Skip to content

Desa Wisata Bagot—Minum Tuak Dengan Pemandangan Alam Yang Indah

Tuak, salah satu pride lokal masyarakat Batak yang sudah dikenal oleh sejuta umat, terutama dari yang lahir dan besar di Sumatera Utara. Bagaimana tidak dikenal? Suku Batak merupakan suku lokal Sumatera Utara yang sudah menetap sejak lama—dengan tradisi, bahasa dan kultur yang diturunkan dari nenek moyang mereka sejak dahulu kala.

Tuak juga merupakan minuman khas masyarakat Batak yang sering disajikan dalam upacara adat.

Samosir merupakan salah satu pulau yang dihuni oleh masyarakat Batak secara turun temurun, dan dibagi menjadi beberapa desa yang dihuni oleh masyarakat dengan marga yang sama.

Desa Parlondut di Pangururan terpilih untuk menjadi Desa Wisata Bagot pada tahun 2020, yang diresmikan oleh Dinas Pariwisata Sumut serta dihadiri oleh bupati dan lainnya. Makanya kalau kalian ke sini, kalian bisa melihat tulisan Wonderful Indonesia yang dicetak di beberapa tempat.

Kenapa namanya Desa Wisata Bagot?

Bagot merupakan bahasa tulen dari Tuak, yang juga merujuk ke nama Pohon dimana bahan utama Tuak didapatkan, yaitu Pohon Bagot atau yang dikenal juga dengan Pohon Aren atau Enau.

Pohon Bagot ini tidak hanya memproduksi buah yang diolah menjadi Tuak, tapi juga diolah menjadi beberapa produk lainnya, seperti Gula Aren, Sapu Ijuk, dan Sapu Lidi.

Oleh sebab itu, warga di area sekitar menjadikan Bagot sebagai sumber mata pencaharian mereka.

Proses Mendapatkan Tuak dari Pohon Aren

Untuk mendapatkan Bagot yang merupakan minuman lokal ini tidaklah mudah.

Nira, yang merupakan cairan manis yang didapatkan dari batang pohon Aren, diperoleh dengan cara mengiris tipis batang pohon Aren. Paragat, sebutan untuk penyadap tuak, akan memulai proses dengan memukul batang pohon berulang kali dengan alat yang disebut balbal-balbal beberapa kali, lalu akan dipotong.

Ujungnya dibungkus dengan obat lalu dibiarkan dua sampai 3 hari. Paragat secara rutin memeriksa dan mengiris batang pohonnya dua kali sehari (pagi dan sore) agar cairan dapat keluar lancar.

Umumnya, proses penyadapan membutuhkan waktu 5 sampai 6 bulan untuk mendapatkan volume yang banyak karena cairannya keluar setetes demi setetes. Dalam proses inilah Nira perlahan-lahan fermentasi menjadi Tuak.

Nikmati Bolu Bagot dan Ubi Singkong Bagot di Sapo

Keunikan Wisata Bagot tidak hanya dinikmati dengan mencicipi Tuak lokal sambil menatap pemandangan indah, tapi juga dalam bentuk makanan yang diolah menggunakan Tuak sebagai salah satu bahannya, seperti Ubi Singkong Bagot dan Bolu Bagot.

Ubi lokal dimasak dengan Bagot sampai Bagotnya meresap ke dalam ubi. Lalu Ubi Singkong dihidangkan dengan Sambal Tuk Tuk. Kalian bisa menikmat menu ubi rebus dan bolu yang dimasak dengan bagot ini di dalam sapo, atau dikenal juga dengan sebutan pondok.

Ubi Singkongnya bisa dipesan yang goreng juga.

Desa Wisata Bagot

Alamat: Jalan Gereja, Parlondut, Samosir
Lokasi: https://goo.gl/maps/6qbsuJqserNfivuM8

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *