Skip to content

Pulau Samosir Kisah dari Sang Pionir

Danau toba sepertinya masih menjadi primadona bagi wisatawan ketika mendengar nama Sumatera Utara. Bahkan, tak jarang ketika menyebutkan nama Medan, Danau Toba adalah tempat yang selalu terbesit di ingatan sebagian orang. Padahal jarak yang ditempuh cukup jauh untuk melekatkan Danau ini di Kota Medan. Tempat ini seakan menjadi magnet tersendiri bagi orang yang pernah atau akan sedang berkunjung di Sumatera utara.

Satu hal yang membuat Danau Toba ini selalu akan dikenang. Yaitu Pulau Samosir. Pulau yang berada di tengah-tengah Danau vulkanik terbesar di dunia. Saking tersohornya Pulau Samosir ini sehingga setiap kali ada kunjungan ke Sumatera Utara, tempat ini tidak bisa dilewatkan.

Lalu, apa yang membuat Pulau Samosir ini begitu istimewa? Di kunjungan kali ini, Tim MaMa menyajikan beberapa cerita dari sang pionir. Dari mereka yang pertama merintis segalanya dari bawah.

Toledo Inn, Tantangan Menjadi Yang Pertama

Siapa yang menduga bahwa penginapan pertama yang berdiri di Pulau Samosir adalah Toledo Inn. Hotel yang terletak di Jalan Lingkar, Tuktuk Siadong, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara ini sudah didirikan sejak 1977. Langit mendung dan angin Danau Toba sore itu mengiringi obrolan kami dengan Maranti Lumban Tobing anak dari sang pemilik yang mengungkapkan bahwa dulunya tanah tempat Toledo Inn ini adalah bukit yang diuruk perlahan hingga menjadi Toledo Inn sekarang. Hotel yang kini memiliki 175 kamar tersebut dulunya adalah bangunan dengan dinding triplek dan hanya berjumlah 20 kamar saja.

Sang Ibu Ny. Mangisi Lumban Tobing Br. Simorangkir adalah sosok yang populer dibalik hotel pertama di Samosir ini. Meski sang Ibu kini telah tiada, Maranti melanjutkan perjalanan Toledo Inn Bersama saudara dan saudarinya. Kepada tim MakanMana, beliau mengungkapkan nama Toledo Inn itu berarti ajakan. Seperti “Ayo bareng” yang diartikan dari Bahasa Batak.

Kami menangkap ekspresi ceria dan semangat pada wajah beliau ketika bercerita bahwa di akhir tahun 70an hingga akhir 80an, banyak wisatawan mancanegara berkunjung ke Danau Toba dan singgah ke Pulau Samosir. Pada saat itu, penginapan belum sebanyak sekarang. Sehingga pilihan pun tak banyak.

Romantisasi Danau Toba mulai macet karena menjelang akhir tahun 90an. Maranti mengungkapkan pada tahun itu, hutan di sekitar Samosir mengalami bencana kebakaran yang menyebabkan polusi udara dengan asap tebal yang cukup mengganggu hingga menyebabkan berkurangnya kunjungan wisatawan. Belum lagi pada tahun 1998, Indonesia mengalami krisis moneter dan kerusuhan yang berdampak begitu hebatnya hingga ke Danau toba.

Setelah kerusuhan berakhir dan krisis mulai diatasi, perlahan Danau Toba bangkit dan Pulau Samosir kembali berbenah. Tahun bertambah, turis yang datang pun cukup beragam. Selama menginap di Toledo Inn, kami cukup nyaman dengan kamar dan suasananya yang private. Desain kamar Toledo Inn mungkin belum begitu familiar di keluarga Indonesia, tetapi jika menyasar pasar mancanegara selain Indonesia, Toledo Inn menjual “spasi” dan privasi.

Toledo Inn

Alamat: Jl. Lingkar, Tuktuk Siadong, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara 22395
No. HP: 0811-6092-570
Lokasi: https://goo.gl/maps/W8EjmcLVDQSPRns46

RM Lau Renun Tarigan, Satu Nusa Dua Rasa

Pulau Samosir tak hanya menyajikan panorama indah alamnya, tetapi juga menyediakan tempat untuk memanjakan lidah. Adalah RM Lau Renun Tarigan yang berlokasi di Tuktuk Siadong, Simanindo, Kabupaten Samosir. Tempat ini cukup mencuri perhatian kami karena lokasinya berlatar belakang bukit dan sawah yang terbentang sejauh mata memandang.

Kami menemui Nurlizah Br. Rumahorbo dan Suaminya yang bermarga Tarigan. Kepada MakanMana mereka bercerita tentang bagaimana perbedaan latar belakang suku keduanya menjadikan RM Lau Renun Tarigan seperti sekarang. Salah satu destinasi kuliner non halal di Samosir sejak 2009.

Dengan mata berkaca-kaca, Nurlizah mengungkapkan bahwa RM Lau Renun Tarigan ini berangkat dari ketidakpuasan keluarga atas keputusan yang Ia ambil. Pernikahannya dengan suami bermarga Tarigan mendapatkan pertentangan dari keluarga yang mengharuskan mereka pindah dari rumah keluarga dan berdikari.

RM Lau Renun Tarigan adalah rumah makan yang mengusung konsep akulturasi Batak Toba dan Karo. Menu yang menjadi andalan di rumah makan yang terletak di jantung wisata Pulau Samosir ini adalah Babi Panggang Karo dan Arsik Ikan Mas. Meski ada beberapa menu pelengkap, kedua menu ini masih menjadi andalan.

Nurlizah membeberkan di awal pembukaan, betapa sulitnya akses air bersih ke rumah makan yang sedang dibangunnya itu. Keterbatasan sumber air ini mengharuskan mereka mengangkut air dan berjalan beberapa kilometer setiap harinya. Hingga pada suatu waktu seorang dari Australia bernama Steve membantu pendanaan RM Lau Renun Tarigan.

Komitmen Nurlizah dan suami untuk menjadikan RM Lau Renun Tarigan sebagai salah satu destinasi tempat makan yang wajib dikunjungi ketika berplesir ke Pulau Samosir tampak dari cara mereka mengolah makanan. Kehigienisan menjadi salah satu faktor penting yang dipertahankan dari awal tempat ini beroperasi. Hal ini tampak dari meja-meja makan keramik yang tampak kilat dan dapur tempat penyajian yang berada di depan pintu masuk. Sehingga tanpa sengaja RM Lau Renun Tarigan memberitahu proses penyajian hidangan yang akan kita santap.

Hingga kini, RM Lau Renun Tarigan tidak pernah kekurangan pengunjung. Saat musim liburan tiba, biasanya akan tampak antrian kendaraan yang ingin mencicipi hidangan di tempat ini. Berkunjung ke Samosir, tak lengkap jika tak mencicipi Arsik Ikan Mas dan Babi Panggang khas Karo. Mencicipi dua makanan dari budaya yang berbeda di satu pulau.

BPK Lau Renun

Alamat: MR6W+47P, Tuktuk Siadong, Simanindo, Samosir Regency, North Sumatra 22395
Jam Buka: 11.00 – 21.00
No. HP: 081260898779
Lokasi: https://goo.gl/maps/JYjVhyzapJBC5HXC6

RM Lomak, Dari Nama Turun ke Lidah

Apa yang terbesit di benak kalian ketika mendengar nama Lomak? Mungkinkah sesuatu yang berlemak? Jika berlemak disini bersinggungan dengan kata enak, ya tidak salah. RM Lomak ini memang berarti “makan enak” atau “subur”. RM Lomak menjadi salah satu destinasi tim MaMa kalau sedang berkunjung ke Pulau Samosir. Warung makan yang tampilannya sederhana ini ternyata kaya rasa dan cerita.

Kami bertemu dengan dua wanita nyentrik yang menyapa begitu ramah dan penuh tawa. Seperti menyambut teman lama yang lama tak berjumpa, Novita Br. Sinaga dan ibunya Lodia Manurung melempar sapa kepada tim MakanMana yang sore itu singgah ke RM Lomak. Lodia Manurung  merupakan pemilik dari RM Lomak di Jalan Lingkar Tuktuk Siadong, Simanindo, Kabupaten Samosir. Berdua dibantu Novita lalu menjalankan tempat makan yang cukup dikenal di kalangan wisatawan.

Novita dengan sumringah bercerita bahwa pentingnya sebuah nama ketika membangun sebuah tempat makan yang menyajikan makanan khas Toba. Nama Lomak sendiri diambil dari nama anak pertama yang merupakan saudara laki-laki dari Novita Sinaga. Penting baginya untuk membuat sebuah nama agar ketika menyantap makanan, orang mengingat nama RM Lomak yang berhasil membuat lidah bergembira.

Babi Panggang, Babi Goreng, Ikan Bakar adalah tiga menu pertama yang disajikan oleh RM Lomak. Lalu, seiring waktu pengunjung yang berwisata ke Pulau Samosir ingin mencoba menu lain hingga berkembanglah menu tadi menjadi Nila Arsik, Nila Goreng, Ikan Mas Arsik. Urusan rasa, RM Lomak cukup konservatif. Pemilik turun langsung menjadi nakhoda di dapur. Bukan berarti tidak baik, ini artinya mereka mempertahankan resep langsung dari tangan utamanya.

Lomak Resto

Alamat: Lomak Restoran, Jl.Lingkar Tuktuk, Kecamatan Simanindo, Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara 22395
Jam Buka: 08.00 – 22.00
No. HP: 082250990629
Lokasi: https://goo.gl/maps/rpk47teKer91wSyD7

Artikel ini diulas oleh Sarah Muksin

Ulasan ini juga dapat dinikmati dalam bentuk video di Youtube MakanMana

Leave a Reply

Discover more from Makanmana

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading