Skip to content

Kopitiam Ong

  • by

Rumah tua dengan arsitektur campuran minimalis dan klasik ini selalu mengundang perhatian pelewat jalan Dr. Mansyur. Kami pun kagum oleh interior yang ditawarkan kedai ini. Beberapa foto kuno dan benda tradisional terpampang di dinding, begitu pula dengan meja dan bangkunya yang terbuat dari kayu dan berdaun meja marmer, sebuah karakter kopitiam klasik. Kami lalu ditawarkan menu, bedanya kedai ini menawarkan ragam menu, semuanya ditulis ala tempo doeloe, lucu juga…

pisang bakar

Kebanyakan dari kami hanya memesan menu minuman yang notabene terbuat dari kopi tentunya dan beberapa snack untuk mengisi perut di sore hari. Kopi moka, kopi ala vietnam drip, kopi durian float, kopi alpokat kotjok, salah satu dari beragam menu kopi yang ditawarkan kedai ini, sedangkan untuk snack kami memesan selat popiah, roti bakar isi kaya, dan pisang bakar. Sayangnya roti salju habis dipesan, kabarnya sih merupakan menu favorit, Oh well…

Makanan yang dipesan agak lama datangnya, sedangkan salah satu teman kami menggerutu menunggu tetesan dari drip coffee, tetapi suasana sore itu begitu santai ditemani lagu tempo doeloe dan… wifi?! Ya.. sempat terkejut sekaligus terkesan dgn fasilitas dari sebuah kopitiam hehe…

Kopi Alpokat Kotjok

mayoritas kopi yang dipesan terlalu manis walaupun tetap memberikan aroma yang baik. Harga yang ditawarkan cukup memadai, apalagi ditambah fasilitas wifi sehingga anda bisa berlama-lama di kedai ini. Masalahnya, seberapa lamakah anda sanggup duduk di bangku sambil ber-internet-an ria?

Kopi Moka
kopi durian float
selat popia
Roti Kaya

15 thoughts on “Kopitiam Ong”

  1. penggila nasgor

    Kopi Luwaknya mantap punnya Bro 1/4 baru dihargai 125.000,- kalo minum ditempat secangkirnya hanya 35.000,- murah banget..kopi tiam ong is the best…

  2. saya juga punya 1 set drip coffee dari vietnam tuh, dah lama di pajangkan di lemari kaca pembatas ruang tamu dan keluarga. Lum pernah dipake sih, tepatnya tak tahu pakainya. hahahaha…. rupanya mesti tunggu tetesan jatuh dari atas dan tata letaknya seperti itu.. entar saya cobain deh. 😀

  3. bkn di jl. dr mansur, tepatnya jl. setia budi, deket universitas medan area (UMA)

  4. Nice post! I like the idea using historic building then create a different yet unique style of shop. It’s like living in zaman belandaan gitu hehehe

Comments are closed.

Discover more from Makanmana

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading