Madam Tiu Bak Kut Teh, Jalan Wahidin (Closed)

Berawal dari rekomendasi adiknya Bobby yang sudah beberapa kali mendesak untuk mencoba Bak Kut Teh ini, akhirnya pada sebuah kesempatan di hari minggu kami pun meluangkan waktu untuk mencoba masakan dari seorang ibu yang berasal dari Malaysia, tepatnya port Klang–sebuah kota pelabuhan yang terkenal akan Bak Kut Teh-nya.

Lokasi rumah makan ini cukup mudah ditemukan, yaitu di Jalan Wahidin ujung, 3 ruko setelah Jalan Negara. Dari penampakan gerainya sih anda bakal merasa down dan bingung, karena rumah makan ini sama sekali tidak terlihat seperti menjual Bak Kut Teh, yang ada malah mie pansit dan air tebu. Oh well… maybe Mie pansit, curry mie Kuala Lumpur, dan Pan Mie…

The bad news is… menu-menu tersebut ga dijual sama sekali! Kondisi rumah makan yang meragukan ditambah rasa kekecawaan setelah mendengar menu-menu tersebut tidak dijual lagi hampir membuat kami pulang. Namun beberapa saat kemudian, datanglah seorang tante dengan logat Hokkien Malaysia yang friendly menawarkan satu jenis makanan—Bak Kut Teh khas Klang.

Karena suasana rumah makan yang sepi, saya pun beranjak ke bagian dapur untuk ngobrol dengan tante yang lebih senang dipanggil Madam Tiu. Beliau bercerita bahwa dulunya pernah berjualan di Ipoh dan Kuala Lumpur sebelum akhirnya dijanjikan seorang partner sebuah masa depan yang lebih baik di Medan. Lokasi yang menurutnya kurang strategis pun menyebabkan bisnis mereka sepi dan akhirnya ditinggal pergi oleh partnernya (yang kemudian baru kami sadari kenapa Pan mie dan Curry Mie tidak dijual lagi).

Sambil menunggu pesanan, kami pun memesan seporsi kwetiaw goreng (18k). Auntie yang berjualan kwetiaw goreng ini juga pernah bekerja di Malaysia selama 7 tahun, dan saat ini setia menemani Madam Tiu yang kebingungan sebagai orang asing di Medan. Dari masakan kwetiawnya, ada sedikit pengaruh rasa dari Malaysia namun tidak obvious, mengingat bahan lokal yang dipakai untuk menyesuaikan harga dengan target market.

Ada 2 jenis Bak Kut Teh yang ditawarkan Madam Tiu, kuah dan kering. Yang kuah ini authentic Klang, karena benar-benar mengandalkan broth dan ramuan resep serta herbs yang digunakan. “If you see people eating Bak Kut Teh with a lot of stuff, it’s already modified…After all people get bored of eating soup only” Jawab Madam ketika kami tanya beda Bak Kut Teh-nya dengan Bak Kut Teh lain yang biasanya penuh dengan jamur, kulit tahu, tahu pong, dll.

Apabila anda pernah ke Klang sebelumnya, sangat jarang dijumpai Bak Kut Teh versi kering. Dry Bak Kut Teh ini populer di Kuala Lumpur, dan untuk menambah variasi, Madam Tiu pun menjualnya.

Wadah claypot dipanaskan terlebih dahulu, kemudian ditaburi ocra, dried chili, dan sedikit ikan asin… didiemin benter hingga aromanya keluar, lalu ditaroh daging yang berasal dari bak kut teh. Lumuri kecap manis, lalu diaduk hingga warnanya seragam, dan sebagai finale touch, Madam meneteskan sedikit chinese wine lalu segera menutup claypot dan langsung dihidangkan keatas meja. Begitu penutup claypot dibuka… Hhhhmm….this is da bomb! Aromanya begitu cetar sodara-sodara!

Lambat laun, kuliner dari negeri seberang mulai berdatangan ke Medan. Sebut saja Old Town Coffee, Ationg Hor Fan, 31 Pare House, Datin Ong yang baru buka di Center Point, dan masih banyak lagi. Kehadiran Madam Tiu sudah jelas melepas rasa keriduan akan nikmatnya bersantap Bak Kut Teh bersama temen-temen sewaktu kuliah dulu. Dan setelah mencicipi masakan Madam, saya tak harus lagi kembali ke Klang untuk menikmati Bak Kut Teh yang sesungguhnya. Highly Recommended!

Madam Tiu Bak Kut Teh (Klang)
Jl. Wahidin Ujung no 3C
0853 6126 8156