Setelah sekian lama ditunggu-tunggu, akhirnya tim Makanmana bikin VLOG langsung ke Negeri Ginseng, Korea Selatan.
#MakjangKorea kali ini menggunakan service dari Angkasa Tour & Travel (Korea Jeju Busan Package). Buat yang belum tahu, Makjang itu singkatan dari “Makanmana Jalan Bareng”.
It’s been a while sejak #Makjang Bukit Lawang terakhir. Dan kali ini kami sajikan VLOG yang lebih spesial lagi.
Anyway, artikel dan video di bawah nanti adalah Part I perjalanan kami ke Korsel. Since tempat yang kami kunjungi cukup banyak, kami bagi ke beberapa bagian.
Artikel dan video ini memuat rekap Day 1 dan Day 2 di Korea Selatan.

Titik kumpul bermula di Kualanamu pada jam 17.00 WIB, bertemu tour leader dan peserta lainnya. Lama penerbangannya sendiri dari Medan-Singapura kurang lebih 1 jam 15 menit dengan pesawat yang dijadwalkan terbang pukul 20.00 WIB.
Lalu transit di Singapura selama 2 jam, kemudian melanjutkan penerbangan sekitar pukul 00.00 waktu Singapura ke Incheon—Seoul yang memakan waktu kurang lebih 6 jam 45 menit.
Kami touchdown di Seoul sekitar pukul 7.00 KST. Antrian untuk imigrasi di Incheon Airport ternyata sangat panjang (kami mengantri hampir 1,5 jam). Wajar saja, bandara ini merupakan salah satu bandara tersibuk di dunia.

James-ssi, tour guide lokal menyambut kami dan Makanmana South Korea Trip was started!
Day 1—Seoul City
Namsan Seoul Tower (남산서울타워)

Menara ini merupakan landmark-nya kota Seoul. Semua turis yang datang sudah pasti singgah di menara satu ini.
Kami tidak naik sampai ke level atas menara, meningat keterbatasan waktu dan tidak banyak yang bisa dinikmati selain view dari atas kota Seoul.
Kalau punya waktu lebih, seluruh gedung Namsan Tower ini sebenarnya memiliki beberapa atraksi. Mulai dari area observatory, museum, restoran, kafe, food court, toko souvenir dan masih banyak lainnya.
Tapi yang menjadi highlight kami adalah Love Padlocks atau Gembok Cinta. Tulis namamu dan pasangan beserta harapan kalian berdua (kalau muat) pada gembok lalu kunci di pagar yang telah disediakan.
Perut yang membunyikan genderang keras menandakan eksplorasi di Namsan Park yang tak jauh dari Namsan Tower sudah seharusnya berakhir. James mengajak kami ke lokasi berikutnya untuk menikmati makan siang.
Chaesundang/Chaeseondang (채선당-샤부샤부)
Kalau dipikir-pikir, ini makan siang pertama kami di Korea Selatan. It has to be good!
Terdapat dua pilihan shabu-shabu di sini: Seafood atau Daging Sapi.


KEDUANYA kami coba! Sudah pasti kami ingin mencoba semua menu yang ditawarkan. Mumpung sudah jauh sampai ke sana toh.
Sup kaldu yang digunakan dan sayuran yang diberikan semua sama saja. Yang berbeda hanya jenis pilihan dagingnya.
Shabu-shabu kemudian dinikmati bersamaan dengan banchan, hidangan pendamping khas Korea seperti kimchi, asinan lobak, tauge, bawang dan lainnya.
Bolehlah, such a good opening untuk hari pertama kami di Seoul.
Sepertinya James sadar kalau senyum di bibir kami belum benar-benar maksimal. Beliau memberi bocoran kalau makan malam nanti bakalan lebih istimewa lagi. Jadi, bersabar saja dulu ya.
Save the best for the last, ain’t it?
Kalimat James bener-bener menghibur sebagai penutup makan siang hari ini.
Day 1—Jeju Island
Kami pun langsung dibawa ke Gimpo Airport untuk terbang lagi ke Jeju Island, setelah menikmati shabu-shabu tadi. Kali ini, perjalanan akan memakan waktu sekitar 1,5 jam.
Nothing much we can do setibanya di Jeju. Malam sudah tiba dan tidak banyak atraksi pada jam malam.
Hanya 1 lokasi saja yang bisa kami kunjungi dan titiknya berada tidak jauh dari bandara.
Anyway, Jeju Island ini termasuk pulau yang kecil. Hanya butuh waktu 2 jam untuk mengitari sisi luar pulau dengan menggunakan bus pariwisata.
Jeju Island juga tergolong sebagai pulau vulkanik. Di tengah-tengah Pulau Jeju berdiri megah Gunung Hallasan yang terdaftar ke dalam UNESCO World Heritage.
Dragon Head Rock ( 용두암 )
To be honest, dari sekian banyak angle, gue pribadi nggak menemukan sisi manapun yang paling mirip dengan “Dragon Head”.
Tapi, ada beberapa orang yang justru takjub dan berkata kalau bentuk batunya bener-bener mirip.
Hmmm… Apakah daya imajinasi gue masih kurang? Atau mungkin karena sudah kelaparan karena jam sudah menunjukkan waktu makan malam.
Namun, Dragon Head Rock ini merupakan salah satu titik yang cukup popular dan selalu disinggahi setiap turis.
Pucuk dicinta, ulam pun tiba. James langsung mengajak kami untuk makan malam di Ppeoltteok Nakji setelah selesai foto-foto.
Ppeoltteok Nakji (뻘떡낙지)

