“Gudeg, Makanan khas Jawa yang Ngangenin”
Begitulah kata Mas Azam, anak dari Bu Ari yang sekarang mengurus kedai Gudeg Jogja Bu Ari di Jalan Bambu II.
Kata “Gudeg” sebenarnya sudah tak asing di telingaku. Tapi sebelum saya aktif mencari makanan khas Jogja yang satu ini di Kota Medan, saya nggak pernah benar-benar mengenal apa itu “Gudeg”.

Gudeg adalah makanan khas Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terbuat dari nangka muda yang dimasak berjam-jam. Warnanya yang merah kecokelatan datang dari daun jati yang dimasak bersamaan dengan nangka mudanya (gori).
Di warung Gudeg Bu Ari, gori harus dimasak setidaknya dua belas jam untuk mendapat citarasa dan warna yang diinginkan. Biasanya, rasanya akan sangat manis, apalagi Gudeg yang langsung kamu cicipi di daerah Jawa.

Tapi Gudeg Bu Ari ini berbeda.
Meski masih tergolong manis, levelnya tidak seperti yang aslinya di Jawa, justru rasanya manis-manis gurih ketika disantap bersama lauk lainnya.
Ketika memesan seporsi Nasi Gudeg tok, hanya sesendok besar sambal goreng krecek lah yang ditambahkan ke dalam piring, menemani nasi putih dan gudeg tadi.

Krecek adalah bagian halus kulit sapi/kerbau/lembu yang digoreng dan dimasak dengan bumbu.
Menurut Mas Azam, ada dua jenis sambal goreng krecek yang bisa ditemukan di Jawa: kering dan berkuah.
Biasanya, sambal goreng krecek kering memiliki “pori-pori” yang lebih kecil sehingga apabila digoreng, bentuknya akan tetap sama dan tidak gampang hancur.
Di Jawa sendiri, kebanyakan sambal goreng krecek kering yang lebih lumrah dijumpai.

Tapi di Gudeg Bu Ari, justru Krecek berkuahlah yang bisa ditemukan. Gudeg Bu Ari menggunakan kulit lembu dan bumbu merah dengan cabe rawit sebagai bahan kuah kreceknya.
FYI, Kulit lembu tidak sama dengan kulit kerbau. “Pori-porinya” lebih lebar dan lebih cepat menyerap zat cair sehingga mudah hancur apabila dimasak dalam waktu yang lama.
Ada cabai rawit yang dimasukkan tanpa dipotong ke dalam kuahnya. Jadi kalau lagi makan kreceknya, bisa aja kegigit cabe rawit, lebih greget! (But, please be careful kalau nggak sanggup mamam cabai)
Paket Nasi Gudeg Ayam

Melihat banyaknya paket menu di warung Gudeg Bu Ari sempat buat kami bingung. Paket menu yang paling komplit, Paket Nasi Gudeg Ayam, pun menjadi pilihan biar mudah.
Di seporsi paket Nasi Gudeg Ayam, terdapat opor ayam, ceker, telur, dan tahu/tempe bacem, yang bakal buat kenyang abis.
Opor Ayam
Opor Ayam berbeda dengan Ayam Goreng/Ayam Gulai yang sering kita temui di Nasi Padang/Minang.
Opor Ayam merupakan masakan ayam berkuah yang dimasak dengan bumbu putih (campuran dominan bawang putih, bawang merah, kemiri) dan santan.

Setelah dibumbui, ayam kemudian dimasak sampai bumbunya meresap.
Kalau dilihat dari foto, memang opor ayamnya terlihat tidak berkuah. Untuk tujuan fotografi, hehe.
Tapi sebenarnya kuah Opor Ayam sengaja saya pisah agar lebih terlihat permukaan daging ayamnya.

Kalian bisa request ayamnya mau digoreng atau nggak. Secara kami belum pernah nyobain Opor Ayam sebelumnya. Randomly, kami lebih memilih untuk cobain yang nggak digoreng.
“Lembutnya minta ampun“, begitulah yang dipikirkan kami. Aromanya lumayan unik, bukan tipikal ayam yang biasa kami makan dan rempahnya super nendang.
Opor Ayam memiliki aroma yang lebih ringan dan rasanya cenderung manis.
Jangan disalah sangka dan disamakan dengan ayam semur yang warnanya lebih gelap, meskipun sama2 manis.
Opor Telur & Ceker
Selain ayam, ada juga telur, ceker, tempe, dan tahu yang dimasak dengan cara dan bumbu yang sama.
Kulit opor ceker gampang banget dilepas dari tulangnya, very nice! Kalau dibandingkan dengan kaki ayam ala Korea yang “collagen”-nya ketat abis, kulit opor ceker ini lebih mirip dengan ceker ayam ala Dimsum Hongkong yang dikukus agar gampang dinikmati.
Meskipun ada opor tahu dan tempe, kami pesen tahu dan tempe bacem atas rekomendasi Mas Azam.
Tahu & Tempe Bacem

“So gewd!”
Salah satu anak MaMa, Sylvia, berseru dengan semangat.
Tahu & tempe dibacem selama 4 hari agar bumbu-bumbunya bisa meresap ke “pori-pori” tahu & tempe.

Rasanya manis dan gurih, tekstur tahunya lembut seperti telur kukus. Tempenya juga padat dan empuk.
Oh iya, untuk paketnya, kalian cuma boleh pilih tempe atau tahu bacem, not both of them. Kecuali kalian mau cobain dua-duanya, yah pesen aja keduanya dengan harga normal.
Di antara lauk-lauk yang rasanya lebih ringan, tempe dan tahu bacem menjadi primadona karena rasanya yang lebih bold.
Menurutku, tempe/tahu bacem Gudeg Bu Ari ini memang WAJIB dicoba.
Mirip tapi Tak Sama

Makanan Jawa terkenal dengan citarasanya yang manis, berbeda dengan makanan Padang yang cenderung pedas dan digemari orang Medan. That’s why di Gudeg Bu Ari mereka juga menyediakan sambal terasi pedas agar overall taste Gudeg ini bisa cocok di lidah orang Medan.

Meskipun citarasanya mirip dengan Gudeg yang ada di Jawa, Mas Azam mengatakan bahwa kadar manis yang dominan di Gudeg sudah diutak-atik agar lebih cocok ke lidah masyarakat Medan.
Mungkin itulah alasannya, menurut MaMa, kenapa Gudeg Jogja Bu Ari is perfect buat newbie yang baru mau coba Gudeg tapi ragu karena kadar manisnya yang super populer. Cobain aja dulu Gudeg Jogja Bu Ari sebelum membuat keputusan—whether you’ll like it or not!
Gudeg Jogja Bu Ari
Jl. Bambu No.1D
Jam Buka: 11.00-21.00 (Jumat tutup)
Harga ±15K-43K (paket ada yang sampai 160K)
No Telp: 085276500259
Halal
Lokasi: https://goo.gl/maps/xRMbiSwNU8oVtBMN9