Skip to content

Liberica Coffee, Focal Point Mal

  • by
liberica medan focal point

Daerah Setiabudi belakangan ini lambat laun menjadi sebuah area kuliner tersendiri. Kawasan yang dihuni oleh keluarga kelas menengah dan menengah keatas ini awal mulanya dimanjakan oleh hadirnya outlet standalone McD dan KFC. Setelah hadirnya Focal Point, beberapa outlet franchise mulai menempati boutique size mal ini, diantaranya Liberica.

liberica focal point

Penempatan outlet Liberica yang mainly ngejual kopi ini posisinya cuman dibatasi beberapa outlet dari Starbuck, dan diyakini keduanya bersaing untuk meraih pasar. Bedanya, Liberica menyediakan main course.

Sebenarnya kunjungan ini udah lama banget sih, dan Liberica was not in prime condition. Kunjungan kami saat itu selang beberapa hari dari Lebaran, so I guess the staff were not in the mood, dan banyak menu yang unavailable.

liberica espresso

Well then, karena diberitahu oleh salah seorang teman yang hobi kopi bahwa Liberica menyajikan salah satu espresso terbaik di kota Medan, maka berangkatlah kami di sore hari.

liberica coffee

Too bad though, fresh milk was out of stock. Jadinya ga sempat nikmatin milk based coffee. Espresso wise, very bold, low acidity and I kinda like it. Seharusnya kopi dengan low acidity goes well with latte, tapi sayangnya kami ga berkesempatan sore itu.

menu liberica
Not found in Starbuck
liberica medan

What bothers me to come back is… There is no non-smoking room. Awalnya kami pikir smokers sit outside, dan ruangan ber-AC didalam mal ditujukan untuk pengunjung non-smoking. Tetapi realitasnya tidak demikian, banyak meja yang digumpali asap rokok oleh sekumpulan anak muda. *Ga tau yah kalo sekarang masih begitu.

Now tell me how to enjoy a grilled chicken steak with the smell of cigarettes?

Just average grilled chicken steak
Just average grilled chicken steak + the smell of cigarettes
Good machine, good coffee. Too bad, not so good attitude towards non-smokers.
Good machine, good coffee. Too bad, not so good attitude towards non-smokers.

Di satu sisi, pengelola cafe harus mencari omset dan menjaga mayoritas customer yang merokok. Di sisi lain, pengelola juga harus menjaga profesionalisme dan etika. Merelakan smokers kecewa atau non-smokers.

Gimana pendapatmu mengenai hal ini? Bersediakah anda duduk dengan perokok di sebelah anda sambil menikmati hidangan?

16 thoughts on “Liberica Coffee, Focal Point Mal”

  1. liberica adalah cafe favorite saya di medan . Pelayanan yg terbaik selalu saya dapat kan , makanan yg enak juga . Untuk yg tidak merokok silahkan jauh2 . Tp buat perokok liberica adalah tempat yg sangat nyaman

  2. Hahahaha.. yang pastinya.. kalo gak tahan bau rokok, jauh2in deh Liberica. Tapi kalo kepengen rokok + ruang ac.. ya ke Liberica lah. Jaman sekarang ini, ruang lingkup komunitas perokok sudah mulai dikurangi di cafe2 atau resto. Hanya beberapa saja yang masih memberikan fasilitas buat para smokers

  3. Saya rasa bukan masalah brand. Dilarang merokok itu peraturan mal, makanya Starbucks tidak diperkenankan. Kalo karena brand Liberica lebih lemah dibanding Starbucks, lantas kenapa outlet lain tidak diperbolehkan juga?

  4. Karena starbuck sudah punya brand sehingga gak perlu khawatir kehilangan omset untuk mengusir perokok keluar.
    Kalau di liberica gak boleh merokok juga di ruangan ac para customer pasti memilih starbuck ngopi yg sudah lebih terkenal. Gak bisa dipungkiri bahwa mayoritas pecinta kopi adalah perokok.

  5. Sejatinya coffee shop tidak menjual makanan restoran. Kenapa Starbuck tidak memperbolehkan merokok di ruangan AC?

  6. Sejatinya liberica adalah coffee shop, bukan restoran. Dan sebagai coffee shop yg bersebelahan dengan starbuck saya rasa wajar manajemen liberica memperbolehkan merokok di ruangan ac, karena starbuck tidak membolehkan itu. Menurut saya liberica menyediakan kopi dgn rasa terbaik di medan, terutama cappucino nya. Soal makanan seperti yg saya bilang ini adalah coffee shop bukan resto.

  7. Barusan coba jg…agak repot jg emang apalagi pas ama tmn2 ada yg bawa anak kecil karena spt yg diblg diatas, kecampur ruangannya..smoking roomnya jg didlm area ac en cuman dibatasin pembatas sebatas pinggang gt dgn non smokingnya..hancur deh.

    Tuk kopinya rasanya benar2 padat seh, pas rasanya…sbg perbandingan kopi di wak noer aja skrg encer kali.
    Kebetulan jg ada pesan french friesnya en lagi2 spt yg diatas..gak ditiris lg minyaknya.

  8. Pernah nyoba fish and chipnya. Gak tau makan ikan ato minyak, minyaknya segitu banyak…

  9. @zhou_foodsnippets

    I experienced a not too pleasant service in my visit many months ago.
    Mau order, luamaaa banget baru keluar, mau bayar pun luamaaa banget baru keluar bill nya.
    I’m not a coffee person, so cannot comment much abt the coffee.
    Cheers,

  10. because buat para smokers temen ngopi yang enak itu ngerokok dan sebaliknya. padahal realitanya anak muda yang ngerokok paling juga cuma mesan secangkir kopi ampe bubar (ngemat bro)

  11. Ogah dah duduk di Cafe yang bercampur-campur area non smoker dan smoker… Kalau memang menu makanan dan minuman yang ditawarkan memang pantas diunggulkan, saya rasa nggak perlu mencemaskan bakal kehilangan omset hanya karena ‘mengusir’ perokok untuk ke area outdoor.

  12. Sampe sekarang masih begitu. Gak ada pembatasan buat yang rokok. Gw jadinya kesulitan mau ajak temen buat coba, karena dia sama sekali gak bisa cium aroma rokok. Makanan juga untuk keseluruhan, gak ada satupun yang kena di lidah. Buat pecinta kuliner sih, ini bukan tempat yang sesuai. Mungkin buat temen yang pengen hang out, ngopi dan rokok2 disini segmen yang tepat.

Comments are closed.

Discover more from Makanmana

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading