Kalau melihat nama ‘RM Bandung’, mostly yang muncul di benak kita adalah “rumah makan ini pasti dibuka di Jalan Bandung,” karena di Medan, kebanyakan rumah makan namanya diambil dari nama jalan dimana usaha mereka dibuka.
Tapi setelah mengecek nama jalan, ternyata RM Bandung ini bukan terletak di jalan Bandung.
Kalo gitu, berarti rumah makan ini jual masakan khas Bandung, dong?
Bukan juga… (A/N: Kata owner, makanan lokal di Bandung itu makanan khas Sunda.)
Kenyataannya, RM Bandung menyajikan masakan Chinese yang halal (no pork) dan rasanya cucok bingit di lidah orang Medan!
Lah, kalo gitu kenapa tempat makan yang menjual masakan Chinese ini dinamai RM Bandung?
From Bandung with Love
Owner RM Bandung ini sebenarnya lahir dan besar di Bandung, sebelum bertemu jodohnya yang merupakan orang Medan.
Karena alasan keluarga, beliau pun pindah dari Bandung ke Medan.
Selain membawa keluarganya ke Medan, owner yang pernah buka rumah makan di Bandung selama setahun ini juga membawa seluruh tim dapur yang menguasai skill penggunaan kuali dan pisau ke Medan.
Tapi setelah 14 tahun berlalu, dari beberapa orang tim dapur tersebut, tinggal abang yang menguasai skill kuali, yakni abang yang di foto di atas yang masih setia menemani owner.
Mulai lagi dari awal
Memulai sebuah usaha itu nggak pernah gampang, pasti selalu ada batu-batunya di jalan, mau yang sekecil kerikil ataupun sebesar batu yang didorong Sisyphus (google aja ya siapa itu Sisyphus buat yang bingung).
Halangan pertama yang harus dilewati RM Bandung ini adalah posisi rumah makannya yang kurang strategis menurut owner.
Terletak di jalan kecil yang berada di balik bangunan tinggi mall Sun Plaza membuat RM Bandung kadang terlewatkan begitu saja.
Tapi… kerja keras dan ketekunan tidak akan pernah mengkhianati usaha kita.
Seiring berjalannya waktu (disertai kerja keras), RM Bandung pelan-pelan mulai dikenali orang-orang sekitar, terutama dari yang kerja kantoran.
Berkat metode dari mulut ke mulut (metode membawa berita paling klasik), hari-hari ke depannya RM Bandung pun berjalan lebih mulus dengan flow customer yang lebih konsisten.
Paket Hemat dan Praktis RM Bandung: The story of success
Di RM Bandung, kalian nggak akan menemukan menu berbasis daging B2 maupun daging lembu.
Alasannya, owner ingin menyajikan sesuatu yang dapat diterima banyak orang, dan ingin semua pelanggannya dapat menikmati semua menu di RM Bandung.
Bukan berarti menu di sini limited loh. Tidak semudah itu, ferguso (eh… mirip siapa ini ya?).
Meskipun begitu, menu di sini lumayan banyak—cek langsung di foto-foto berikut ini!
Walaupun menu-nya yang “universal” membuat hidangan di sini dapat diterima banyak orang, sistem penjualan yang (dulu) menggunakan sistem pesan nasi dan lauk terpisah (tia chai) membuat RM Bandung tidak begitu praktis untuk pelanggan yang kerja ataupun makan sendirian.
Karenanya, mulai dari dua tahun yang lalu, RM Bandung membuat berbagai paket hemat yang praktis dan mudah untuk pelanggan setianya.
Awesome!
Salah satu menu paling best-seller di sini adalah Ayam Geprek Telur Leleh.
Ada Apa Sama Menu Ini?
Semua hal itu ada kisahnya, sama seperti bagaimana menu-menu paket hemat di RM Bandung bisa terbentuk.
Pelanggan-pelanggan tetap RM Bandung yang mencintai rasa pedas mengisahkan keinginan mereka untuk menu baru unik yang pastinya bisa memuaskan craving mereka terhadap cabai.
Dari sana, mulailah perjalanan penuh trial and error sebelum terbentuknya menu Ayam Geprek Telur Leleh.
Menu ini dibuat karena banyaknya pelanggan tetap yang demen pedes request menu super spicy sama owner.
Ayam Geprek Telur Leleh ini terdiri dari ayam goreng crispy yang di-topped with sambal dan keju lelehan.