Ini dia lokasi makan malam yang dielu-elukan James bakalan terasa istimewa.
Nampak jelas dari logo besar sebelum pintu masuk bahwa restoran ini menyajikan aneka masakan Gurita sebagai menu utamanya.


Nakji Yeonpo Tang memberikan “tontonan” yang cukup unik dan mungkin saja bikin dahi berkernyit.
Bagaimana tidak? Seekor gurita yang masih hidup langsung dimasukkan ke dalam sup sayuran yang mendidih dan dimasak sampai matang.
Supnya yang berubah menjadi sedikit gelap, masih terasa clear dengan aroma dan rasa khas seafood yang mencolok.
BUT!
Wait until you try the Nakji Bokkeum. Meski terlihat kemerahan, tapi Gurita yang ditumis dengan dan chili flakes ini nggak pedes kok.
Cara makannya mesti dicampurkan ke nasi dan tauge yang disediakan dan dicampur secara merata.

Aigo~ Hampir lupa. Sebagai pembuka/menu pendamping, kami cobain kimchi lobak yang memiliki rasa manis ini.
Sebenarnya ada beberapa macam jenis kimchi di Korea. Salah satunya ya kimchi lobak di atas ini dan kimchi sawi yang paling umum ditemukan.
Kami kira presentasi makan malam yang sudah cukup berhasil bikin kagum tadi merupakan highlight malam itu. Tapi ternyata, yang terjadi berikutnya adalah atraksi utamanya.
Makan gurita yang masih hidup SECARA LANGSUNG.
James memasukkan beberapa tentakel yang masih menyatu dengan tubuh gurita yang masih hidup ke dalam mulut Bobby. Tentakel kemudian digunting dan Bobby mulai mengunyah.
Rasanya cukup aneh karena tentakel terus-menerus lengket di bibir dan lidah. Rasanya yang pasti asin, karena seafood dan teksturnya kenyal dan sedikit sulit untuk digigit.
Pastikan mengunyahnya sampai halus sebelum menelannya, demi menghindari tentakel lengket di tenggorokan dan menyebabkan kesulitan bernafas.
Menu-menu yang menjadi penutup malam Day 1 di Jeju Island ini benar-benar menakjubkan.
Day 2—Jeju Island
Kami disambut oleh angin yang bertiup cukup kencang begitu keluar dari gedung hotel. Cuaca hari itu juga cukup cerah. Menandakan perjalanan seharian ini sepertinya bakal terasa menyenangkan!
Seongsan Ilchulbong (성산 일출봉)

Pagi hari pertama di Jeju, kami mengunjungi Seongsan Ilchulbong, sebuah bukit yang terbentuk dari ledakan gunung vulkanik yang berusia sekitar 5.000 tahun.
A number 1 on the must-visit-list di Pulau Jeju!
Banyak turis serta penduduk korea yang datang kemari untuk menikmati pemandangan matahari terbit yang dikelilingi oleh laut korea. Mungkin itu alasannya kawah yang satu ini disebut “Sunrise Peak“.
Pemandangannya benar-benar bagus! Bahkan dari jalur mendakinya sampai ke puncak bukit itu sendiri, semuanya merupakan atraksi utama.
Nggak sempat mata ini berkedip melihat keindahan pemandangannya!
Di kaki bukit, biasanya terdapat banyak penyelam wanita yang berburu gurita, kerang-kerangan dan hasil laut lainnya dengan menyelam langsung ke lautan tanpa alat bantu pernafasan.
Sayangnya, di hari itu kami tidak bertemu satupun “HaeNyeo”. Mungkin lagi liburan ya, haha.
Turun dari Seongsan Ilchulbong sekitar 30 menit dengan bus pariwisata, kami tiba di tempat berikutnya yang nggak kalah bikin hati berdebar.
Seongeup Folk Village (성읍민속마을)

