi ini buka di Jln. Pagaruyung, tapi mereka sudah pindah sejak beberapa bulan yang lalu. Beberapa orang mungkin beranggapan Warung Nasi Etek Mawar ini sama dengan Warung Nasi Etek Emi. Maklum saja, Etek Mawar dan Etek Emi berjualan di tempat yang sama, hanya saja di waktu yang berbeda. Well, they’re sisters.

Buat yang udah jadi “member-nya” Etek Mawar, lokasinya yang sempit dan minim tempat dine-in sudah menjadi satu dua hal yang tak terlepaskan dari Warung Nasi Etek Mawar. Eits, meskipun begitu, nggak bisa dine-in bukan berarti nggak bisa takeaway, bukan? Banyak pelanggan Etek Mawar yang pada bungkus pulang nih.
Kami beruntung bisa bertemu dengan Etek Mawar di kunjungan kami. Setelah banyaknya pelanggan yang datang bergiliran, Etek Mawar pun beristirahat sebentar sambil duduk di meja kami. Sesi makan kami kebetulan sudah selesai saat diajakin ngobrol oleh Etek Mawar, waktunya membombardir Etek Mawar dengan pertanyaan seputar awal mula Warung Nasinya.
Tweaked Padangnese Food
Bukan, bukan. Foto di atas bukan quiz “Find the Differences”. Iseng aja sih buat kerjain elo semua! 😀 😀 😀
They do serve masakan khas Padang, but with a tweak pada rasa agar lebih sesuai dengan lidah orang Medan. Dan nyatanya, itu berhasil.

Contohnya terletak pada menu Ikan Arsik. Masyarakat Medan lebih mudah menerima dan mencerna menu “Ikan Arsik” dibandingkan “Ikan Pange” menu sejenis yang berasal dari daerah Padang.
Bedanya, Ikan Pange tidak menggunakan andaliman sebagai salah satu bahannya. Meski begitu, kedua jenis makanan ini sama-sama memiliki rasa masam yang khas dari bunga kencong. Of course, Ikan Arsik memberikan sensasi pedas yang membuat lidah terasa getir.

Selain Ikan Arsik, ayam goreng, telur dadar mengembang ala padang, sayur nangka dan daun ubi menjadi teman makan nasi kami malam itu.
Sayang, potongan ayam goreng yang agak tebal membuat bumbunya kurang meresap sampai ke dalam daging. Harum aroma dari kuah gulai yang disiram di atas nasi lebih dulu memancing indera kami. Kombinasi keseluruhan lauk-lauk tadi menciptakan seporsi makanan yang pedas namun mampu memenangkan hati kami.
Jangan takut kepedasan disini karena terdapat kedai jus tepat di sebelah Warung Nasi Etek Mawar. Buat yang mau #SaveBulanTua, ada disediakan kok air putih gratis di atas meja. Free flow! 😀 😀
Overall, I would say that this is a good tempat makan citarasa yang menggoyang lidah dengan harga yang cukup bersahabat.
Warung Nasi Etek Mawar
Alamat: Jln. Cik Ditiro, simpang Jln. Zainul Arifin
Buka: 5PM – 11PM
#no pork
Lokasi: https://goo.gl/maps/dGp9HgSFwuz
Comments are closed.