Cabe yang dipakai dioseng sebentar di kuali supaya aromanya lebih kuat. Setiap kali ada orderan barulah cabe tersebut diulek.
Nggak lama setelah memesan, Ayam Geprek ini pun diantar ke meja kami.
Wuih, tunggu dulu… gercep amet tangan kelen seperti halnya Food Fotographer lainnya (meski masih amateur), aku pun jeprat-jepret dulu foto Ayam Geprek Telur Leleh ini.
Kemudian, saat gigitan pertama mendarat di mulut, aku sempat mengganguk setuju dengan owner yang merekomendasikan menu ini, dan mengekspresikan ke Cindy, “Enak nih, Cin.”
Tak lama setelah gigitan ketiga, keringat pun mulai bercucuran dan lidah mulai menjulur keluar saking kepedesan. Cepat-cepat aku raih jus Sawi Nenas yang sudah menunggu di depan mata.
Jus Sawi Nenas (IDR 18.000)
Jujur aja, segelas jus dingin yang aku minum masih belum cukup untuk menetralkan rasa pedas Ayam Geprek Telur Leleh.
FYI, jus di sini dibuat pakai buah asli, jadi jusnya terasa pekat karena serat-seratnya yang numpuk. Di saat yang sama, jusnya juga menyegarkan raga.
Buat standar pedasku yang so-so aja, Ayam Geprek Telur Leleh ini termasuk pedas banget. (note: Richeese Chicken Lvl.4 termasuk sangat pedas buat aku)
Pedasnya itu terasa getir di lidah dengan rasa asin dan gurih yang sudah meresap di daging ayam yang sudah dibumbui sebelum digoreng.
For comparison, salah satu anak MaMa yang bernama Handy (pecinta makanan pedas) pernah nyobain menu ini dan katanya ‘nggak pedas-pedas amat’.
Tapi, soal pedas atau nggak kembali lagi ke lidah kita masing-masing.
Oh ya, ada juga menu lainnya yang juga diciptakan berdasarkan permintaan pelanggan yang datang, seperti Paket Kukus Telur untuk anak-anak kos-an yang ngidam masakan rumahan dan Paket Grilled Chicken Steak yang dibuat setelah meningkatnya traffic tamu luar negeri yang menginap di O*O sebelah.
But, if we want to talk about something very ‘RM Bandung’, it should be the Paket Ayam Goreng Bandung.
Ayam Goreng Bandung
What’s so special about this menu?
Rempah-rempah yang digunakan untuk membalut ayam diracik oleh Ci Nelly. Sebenarnya semua bumbu yang dipakai—mulai dari bumbu nasi goreng dan saus untuk grilled chicken pun semua diracik sendiri.
Benar-benar her heart on a plate, deh.
Ayam Goreng Bandung ini disajikan dengan sayur tumis, jadi seporsi ini sudah lengkap deh untuk makan siang yang “sehat” dan sempurna.
Pas kami cobain, bumbunya lumayan asin di lidah, tapi rempah-rempah lainnya justru sebaliknya.
Kalau kalian merasa menu paket ini belum cukup, boleh pesan menu ala carte lainnya kok.
MaMa pesan Tauco Udang sebagai pendamping karena menu yang satu ini katanya juga banyak diminati pelanggan tetap RM Bandung.
Rasa Tauco Udang-nya cenderung pedas dan asin, dengan citarasa Tauco yang klasik (rasa kacang yang sudah difermentasi).
Pas banget kalau dimakan sama nasi yang masih panas, yum!
Paket Hemat Nyaman di Kantong
Buat kalian yang kantongnya udah terkuras seperti aku, apalagi masa-masa mendekati akhir bulan ini, boleh deh pesan lunch kalian dari RM Bandung.
Dengan hanya IDR 20.000, kalian uda bisa dapatin paket lengkap nasi beserta lauk pauk sesuai selera kalian.
Pas di lidah, pas di kantong: Isn’t it worth it?
And also, kalau kalian udah nyobain menu RM Bandung, jangan lupa komen ya, biar MaMa tau yang mana favorit kalian!
RM Bandung (Est. 2005)
Jl. Muara Takus No. 30
10.00 AM – 14.30 PM
17.30 PM – 21.00 PM
No. Telp: 061-4510290
Harga ± 20K – 40K
No Pork & No Beef