Skip to content

Pondok Mingin, Tanjung Morawa (Closed)

  • by

Sebenarnya kawasan Tanjung morawa tidak begitu familiar bagi kami. Kebetulan minggu lalu kami kedatangan sahabat dekat dari Jakarta, sekaligus kami diundang untuk mengunjungi kediaman sahabat lain di daerah Tanjung Morawa, maka pada kesempatan itu kami menyempatkan waktu siang untuk singgah ke Pondok Mingin, yang sebenarnya juga milik salah satu teman dekat SMA.

Mungkin beberapa dari pembaca yang sudah melalang buana tidak terlalu sulit mencari tempat ini. Ada sebuah tugu yang menjulang tinggi sebagai landmark. Tugu abadi, sedemikian dinamakan, juga menjadi logo dari RM Pondok Mingin.

Rumah makan ini tergolong luas dengan pelataran parkir yang memadai. Ruangan makan dibagi menjadi 3 bagian, bagian luar open air, bagian dalam ber-AC, biasanya untuk kepentingan acara tertentu atau meeting, dan di bagian belakang ada lagi ruang makan dengan gaya lesehan. Sesuai dengan namanya, rumah makan ini tetap menjaga unsur-unsur dan suasana makan yang traditional dan ‘kampoeng’.

Disamping itu juga terdapat kolam ikan sebagai dekorasi yang menambah nilai estetik RM Pondok Mingin. Di sore yang tidak begitu panas, kami memilih untuk duduk di bagian depan. Di bagian samping pintu masuk, ada 2 styling yang ikut meramaikan menu makanan disini. Ada beberapa jenis makanan yang dihidangkan, mulai dari nasi dengan aneka lauk ala nasi padang/minang, atau anda dapat memesan ikan bakar/ayam bakar, serta bakso/mie sop.

Hanya sekilas melihat menu makanan disini, bisa dibilang harga yang ditawarkan tergolong murah. “Tidak seperti kota Medan, makanan disini tidak bisa mahal, dan harus banyak..” Begitu ucap Jupiter yang mengelola rumah makan ini beserta istrinya. Memang dari lauk yang dipesan, porsinya lumayan besar. Hal ini disesuaikan dengan pengunjung yang kebanyakan orang kantoran/pabrik yang berada di sekitar rumah makan tersebut.

Dengan harga yang sedemikian murah, bukan berarti rasa yang ditawarkan juga murahan. Beberapa menu yang kami suka ialah burung dara goreng, ikan bakar gurami, belut ijo dan sambal teri. Sedangkan untuk sup sayur asam rasanya masih kurang nendang, tapi porsinya besar.

Menutupi kuliner di sore hari itu, ada jus 4 rasa (pelangi) yang dihidangkan. Yang ini memang fresh untuk melepas dahaga di sore yang lumayan terik.

Langkah yang diambil rumah makan ini sepertinya sudah tepat mengingat target pasar yang kebanyakan buruh dan orang kantoran yang lebih memprioritaskan kuantitas dan harga. Ruangan yang cukup luas juga menjadi keuntungan tersendiri. Kami yakin, apabila rasa makanan ditingkatkan dengan harga tetap dipertahankan, RM Pondok Mingin akan menjadi primadona di kawasan Tanjung Morawa.

Pondok Mingin
Jl. Dahlan Tanjung no 8 (simpang Tugu Abadi)
Tanjung Morawa
061-7942215

10 thoughts on “Pondok Mingin, Tanjung Morawa (Closed)”

  1. menarik juga nic…
    tapi lebih menarik jika pengiklan mau bergabung dengan saya di dunia trading….

  2. uda post Raden resto yg di PJ.Nehru simp.jalan Taruma gak? baru buka,kmrn ada coba cumi goreng telur asin nya enak,harganya gak mahal2 bgt,porsi ya lumayan

  3. Dari Jl. H. Z. Arifin belok ke kiri ke jl. Cik Ditiro, kira2 4 rumah dari simpang empat di sebelah kanan jalan, seberannya toko besi dan bahan bangunan.

  4. uda coba nasi sayur ramdhani? letaknya di jl. ar. hakim tepatnya seberang yuki sukaramai… rasanya enak, harga kaki lima… antrian slalu panjang…

  5. Baru makan disini neh semalam, ayamnya enak, tapi pare nya bau banget…
    Tapi mengingat harganya murah yo wes lah.

  6. Minta review cafe baru yang ada di Multatuli, namanya Food Print Cafe. Makanmana udah pernah review mie udang yang di JL. T. Cik Di Tiro? Worth Trying.

Comments are closed.

Discover more from Makanmana

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading