Bakmie Khek Andalas

Boleh dibilang sih, Bakmie Khek Andalas ini merupakan salah satu legenda kuliner Medan. Dengan track record yang udah berjualan lebih dari 30 tahun, wajar donk kalo kita kasih gelar demikian. Oh ya, yang belum tau… arti ‘Khek’ itu sebenarnya sebuah nama marga dalam masyarakat Tionghoa, seperti ‘Jawa’, ‘Sunda’, ‘Batak’. Jika dilihat dari sejarahnya, masyarakat Tiongkok dari berbagai wilayah dulunya bermigrasi ke Medan, dan masing-masing wilayah tersebut memiliki ciri khas kulinernya. Buktinya aja bakmie khek ini sama sekali berbeda dengan mie hokkien yang notabene lebih full toppingnya.

Bakmie Andalas ini awalnya berjualan di Jalan Selat Panjang dengan menyewa sebuah kedai kopi, yang mana kemudian pindah ke Jalan Andalas (hence the name ‘Andalas’ yang disesuaikan dengan nama jalan) dan tempat dulunya sekarang ditempati oleh Bakmie Khek SP5. Dari segi penampilan dan tekstur mie sih… keduanya mirip sekali, bagai pinang dibelah dua. Perbedaan yang signifikan tentunya ketika lidah anda menjadi jurinya.

Kedai mie ini sudah dijalani oleh generasi ketiga. Rahasia kelezatan bakmie khek terletak pada adonan mie dan lauknya yang sederhana. Dari bahan mie hingga ke lauknya, semuanya masih handmade.

Bakmie khek pun lebih tebal dari mie pangsit atau mie siantar. Teksturnya juga lebih kenyal dan butuh asupan minyak babi setelah dimasak agar menghindari mie yang sticky.

Sederhana sekali bukan enampilannya? Hanya mie dengan topping minced pork dan spring onion. Do not under estimate though… Bakmie khek Andalas ini merupakan favorit kru Makanmana. Harganya juga lebih tinggi dari pasaran, tetapi tetap saja punya pelanggan tetap. In case you’re wondering, kedai ini sudah buka ketika ayam belum berkokok, bersama dengan legenda kwetiaw Andalas.