Setiap jejak langkah kami memasuki dan menelusuri desa tradisional Seongeup, seakan-akan membawa kami kembali ke masa lalu.
Rumah-rumah di sini masih tradisional dan FYI, ini benar-benar desa asli. Hanya saja sudah tidak ditinggali dan saat ini dijadikan tourism spot.



Konon katanya, rumah-rumah di sini tidak ada pintunya. Kalaupun ada, tidak pernah dikunci.
Jarak antar rumah yang cukup jauh dan jumlah penduduk yang jarang menjadi salah satu alasannya.
Kekerabatan antar warga yang sangat dekat juga menciptakan sebuah kepercayaan di antara sesama. Jadi, ya siapapun diperbolehkan masuk dan keluar rumah secara bebas, jika diperlukan.
Jarak dari Seongeup Folk Village ke restoran yang akan kami kunjungi untuk makan siang cukup dekat. Hanya sekitar 5 menit dengan bus pariwisata dari Seongeup.
Yetjeongeuigol Sikdang (옛정의골식당)
Dude! ALL YOU CAN EAT KOREAN BLACK PORK, DUDE! Siapa sih yang nggak langsung jatuh cinta sama ini tempat?


Nothing much we can say selain dari daging black pork-nya yang bener-bener endes, tebal dan juicy! Bumbunya juga meresap hingga ke bagian dalam daging.
Beberapa bagian daging yang menjadi garing karena proses panggang memberikan tekstur yang asyik ketika digigit.
Mungkin saat itu kami sangat kelaparan sehingga lebih menikmati makanannya daripada menguji setiap indra perasa kami.
But, one thing for sure, makanannya recommended!

Di tempat ini pula, kami cobain yang namanya Makgeolli. Selain Soju, Korsel juga terkenal akan Makgeolli-nya sebagai minuman beralkohol.
Rasanya hampir mirip seperti air tape karena terbuat dari beras. But, this is really really fresh!
Puas dengan perut yang sudah terisi penuh, perjalanan pun dilanjutkan kembali.
Tempat yang satu ini akan menjadi spot terakhir kami di Pulau Jeju, sekaligus menjadi spot yang PALING menawan, direkomendasikan, indah, mantep, bagus….dan ya intinya INI TEMPAT WAJIB DIKUNJUNGI di Musim Gugur.
Sangumburi Crater (산굼부리)
Lokasi dengan hamparan penuh ilalang berwarna perak keemasan yang luas menjadi highlight kami selama di Jeju Island.
Setiap sudut, setiap titik, SEMUA bagian dari Sangumburi menjadi spot foto yang teramat sangat menarik.
Sekali lagi, yang kamera, smartphone atau GoPro-nya lowbat, AUTO NYESAL!

Selama berada di Sangumburi Crater, tidak henti-hentinya kamera ini mengambil gambar.
Sayangnya, waktu yang terbatas sudah mengejar kami untuk segera beranjak kaki.
Dari Sangumburi Crater, kami bertolak ke Gimpo Airport untuk melanjutkan perjalanan ke Busan selama 45 menit.
Hiks.. Bye-bye Jeju Island. You’ll be missed!
Day 2—Busan City
Sojeong Galbi (소정갈비)
Makan malam terakhir untuk Day 2 di Korea, diakhiri dengan BBQ di Sojeong Galbi, Busan.
It’s our second BBQ today. Dan yang satu ini quite common, meskipun menikmati BBQ langsung di Korea so pasti memberikan experience yang lebih berbeda dibandingkan di Medan.
However, thank you James-ssi yang menutup malam ini dengan makan malam yang cukup bikin perut puas dan tidur yang pulas.
Sampai jumpa di Part 2 artikel #MakjangKorea bersama Angkasa Tour & Travel!
Nonton VLOG #MakjangKorea selengkapnya di bawah ini.
Korea Jeju Busan Trip bersama @angkasatour
Jalan Wahidin No. 65A (Simp.Sampali)
(+6261) – 888 19 888 (Hotline)
info@angkasatour.id