
Nama Kedai Kopi Apek udah pasti familiar di telinga orang yang lahir dan besar di Medan.
Beroperasi sejak 1923, Kedai Kopi Apek adalah salah satu kedai kopi legendaris di Medan yang berhasil “selamat” dari Perang Dunia ke-2.
Kedai Kopi Apek ini sudah berdiri sejak Pajak Hindu juga sudah beroperasi, letaknya juga berada tepat di seberangnya.

Bayangin saja seandainya Indonesia masih belum merdeka dari tangan penjajah. Belum tentu kita bisa duduk santai, sambil ngopi dan membahas tren kuliner seperti boba dan kopi susu aren.
Mungkin inilah penyebab masih banyak orang yang suka ngopi di kedai-kedai kopi tradisional seperti Kedai Kopi Apek dibanding cafe-cafe kekinian yang nge-hits.
Karena bagaimanapun, nilai historis dan value dari secangkir kopi tradisional ala kopitiam tua tidak bisa menggeser kopi kekinian yang modern.
A place filled with memory

Mayoritas pelanggan yang datang ke Kedai Kopi Apek, wajahnya sudah familiar dan dikenali oleh staff dari Kedai Kopi Apek.
Sebagai seseorang yang lahir dan besar di Medan, aku merasa sedikit malu ketika baru tau tentang eksistensi Kedai Kopi Apek di tahun ini, 2019.
Saat working on artikel “100 list food guide medan“, barulah aku mengunjungi kedai kopi legendaris ini.
3/4 boiled eggs — creamy and yummy! (IDR 24K)
Mungkin karena pemikiran yang skeptis karena sering mendapat “bisikan” bahwa harga menu di sini cukup premium, aku pun tidak begitu menikmati kunjungan pertamaku.
It was more like, I’m here only for data and content—and that was my honest thought.
Belum puas dengan apa yang kudapat, aku putuskan untuk mengunjungi Kedai Kopi Apek lagi dan cari nilai lebih.
This time it was different.

Meskipun aku datang sendiri, pekerja Kedai Kopi Apek tetap ramah dan sigap membersihkan satu meja bundar kecil di dekat counter, dan memastikan aku nyaman disana.
Di kunjunganku kali ini, aku merasa agak asing berada di sana, apalagi setiap meja penuh dan semua orang asik berbincang.
Sambil menunggu pesanan KoSuDi, Roti Panggang Srikaya, dan Telur Poding (yes, I eat a lot!), aku diam-diam mengobservasi Kedai Kopi Apek.

At one point, seorang Kakek yang sedang duduk sendiri menikmati kopi hitamnya didatangi seorang Nenek yang baru masuk dan mencari tempat duduk kosong.
Karena semua meja penuh, Nenek itu pun mendatangi Kakek tersebut dan menunjuk ke arah kursi kosong. Anggukan kecil dari Kakek dijawab dengan senyuman ramah Nenek.
Pemandangan itu membuatku tersenyum.
Karena penasaran kalau kedua Kakek dan Nenek itu saling kenal, aku pun langsung tanya dengan pekerja yang ada di sana.
“Nggak kok. Tapi mereka sama-sama pelanggan tetap sini.” Begitu jawaban mbak yang kerja di sana.
Ah, ternyata seperti itu.
Layaknya Siddharta Gautama yang mendapatkan pencerahan pasca meditasi di bawah pohon Bodhi, aku juga mendapatkan pencerahan (di meja depan kounter Kedai Kopi Apek) kenapa Kedai Kopi Apek selalu memiliki pengunjung tetap.
It’s the familiarity, warmth and a good cup of local coffee that make this place is always full.

Setiap pengunjung nggak harus saling mengenal ketika memasuki tempat ini, tapi dengan berbagi meja dan makan bersama—that feeling of togetherness will seep into the bone and embrace your heart.
I didn’t want to leave, even when the clock hits nine (sorry, boss!)
Di antara para pelanggan yang setia kembali ke Kedai Kopi Apek, ada yang sudah datang sejak puluhan tahun lalu, bahkan ada yang sejak masih muda.
Selain mereka, ada juga morning joggers, office workers and the owner’s friends yang meramaikan Kedai Kopi Apek.
But of course, kalau mau berlama-lama duduk di sana, setidaknya harus pesan sesuatu, ya kan?

Nothing beats a good ol’ style Breakfast in Kedai Kopi Apek
Kalau ini pertama kalinya kamu mengunjungi Kedai Kopi Apek, nggak perlu bingung mau pesan apa.
Kamu nggak akan nemuin daftar menu dalam bentuk tulisan atau booklet di sana, jadi satu-satunya cara adalah bertanya ke pekerja Kedai Kopi Apek.
Roti Kukus Kaya Skippy (IDR 27K) Roti Panggang Mentega Kaya (IDR 26K)
The classic, old-style Breakfast that you can get is a plate of Roti (toasted/steamed), 1/2 or 3/4 boiled eggs, and a glass of classic Kopi Susu Dingin (or get the hot one if you like it hot).
Untuk jenis roti, kamu bisa pilih yang panggang atau kukus dengan pilihan butter skippy ataupun old school Srikaya sebagai olesannya.
Waktu pertama kali kesana dengan Cindy, kami pesan roti panggang yang diolesi selai kaya dan mentega, rasanya manis gurih — klasik banget!
Tekstur garing dari rotinya masih bisa terasa meskipun rotinya sudah dingin pas kami gigit.
Untuk roti kukus, kami pesan yang berisi selai srikaya dan skippy, dengan perpaduan kedua selainya yang lebih pekat dibanding roti panggang.

Di Kedai Kopi Apek, kamu nggak diharuskan pesan makanan mereka, tapi minumnya sih wajib ya.

Untuk pilihan yang lebih bisa memenuhi isi perut di pagi hari, kalian bisa pesan street food yang dijual pas di depan jendela Kedai Kopi Apek.
Nyaris semua meja penuh dengan piring yang berisi masakan dari stall di depan, mau itu Bihun, Ifumie ataupun Kwetiau goreng.
Asap tebal dengan aroma smoky dari masakan yang ditumis di atas Wok panas menguap di udara, membuat Kedai Kopi Apek yang lumayan padat manusia terasa sedikit sesak.
Ditambah dengan hawa dari dapoer yang ada di balik kounter dan matahari yang kian meninggi, Kedai Kopi Apek menjadi semakin panas.
Kopi Susu Dingin (KoSuDi) Poding Telur
But eits, karena ditemani Kopi Susu Dingin yang menggunakan biji kopi asli Sidikalang, setiap seruputan jadi lebih mantap dan hawa panas dapat kuabaikan.
And of course, the perfectly 3/4 boiled egg is always a welcome treat!
Kembali lagi untuk suasananya yang bersahabat

Hari Kemerdekaan belum lama berlalu, mungkin kalian bisa kunjungi Kedai Kopi Apek sambil mengenang masa lampau dan menikmati secangkir kopi yang sudah eksis sejak 1923.
Mungkin sejarah dan asal usul kenapa tempat ini bisa segitu populernya (bahkan sudah sampai dikelola tiga generasi), bukan hal yang wajib diketahui saat ingin menyambangi Kedai Kopi Apek.
But, ngobrol singkat untuk kilas balik sejarah Kedai Kopi Apek ataupun sejarah Kota Medan sambil menyesap kopi akan terasa lebih bermakna, bukan?
Kedai Kopi Apek
Jl. Hindu No. 37
Buka: 06.30 AM – 14.00 PM
Harga ± 25-45rb
No Pork
Lokasi: https://goo.gl/maps/XZSPF7pDqNKY3yYS6
Wow, sesuatu banget!
Hati2. Kemaren saya diminta bayar Rp. 30 ribu untuk segelas teh manis panas!
Comments are closed.